MEDIAINI.COM – PT Kawan Lama Sejahtera sebagai penyedia solusi industri di Indonesia sukses menggelar agenda rutin Kompetisi Metrologi 16 Maret hingga 9 Maret 2021 lalu. Melalui Kompetisi Metrologi Kawan Lama 2021 Khusus Guru SMK Tingkat Nasional, komitmen PT Kawan Lama Sejahtera meningkatkan kemajuan pendidikan khususnya pengembangan kompetensi guru SMK di bidang pengukuran dimensi atau metrologi sangat teruji.
Direktur PT Kawan Lama Sejahtera, Albert Primusanto dalam rilis yang diterima redaksi menyampaikan jika kompetisi yang digelar bekerjasama dengan Pusat Prestasi Nasional (Puspresnas) Kemendikbud memang ingin berkontribusi memajukan pendidikan dunia vokasi Indonesia. Terutama memperkuat kualitas guru SMK dengan kompetensi metrologi khususnya pada peminatan teknik mesin dan otomotif.
Mediaini berkesempatan mewawancarai salah satu pemenang bernama lengkap Teguh Arifin. Guru SMK Muhammadiyah Pakem yang berhasil memboyong juara II dan menyisihkan banyak guru berkualitas lainnya.
Modal Latihan dan Niat Cari Referensi
Pria kelahiran Kebumen, 3 April 1994 ini tercatat telah mengajar selama 2 tahun 5 bulan di SMK Muhammadiyah Pakem, Kabupaten Sleman. Awalnya mengetahui informasi lomba dari email yang sempat tak terbaca dan baru mengetahui pada tanggal 28 Januari lalu. Kemudian langsung melakukan riset tentang kompetisi dan memperhitungkan peluang. “Saya lihat hasil lomba tahun 2019 dan merasa yakin untuk bisa optimal lalu saya konsultasi dengan kepala sekolah karena biaya pendaftaran yang cukup lumayan. Alhamdulillah, dapat dukungan untuk memfasilitasi dan langsung daftar pada tanggal 31 Januari,”ceritanya.
Setelah mendaftar, Teguh melihat data para peserta kompetisi yang dikoordinir oleh panitia. Mulai dari senior hingga guru SMK nya saat sekolah ternyata menjadi peserta. Teguh semakin terpacu untuk mempersiapkan diri lebih baik. Berbekal niat dan tekad yang kuat, Teguh gencar mencari referensi berbagai alat pengukuran untuk mendalaminya.
Salah satu strateginya dengan kembali ke laboratorium kampus lamanya untuk berlatih. Selain itu, Teguh pun mulai mencari referensi baik dari sumber buku hingga internet. “Saya belajar semua materi salah satunya kanal YouTube Mitutoyo America Corporation. Saya makin termotivasi karena belum pernah menggunakan alatnya. Kebetulan yang familiar hanya Vernier caliper dan outside micrometer. Belum pernah mencoba dial caliper, dial height gage, dial test indicator makanya jadi makin semangat untuk belajar,”ujarnya.
Usahanya tak sia-sia, rutin berlatih di Laboratorium Metrology Mesin UNY sambil mengajak tiga siswanya ikut belajar bersama. Teguh melaju di babak final dan mempersiapkan diri belajar teori dan praktik. Alhasil, buah kerja kerasnya terbayar. Membawa nama SMK Muhammadiyah Pakem berada di urutan kedua dalam ajang Kompetisi Metrologi Kawan Lama 2021 Khusus Guru SMK Tingkat Nasional.
Punya Mimpi Makin Besar
Kemenangan Teguh dalam ajang kompetisi metrologi ternyata semakin membuat guru milenial ini membangun mimpi yang lebih besar. “Melalui prestasi ini harapannya murid juga ikut termotivasi belajar metrologi dan ikut mencetak prestasi pada kompetisi berikutnya,”jelasnya.
Meskipun sekolah memiliki keterbatasan alat ukur untuk belajar, Teguh mengaku tak menyerah untuk menulari semangat belajar soal pengukuran. “Memang saya tidak langsung pegang kelas X yang mempelajari metrologi tapi sering ikut membantu guru-guru senior yang mengajar. Alat ukur yang dimiliki pun juga terbatas, tapi murid kan harus punya pengalaman. Saya usahakan mencarikan alat ukur meskipun tidak berfungsi maksimal. Seperti alat ukur yang angkanya sudah hilang, pudar tapi bisa dipegang untuk belajar. Untuk praktik saya pun membawa benda kerja seperti piston, katup, camshof dan komponen lain agar murid bisa langsung belajar mengukur,”jawabnya.
Teguh juga mengisahkan jika masih banyak anggapan remeh mengenai metrologi. “Kadang kan orang sedikit menyepelekan metrologi padahal jika didalami banyak sekali kegunaannya. Apalagi jadi modal untuk industri jadi komitmen PT Kawan Lama Sejahtera wajib diapresiasi karena mau memotivasi para guru seperti saya,”ucapnya.
Semakin mengenal metrologi, Teguh mengakui jika semakin ingin berkembang dan membangun mimpinya. “Membuat mini lab untuk metrologi di sekolah agar murid-murid bisa semakin tertarik. Mungkin saja mereka nantinya tak hanya mampu mengukur dan membaca hasilnya tapi bisa juga melakukan modifikasi seperti menciptakan outside micrometer dalam ukuran yang besar untuk memudahkan pembelajaran,”harapnya.
Saat ditanya mimpi besar lain yang juga dimiliki, guru milenial ini pun dengan cepat menjawab kolaborasi. “Kalau bisa membangun kesempatan berkolaborasi terutama untuk metrologi ya maunya dapat pendampingan dari Mitutoyo sebagai mitra PT Kawan Lama Sejahtera. Kemudian belajar langsung untuk mengembangkan mobil listrik bekerjasama dengan Lentera Bumi Nusantara dengan Pak Ricky Elson menjadi mimpi selanjutnya,”jawabnya dengan penuh doa.
Discussion about this post