MEDIAINI.COM – Tren wisata halal terus meningkat setiap tahun namun masih banyak yang salah kaprah dengan definisi wisata halal. Banyak masyarakat yang menganggap bahwa wisata halal menjadi eksklusivitas terhadap satu agama. Padahal yang dimaksud wisata halal adalah menyiapkan fasilitas dan kemudahan bagi pelancong muslim yang memerlukan. Seperti, kemudahan mencari makanan halal, tempat untuk beribadah hingga kebutuhan untuk wisatawan muslim. Bukan kemudian mengubah kawasan wisata sesuai dengan syariat Islam.
Dukungan masyarakat terhadap keberadaan wisata halal memang belum merata.Terlebih tidak seluruh destinasi wisata di Indonesia pun tersertifikasi halal maka tidak memaksakan destinasi menjadi wisata halal. Utamanya untuk melayani potensi wisatawan muslim agar dapat berwisata nyaman tanpa cemas dengan kebutuhannya.
Standar Wisata Halal Indonesia
Mengakomodir kegiatan wisata halal, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) membuat standarisasi dengan nama Indonesia Muslim Travel Index (IMTI). Panduannya pun mengacu pada Global Muslim Travel Index (GMTI) yang jadi aturan wisata halal dunia.Ada beberapa hal yang jadi standarisasinya seperti menjadi destinasi ramah keluarga, layanan dan fasilitas ramah muslim, pilihan makanan yang terjamin kehalalannya, akses ibadah yang mudah dan baik kondisinya, hingga kesadaran halal dan pemasaran destinasi yang mengakomodir wisatawan muslim.
GMTI 2019 merilis bahwa Indonesia mendapatkan predikat juara destinasi wisata ramah muslim di antara negara-negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI). Indonesia bahkan bersaing dengan Singapura yang berhasil mempertahankan posisinya destinasi ramah muslim di kalangan negara non-OKI. Keberhasilan ini dinyatakan karena memiliki empat kriteria strategis yaitu,akses, komunikasi, lingkungan dan layanan. Sesuai dengan rumusan standarisasi dalam IMTI yang dirumuskan oleh Kemenpar.
Baca Juga : Tren Industri Halal 2020, Potensi dan Prospeknya di Masa Depan
Plus Minus Wisata Halal
Beberapa keunggulan dengan adanya wisata halal adalah membuat pelancong muslim menjadi nyaman saat beribadah. Kemudian dapat menikmati cita rasa kuliner lokal yang dikemas secara halal. Hal ini jadi penting karena wisatawan muslim jadi merasa aman saat mengonsumsi makanan. Potensi pariwisata halal di Indonesia tidak hanya terpatok pada wisata religi tetapi juga wisata alam, dan wisata budaya. Bali dan Manado yang mayoritas masyarakatnya non muslim berhasil mengembangkan wisata halal dengan sarana yang memadai bagi pelancong muslim.
Sementara beberapa kekurangan yang ada pada wisata halal di Indonesia adalah regulasi yang secara komplet mengatur keseluruhan tentang wisata halal Indonesia. Alhasil, masing-masing daerah memiliki kebijakan yang berbeda tanpa ada kesamaan strategi.Industri wisata halal di Indonesia disebut sangat potensial namun lembaga yang berada pada industri belum secara komprehensif dapat bekerjasama.Lalu, sebesar apa potensi industri wisata halal di Indonesia dalam beberapa tahun mendatang?Dilansir dari keterangan Inhalec dan DinarStandar sebagai lembaga riset, di tahun 2025 mendatang memprediksi nilai ekonomi yang dihasilkan dari industri wisata halal bisa mencapai 18 miliar dolar AS. Maka, kesiapan untuk memantapkan wisata halal di Indonesia semakin dikejar oleh waktu.
Baca Juga : 7 Pusat Destinasi Wisata Halal di Indonesia yang Wajib Dikunjungi


























Discussion about this post