MEDIAINI.COM – Pisang adalah buah yang fleksibel. Ia bisa diolah menjadi apa saja, masuk ke dalam ranah cemilan hingga minuman. Pisang juga memiliki banyak manfaat dan punya kandungan nutrisi yang bagus untuk kesehatan. Gabungan dari keduanya, membuat pisang selalu dinanti oleh banyak orang.
Salah satu olahan buah pisang yang paling populer adalah pisang goreng. Pisang goreng biasanya jadi makanan pendamping teh hangat atau kopi panas di pagi hari. Pisang goreng mengalami modifikasi dari waktu ke waktu. Biasanya, pisang goreng biasa hanya akan ditambah beragam topping menggiurkan seperti coklat, gula halus atau selai mactha.
Tetapi, ada satu pisang goreng yang menarik sekali untuk dikulik kisahnya. Pisang goreng ini memang hanya ditambah madu sebagai pemanisnya, namun yang istimewa, ia sudah terkenal hingga negeri tetangga.
Si Hitam Manis yang Laris
Si hitam manis adalah sebutan untuk pisang goreng madu milik Bu Nanik, yang resepnya lahir sejak 2007. Awalnya, orang-orang tidak penasaran sama sekali dengan pisang gorengnya. Karena bentuknya yang tidak menarik, cenderung gosong, dan ukuran serta bentuknya tidak konsisten alias tidak sama satu dengan lainnya. Semuanya ini, sering dikeluhkan oleh para konsumennya.
Seiring berjalannya waktu, orang-orang yang belum pernah mencicip, mulai penasaran dengan rasanya. Akhirnya konsumen datang satu demi satu. Yang pernah datang, bisa dipastikan akan kembali lagi untuk mencicip lagi.
Resep Tercipta Tak Sengaja
Menurut penelusuran Mediaini.com, usaha ini berawal dari ketidaksengajaan Bu Nanik saat akan membuatkan cemilan untuk ibunya yang menderita diabetes. Sebagai pengganti gula, Bu Nanik menambahkan madu ke dalam olahan pisang gorengnya. Cemilan yang terhidang, ternyata enak dan menginspirasi Bu Nanik untuk memasarkannya di masyarakat luas.
Pemilik nama lengkap Nanik Soelistiowati ini membangun bisnisnya dengan kedua anaknya yaitu Kevin dan Michelle K, Molloy. Di balik kesuksesan pisang goreng madu Bu Nanik, kedua anaknya lah yang berperan besar dalam hal promosi hingga bisa memasarkannya ke luar negeri. Di Australia, pisang goreng madu Bu Nanik dijual seharga 10 dollar Australia dalam kemasan isi lima, plus menggunakan jasa titip.
Dalam mengolah produknya, Bu Nanik menggunakan pisang raja sebagai bahan baku utama. Pisang raja didapat dari Cianjur, Bogor, Semarang, bahkan Lampung. Setiap harinya, sejak pukul 03.30 WIB, Bu Nanik bisa dipastikan sudah berkeliling dapur mengecek produksi untuk memastikan cita rasa sajiannya konsisten, tak berubah.
Baca juga : Ingin Sukses Budidaya Pisang? Yuk Belajar dari Mbah Lasiyo
Jangkau 12 Kota di Indonesia
Dapur utama si hitam manis ada di Tanjung Duren, Jakarta Barat. Kini, pisang madu Bu Nanik sudah bekerja sama dengan logistic Paxel yang dapat mengirim paket dalam satu hari ke antar kota dan antar provinsi. Pisang goreng madu milik Bu Nanik sudah biasa mengirim 3 hingga 4 ton per hari ke 12 kota di Jawa dan Bali.
Untuk promosi, Bu Nanik memiliki akun Instagram yang jumlah follower-nya sudah mencapai 22,5 ribu orang. Ia juga bekerja sama dengan Go Food, dan pada 2017 berhasil raih merchant Go-Food sebagai makanan terlaris. Selain itu, kedua anaknya membantu juga dalam pemasaran dan berkolaborasi dengan Tokopedia, Gojek, Grab, brand transportasi, brand kemasan dan lain-lain. Digencarkan lewat penjualan via online, pisang goreng madu yang biasanya hanya membutuhkan dua peti pisang per harinya, sekarang mencapai dua truk pick up full pisang.
Kini Bu Nanik memiliki sekitar 90 orang karyawan, dimana 20 di antaranya adalah karyawan lama yang sudah bersamanya sejak bisnis ini pertama berdiri. Ia menyediakan mess karyawan untuk tinggal, dan setahun sekali mengajak outing atau sekadar makan di luar. Ke depannya, Bu Nanik berkeinginan untuk memberangkatkan umrah para karyawannya.
Baca juga : 7 Inspirasi Bisnis Olahan Pisang, Mana yang Paling Mudah Cetak Keuntungan?
4 Resep Sukses Si Hitam Manis
12 tahun sudah Bu Nanik berbisnis. Jatuh bangun sudah pasti. Tapi untuk terus survive, ia memiliki beberapa resep rahasia.
Pertama, adalah terus belajar. Seperti dulu ketika ia belajar mencari pengganti gula agar ibundanya tetap bisa mengonsumsi manis.
Kedua, hilangkan gengsi. Meski penampilan tak sempurna, tapi belum tentu citarasanya juga tak enak. Persis seperti wujud dari pisang madunya.
Ketiga, terus kerja keras dengan komitmen. Bu Nanik pernah memasarkan produknya lewat brosur yang dibagikan kepada khalayak umum. Saat bertemu dengan salah satu personil Project Pop, Bu Nanik juga memberikan tester produk juga brosurnya. Kemudian hasilnya, Bu Nanik ditelepon mendapatkan banyak pesanan.
Terakhir, cerdas pilih partner bisnis. Baik partner kemasan ataupun paket pengiriman. Bu Nanik sendiri pilih Paxel dengan mempertimbangkan sisi packaging juga waktu pengiriman yang cepat. Hal ini lantaran konsumen Bu Nanik kebanyakan dari luar kota dan butuh waktu kirim yang kilat. (Gusti Bintang K.)
Discussion about this post