MEDIAINI.COM – Banyak orang menyangka bahwa edamame atau kedelai sayur adalah sayuran khas Negeri Sakura dan hanya ada dibudidayakan di sana. Padahal edamame, adalah komoditas ekspor nasional. Di Jember, edamame di produksi besar-besaran untuk keperluan ekspor.
Pada tahun 2019 lalu, Indonesia berhasil mengekspor kudapan yang kaya akan protein ini sebanyak 6.790,7 ton. Jumlah ini naik 715,7 ton jika dibanding nilai ekspor tahun sebelumnya. Jumlah produksi yang besar ini, lebih dari setengahnya dipasok dari daerah Jember.
Asal Usul Edamame Jember
Sejak tahun 1990, Indonesia mulai serius menanam edamame di kawasan Bogor, Jawa Barat. Benih pertamanya didatangkan langsung dari Jepang. Usaha serupa, kemudian mulai dikembangkan di kota lain termasuk Jember.
Jember misalnya, kota ini baru memulainya pada 1994. Pengembangan edamame dikelola langsung oleh PT Mitratani Dua Tujuh yang merupakan anak perusahaan dari PT Perkebunan Nusantara X. Tak membutuhkan waktu lama, Jember langsung menjadi pemasok terbesar edamame bagi kebutuhan ekspor maupun konsumsi dalam negeri.
Dari awal berdirinya PT Mitratani Dua Tujuh, perusahaan ini memang fokus untuk mengembangkan edamame. Di masa-masa awal, benih edamame masih diimpor dari Jepang. Namun, sejak tahun 2006 Mitratani berhenti impor dan melakukan multiplikasi benih edamame secara mandiri.
Selain mengekspor edamame dalam keadaan segar, PT Mitratani Dua Tujuh juga melakukan beberapa inovasi produk. Salah satunya dengan membuat JUSME, minuman yang terbuat dari sari edamame dengan aroma pandan.
Edamame Jember Mendunia
Berdasarkan penelusuran data yang dilakukan Mediaini.com, kualitas ekspor edamame asal Jember sudah tak diragukan lagi. Sudah lebih dari 20 tahun edamame produksi Mitratani ini laris di pasar luar negeri, seperti Jepang, Eropa, Kuwait, Malaysia, Australia, dan Amerika Serikat.
Porsi pasar ekspor saat ini didominasi oleh Jepang. Negara ini memang terkenal gemar mengkonsumsi edamame secara harian. Sebanyak 80 persen ekspor, semua dialirkan ke negeri matahari terbit tersebut.
Kepercayaan Jepang ke produk edamame Jember terbentuk atas dasar kualitas. Tak jarang, orang Jepang datang langsung ke Indonesia untuk melihat bagaimana penggunaan pestisida sekaligus mengontrol kualitas tanaman edamame.
Kepercayaan tersebut membuat Jepang juga berani meminta pesanan khusus, yakni edatsuki. Edatsuki, sebenarnya sama dengan edamame, hanya saja tangkainya belum dibuang. Edamame yang masih menyatu dengan tangkai ini merupakan kudapan premium bagi warga Jepang. Di Jepang, edatsuki masuk ke kelompok kudapan mahal dan bergengsi.
Baca juga : Jember Festival Carnival (JFC), Agenda Wisata Tahunan yang Akan Kembali Digelar di 2021
Manfaat Edamame Bagi Kesehatan
Edamame memiliki segudang manfaat yang baik bagi tubuh. Kacang kedelai yang biasa dipetik ketika masih muda dan lunak ini tinggi akan kandungan protein nabati. Selain itu, kandungan vitamin C dan B yang tinggi juga membuatnya dikenal sebagai camilan yang bisa menjaga daya tahan tubuh.
Edamame juga mengandung antioksidan yang tinggi yang baik untuk menjaga kestabilan jantung dan darah tinggi. Antioksidan ini akan merusak lemak jahat yang menempel di dalam tubuh. Per 50 gram edamame, bisa menurunkan kadar kolesterol LDL sebanyak 3 persen.
Kudapan sehat ini juga dikenal anti kanker, terutama kanker prostat dan kanker payudara. Journal of Agricultural and Food Chemistry mencatat kandungan isoflavon di dalam edamame dinilai bisa menghambat pertumbuhan kanker.
Jika dikonsumsi secara rutin, makanan yang masih tergolong sayuran ini juga bisa bermanfaat melancarkan pencernaan. Pasalnya, kandungan seratnya cukup tinggi. Sedangkan kandungan vitamin K yang juga ada di edamame berfungsi untuk mempercepat proses pembekuan darah. (Chelsea Venda)
Discussion about this post