MEDIAINI.COM – Indonesia merupakan negara yang kaya akan budaya, yang menjadi modal dalam menggerakkan perekonomian. Salah satunya adalah keragaman kain setiap daerah. Kain tradisional ini bisa dijadikan sebagai salah satu bisnis yang menjanjikan.
Inovasi Produk Kekinian dari Kain Endek
Tote Bag Dari Culture Project
Kain daerah yang memiliki daya tarik adalah kain endek Bali. Kain ini bisa diproduksi menjadi produk-produk baru kekinian yang disukai generasi milenial. Salah satunya dengan membuatkan tote bag. Langkah ini sudah diambil oleh Ni Nengah Yusmiari dari Klungkung, Bali.
Usaha tote bag kekinian ini sudah dilakoninya sejak Oktober 2019. Usaha yang juga dirintis untuk menyelamatkan lingkungan dengan mengurangi penggunaan plastik ini diberi nama Culture Project. Tote bag yang dibuat dengan kombinasi kain endek ini dibanderol dengan harga Rp 70 ribu- Rp 100 ribu. Customer bisa menentukan sendiri ukuran dan warna kanvasnya. Ke depan, Yusmiari juga akan menambah inovasi dengan menghadirkan pouch.
Kreasi Masker Lady Athalia
Inovasi lain hadir dari Lady Athalia. Di tangannya, kain endek diproduksi menjadi masker yang tentunya sangat menjawab kebutuhan di tengah pandemi saat ini. Bahkan, kain ini juga diinovasikan dalam bentuk ikat rambut dan bandana.
Di awal pandemi semua bisnis mengalami penurunan. Namun, kain endek sudah mulai diterima oleh masyarakat. Inovasi produknya pun bisa dikatakan tidak terdampak pandemi. Justru mengalami peningkatan.
Baca juga: Seluk Beluk Kain Endek dan Kain Tenun Bali Lainnya
Dari Limbah Menjadi Berkah
Dari limbah menjadi berkah. Pengolahan kain endek juga bisa dilakukan hanya dari sampah. Adalah Amik Dwiokta Matalia yang mengolah sisa kain endek tidak terpakai menjadi barang yang lebih bernilai. Dengan brand Medusha Collection, Amik membuat berbagai aksesoris seperti jepit rambut. Ide ini dia dapatkan saat KKN di Bali.
Dalam dua minggu, Amik bisa mendapatkan pesanan 200 pcs. Dalam satu bulan, Amik bisa menerima pesanan lebih dari 500 pcs. Dengan usaha yang dimodali Rp 500 ribu, dara muda ini sudah bisa mempekerjakan 20 karyawan.
Contoh usaha lain yang memanfaatkan limbah kain endek adalah usaha yang digawangi Kadek Widiastuti. Dengan merek Radjas Style, Widiastuti membuat alas kaki untuk laki-laki, aksesori rambut, dan hand bag.
Alas kaki buatannya berbahan kulit domba dan sapi asli. Sebagai sarana inovasi, dia pun menggunakan kain endek agar lebih menarik. Pelanggannya tidak hanya berkisar Pulau Bali saja, tetapi juga luar Bali. Dalam satu bulan, Widi bisa memproduksi hingga 80 pasang alas kaki. Ada pun pemasaran dari alas kaki ini dibanderol Rp 115 ribu hingga Rp 300 ribu.
Tips Memulai Bisnis Kain Tradisional
Apakah berminat untuk mengangkat budaya daerah? Jika iya, segera lakukan! Tentukan target marketnya. Dengan begitu, langkah-langkah selanjutnya akan lebih mudah. Termasuk dalam menentukan strategi pemasaran.
Anda pun bisa melakukan survei sehingga dapat menentukan harga yang rasional berdasarkan target market dan biaya produksinya. Jika target market, strategi pemasaran, dan harga sudah ditentukan, saatnya mencari supplier bahan baku untuk produksi. Di sini Anda juga bisa berinovasi agar produk yang dijual berbeda. Anda juga harus memperhitungkan berapa modal yang dibutuhkan untuk memulai usaha ini. (Tri Puspitasari)
Discussion about this post