SEMARANG, MEDIAINI.com – Menjadi seorang pengusaha sukses dikala masih muda adalah sebuah harapan dihampir setiap insan.
William Nugraha kusumo widagdo,Bsc (34), lulusan teknik pangan di Australia. Saat masih kuliah, ia pernah bekerja sebagai tukang goreng ayam, tukang buang sampah sampai menjadi loper koran untuk membiayai hidupnya disana.
Setelah menyelesaikan kuliahnya dan kembali ke Indonesia, William mengawali usahanya dengan membuat pabrik tepung ikan, yang menjadi bahan dasar pakan ternak di usia 23 tahun.
Sebelum membuat mesin tepung ikan, ia menjelaskan bahwa perusahaan tepung ikan yang besar ada di norwegia. karena dirasa terlalu jauh, dan ternyata perusahaan tersebut mempunyai pabrik di Thailand, William memutuskan untuk berangkat ke Thailand.
“setelah sampai sana (Thailand), saya masuk ke pabrik melihat – lihat mesin dan cara kerjanya, lalu saya menggambar ulang setibanya di Indonesia”. Jelasnya saat ditemui Mediaini.com (18/3/2020).
Setelah gambar selesai dibuat, kemudian ia serahkan gambar tersebut kepada ahli mesin untuk dibuatkan mesin tersebut.
“di norwegia harga mesin ini mencapai 15 – 20 miliyar, terus di thailand 5 miliyar, dan saya buat sendiri dari uang hasil kerja ketika masih kuliah di Australia, habisnya sekitar 50 juta-an”. tambahnya.
Tidak lama kemudian William membuka pabrik tepung ikan tersebut di kota Rembang Jawa Tengah.
Sempat tidak dipercaya akan kualitas produknya, namun dengan kegigihanya ia mampu meyakinkan perusahaan pakan ternak untuk membeli produknya dan terjadi kesepakatan kerjasama.
Dengan pabrik yang tebilang masih kecil, namun mampu mengirim 100 ton per bulan. lalu William membuat usaha lain dengan mendirikan pabrik es di rembang.
Namun usaha tepung ikan tidak berjalan sesuai harapan setelah melonjaknya harga bahan dasar tepung ikan sebagai persaingan bisnis.
Ia mengaku pernah memesan 2 truk ikan, setelah dicek ternyata busuk dan harus membuang semua ikan tersebut. “Padahal harga ikan satu truknya saat Itu seharga satu motor matic”. tambahnya.
Kemudian tidak sampai setahun, ia memutuskan untuk menutup pabrik tersebut. “lalu saya fokus pengembangan pabrik es yang sekarang sudah ada 2 unit” tandasnya.
Jatuh bangunya dalam dunia bisnis memang tidak menjadi hal yang aneh, asal kita niat berusaha, saling menghargai dan menikmati serta bersyukur pasti akan berhasil.
Tiga tahun lalu usahanya merambah ke properti dengan membuka kantor Century 21 Platinum Semarang.(Praditya Wibisono)
Discussion about this post