MEDIAINI.COM– Ketika Covid-19 merangsek ke segala arah, bisnis di bidang kecantikan nyatanya tetap berseri-seri. Bisnis ini tak kehilangan konsumennya, nilai perdagangan tetap tinggi seperti sebelum pandemi.
Hanya saja, konsumen produk-produk kecantikan atau yang biasa disebut beauty enthusiast, mengubah pola belanjanya. Yang semula menikmati belanja offline ke gerai kecantikan langsung, kini lebih banyak yang menyerbu ranah daring. Berjubel di ruang-ruang marketplace.
Beberapa produsen kecantikan merasakan kenaikan penjualan via online ini. Head of Public Relations Sociolla, Febrina Herlambang, mengatakan bahwa para beauty enthusiast menjadikan platform daring untuk tempat berbelanja produk-produk kosmetik.
Lantas bagaimanakah peluang bisnis klinik kecantikan di masa pandemi ini? Berikut penelusuran dan kompilasi data yang dilakukan Mediaini.com.
Melirik Peluang Bisnis Klinik Kecantikan
Angka beauty enthusiast makin bertambah dari tahun ke tahun. Angka penjualan produk kecantikan juga selalu mengalami kenaikan yang signifikan. Kedua hal ini, tentu saja berimbas ke bisnis kecantikan lain seperti klinik kecantikan.
Menurut konsultan Klinik Kecantikan Immoderma Semarang, dr. Ayuningtyas Utami, peluang bisnis kecantikan semakin bagus lantaran makin banyak orang sadar dengan kecantikan dan kesehatan kulit, wajah serta bagian kewanitaan.
Karena angka beauty enthusiast makin tinggi, maka makin terbuka lebar pula peluang bisnis di bidang ini. Menurut Titik Wahyudianto, pemilik klinik kecantikan Griya Cantik Putri Skincare & Beauty Salon di Probolinggo, selama semua wanita berkeinginan tampil cantik maka selama itu pula peluang bisnis klinik kecantikan akan tetap bersinar-sinar.
Modal dan Omzet
Untuk terjun ke bisnis kecantikan, modal memang harus besar. Modal ini untuk membeli peralatan kecantikan berteknologi terkini, juga membeli produk-produk kecantikan yang sesuai permintaan pasar dan tentu saja yang aman dan terdaftar di BPOM. Namun bila modal terbatas, Anda bisa memulainya dengan membangun gerai kecantikan dengan alat-alat sederhana dahulu.
Modal di sini, digunakan pula untuk mempekerjakan ahli kecantikan yang sudah ahli di bidangnya, yaitu dokter spesialis penyakit kulit. Adanya ahli spesialis di gerai Anda, akan meningkatkan mutu dan branding bisnis Anda.
Tentang omzet, para pebisnis kecantikan mengaku bahwa usaha mereka menjanjikan laba yang tak sedikit. Aisyiah, pemilik klinik kecantikan Fennita Nanda di Jakarta, mengaku mendapatkan omzet sekitar 60 hingga 80 juta rupiah setiap bulannya. Dengan laba bersih sekitar 50% dari omzet utuh yang diterima.
Tips Memilih Pasar
Salah satu cara sukses berbisnis klinik kecantikan adalah jitu dalam membidik pasar. Menurut Aisyiah, jika modal terbatas, maka sasarlah dulu pasar menengah ke bawah. Selain pasar ini ramai, juga Anda bisa membuka gerai hanya dengan produk dan teknologi yang sederhana. Setelah bisnis berkembang dan rekening cukup gendut, maka ubahlah pasar menjadi menengah ke atas.
Aisyiah melakukan tips ini ketika awal mula terjun ke bisnis kecantikan. Dengan modal 5 juta rupiah, ia membidik pangsar pasar menengah ke bawah. Ketika itu, omzetnya sekitar 15 juta per bulan.
Sedangkan Lianaka Clinik, awalnya dulu membidik usia 25 tahun hingga 60 tahun ke atas. Demi melihat kebutuhan para remaja, maka Lianaka mulai mengubah haluan. Yaitu mengeluarkan acne series untuk menjaring usia remaja yang bermasalah dengan kulit berjerawat.
Jika jeli membaca peluang pasar, maka Anda akan bisa melakukan inovasi-inovasi produk dan pasar seperti yang dilakukan oleh Lianaka Clinic ini.
Baca juga : Lianaka Clinic, Dorong Perempuan Cintai Kecantikan Secara Alami
Bertahan di Pandemi
Perubahan gaya hidup karena pandemi mau tak mau berimbas ke sistem kerja produsen produk kecantikan juga. Semua harus berbenah, mengikuti protokol kesehatan. Febrina mengatakan bahwa Sociolla memastikan semua produk yang diperjualbelikan sacara online sudah melalui penyemprotan desinfektan terlebih dahulu sebelum dikirim ke para beauty enthusiast.
Sociolla juga menyediakan live chat di Sociolla.com demi memberikan peluang para beauty enthuasiast berkonsultasi langsung dengan beauty consultant.
Sedangkan di klinik-klinik kecantikan, mereka juga menerapkan standar baru demi memenuhi protokol kesehatan sesuai anjuran pemerintah. Seperti mengenakan masker, pembatasan jumlah pelanggan tiap hari, booking perawatan secara online, dan pembayaran secara cashless.
Sedangkan jika Anda ingin meningkatkan branding di kala pandemi, tak ada salahnya membidik produk kecantikan yang laris manis di beberapa bulan terakhir ini. Menurut Febrina, Work From Home atau WFH membuat beauty enthusiast membanjiri produk self care seperti serum, pelembab dan masker. Peluang ini bisa Anda ambil untuk meningkatkan revenue. (IntenEsty).
Discussion about this post