MEDIAINI.COM – Siapa yang tak suka dengan mie instan? Mie dengan rasa enak, harga murah dan pengolahan yang mudah ini menjadi menu harian banyak orang terutama para mahasiswa yang jauh dari rumah. Karena selalu dicari banyak orang, peluang bisnis warung mie instan pun jadi sangat menjanjikan.
Di sekitar kampus atau di wilayah perkantoran biasanya mudah menemukan warung mie instan. Mereka menamainya dengan Warmindo. Warmindo ini tak pernah sepi didatangi pelanggan, terutama ketika jam-jam makan siang atau makan malam.
Salah satu pemilik Warmindo, Yadi, mengaku sudah berjualan sejak tahun 2008. Dari bisnis jualan mie instannya di daerah Palmerah, ia mengatakan sudah bisa membangun sebuah rumah di kampung halamannya.
Omzet Warmindo ini tak main-main, Yadi menyebut pendapatan bersihnya per bulan bisa mencapai Rp 12 juta. Namun, uang tersebut masih harus dipotong uang sewa tempat dan gaji lima orang karyawannya. Jika dihitung harian, pendapatan bersihnya bisa sebesar Rp 400 ribu per hari.
Tapi membuka Warmindo bukannya tanpa kendala. Yadi mengaku sering kesulitan memutar uang, sebab beberapa pelanggannya masih ada yang berhutang.
Sementara itu, Dadang, yang memulai bisnis Warmindo lebih dulu mengatakan omzetnya bisa mencapai Rp 1,5 juta dalam sehari. Warmindo miliknya sudah ada sejak tahun 1990-an.
Dulu, dengan modal Rp 25 juta ia nekat hijrah dari pekerjaan lamanya sebagai kuli bangunan menjadi pebisnis kuliner. Tempatnya yang berlokasi ramai, di sekitar Taman Tekno, BSD City Tangerang, membuat Warmindonya berani buka 24 jam.
Peluang Usaha Warmindo
Mie instan merupakan makanan yang disukai hampir semua kalangan. Tak heran, bisnis Warmindo semakin menjamur dimana-mana. Bisnis Warmindo termasuk bisnis yang mudah dalam modal karena bahan baku yang gampang dicari.
Untuk komponen utamanya, mie instan, biasa dijual di supermarket dan minimarket juga pasar tradisional. Bahan topping pendampingnya seperti telur dan sawi juga tersedia di pasar tradisional.
Modal mendirikan Warmindo juga terjangkau. Warmindo bisa dibuat di teras rumah, sehingga tidak perlu menyewa lahan lagi. Namun jika wilayah rumah kurang ramai, bisa mencari tempat yang lebih strategis. Tak perlu sewa kios, membuka warung saja dalam bentuk tenda kaki lima.
Satu dus mie instan, harganya berkisar Rp 99 ribuan. Untuk tahap awal paling tidak membutuhkan lima dus mie instan dengan harga total Rp 497.500. Sebagai pelengkap, sediakan sayur, telur, cabe, saus, dan kecap yang diperkirakan menghabiskan Rp 300 ribu.
Jika dalam satu hari bisa menjual 30 mangkuk mie instan dengan harga per mangkuknya Rp 10 ribu. Maka dalam waktu satu bulan omzet Warmindo bisa menyentuh angka Rp 8,4 juta.
Di Warmindo juga bisa menjual menu lain agar lebih variatif seperti kopi, gorengan, bubur kacang hijau, dan berbagai macam jajanan ringan lainnya.
Baca juga : Mie Instan Naik Kelas, Ini Kafe yang Tawarkan Menu Mie dalam Racikan Istimewa
Mie Instan Diakui Dunia
Baru-baru ini mie instan asal Indonesia diakui dunia sebagai salah satu yang terenak. Ya, pemenangnya adalah Indomie, produk mie instan asli dalam negeri ini dianggap sebagai mie terenak versi Los Angeles Times.
Menurut Lucas Kwan Peterson, seorang ahli yang mengerjakan survei, mengatakan bahwa minyak bawang, kecap dan saus di Indomie bercampur dengan sempurna. Terlebih campuran bumbu kering dan bawang goreng menjadi nilai tambah yang membuat mie asal Indonesia ini layak jadi juara
Indomie memang bukan pemain baru di dunia mie instan Indonesia, ia bahkan sudah mulai melebarkan sayapnya sejak tahun 1970-an.
Diluncurkan pertama kali dengan varian rasa kuah ayam dan rasa sari udang, kini Indomie telah memiliki puluhan rasa baru yang tak kalah enaknya. Ekspansi Indomie dimulai dari tahun 1998 melalui perusahaan Dufil.
Indomie kemudian masuk ke Nigeria, tak butuh waktu lama agar mie asal Indonesia ini laku di pasaran. Bahkan masyarakat Nigeria sudah menjadikan Indomie sebagai bagian dari makanan pokok pengganti nasi. Sebab harganya murah dan cukup untuk mengganjal perut lapar. (Chelsea Venda)
Discussion about this post