SEMARANG, MEDIAINI.COM – Manusia diciptakan berbeda-beda setiap individunya. Hal tersebut menandakan bahwa setiap manusia memiliki kapasitas mental masing-masing dengan porsi yang berbeda-beda pula. Namun, hal ini berbeda dengan Radhend Rifky yang ditemui tim MEDIAINI.com pada (4/2/22) lalu.
CEO dari Radhend Industry ini mengajak MEDIAINI.com untuk membahas mengenai mentalitas bisnis anak muda. Rifky, sapaan akrabnya menjelaskan jika sebenarnya mental seseorang entah entrepreneur ataupun seorang karyawan sebenarnya hampir sama, menurut Rifky, yang membedakan adalah visi misi, tujuan dan semangat mereka.
Berawal Dari Middleman
Rifky menceritakan awal mula bagaimana dia menjalankan bisnis konveksinya yang diberi nama Radhend Industry. Awal mulanya Radhend Industry berjalan tanpa adanya modal, modalnya hanya yakin dan nekat. Karena awalnya bisnis konveksi ini terbentuk dari makelaran dimana jika ada orderan dilempar ke tempat teman yang sudah punya vendor.
“Setelah itu kita membuat sebuah market yang lingkupnya teman-teman disekitar saya, supaya teman-teman saya tahu kalo mau membuat kaos atau mau membuat merchandise seperti yang mereka inginkan itu bisa kami kerjakan, jadi branding seperti itu yang kami terapkan. Lalu perlahan-lahan kita mulai mendapatkan kepercayaan customer dan kita bangun pelan-pelan dengan cara menyebarkan informasi dari mulut ke mulut.” Jelas Rifky.
Modal Minim, Perkuat Relasi
Menjalankan bisnis tanpa modal bukan hal yang tak mungkin, namun tak pula mudah, itu yang disampaikan Rifky. Rifky sendiri menuturkan jika dia tidak memiliki background bisnis dari kedua orang tuanya. Yang dia lakukan hanya seratus persen terjun belajar dari nol dan memanfaatkan relasi yang telah dimiliki.
“Dari perjuangan dalam membangun bisnis maka mentalitas akan terlihat. Memang modal berupa materi pasti ada, namun yang paling penting adalah memiliki modal mentalitas bisnis dengan niat, tujuan, dan visi misi yang seperti apa. Kita belajar dari nol, kita tidak tahu manajemen itu seperti apa, dan market kita seperti apa. Tapi tentunya kita harus mau belajar.” Tambah Rifky.
Ya, Rifky yang juga memanfaatkan relasi tongkrongannya sebagai media promosi ini memang cukup jeli melihat peluang yang saat ini tengah digemari anak muda.
Terakhir, Rifky berpesan kepada anak muda yang tengah membangun bisnis, jangan takut untuk mengambil resiko, jangan takut untuk gagal. Yang paling penting adalah mencoba terlebih dahulu, karena jika memulai usaha di usia muda, resiko yang diambil tidak akan terlalu berpengaruh dibanding dengan memulai usaha saat sudah memiliki keluarga.
“Ambil saja kesempatan yang ada, entah itu gagal atau berhasil, itu adalah sebuah resiko yang harus kita hadapi. Yang paling penting adalah kita berani mencoba, asalkan kita mau mempelajari itu, maka mungkin tingkat kegagalan yang kita terima tidak akan seratus persen.” Tutup Rifky (Nashih)
Discussion about this post