MEDIAINI.COM – Peluang bisnis tanaman hidroponik mulai dilirik oleh banyak orang. Bahkan tak sedikit pemula yang ikut terjun ke bisnis ini dan berhasil meraih kesuksesan.
Teknik berkebun ini dipilih banyak orang karena tetap bisa diterapkan meskipun memiliki luas tanah yang terbatas.
Secara sederhana bisnis tanaman hidroponik merupakan bisnis tanaman sayur atau buah-buahan yang dilakukan pada lahan yang sempit.
Berbeda dengan bisnis tanaman pada lahan konvensional, hidroponik menggunakan media tanam khusus agar dapat tumbuh dengan baik pada lahan yang terbatas.
Memanen Untung dari Bisnis Hidroponik
Sejak pandemi, banyak orang menghabiskan waktunya di rumah. Waktu luang ini kemudian dimanfaatkan untuk berkebun hidroponik. Bisnis ini pun menjadi marak dilakukan banyak orang.
Jauh sebelum pandemi merebak, Ginanjar Ibnu Tamimi, sudah lebih dulu menggeluti usaha hidroponik. Dia mengubah lahan kosong di Harapan Baru, Kecamatan Loa Janan Ilir, Kota Samarinda, jadi kebun sayur bertingkat.
Kualitas sayur hidroponik cenderung lebih baik dan itulah yang membuat harganya relatif lebih mahal. Namun, faktor itulah yang membuat sayur-mayur yang dihasilkan dari kebun hidroponik memiliki segmen pasar tersendiri.
Menurut Ginanjar, pelanggannya hadir dari berbagai kalangan, mulai dari perorangan, sampai restoran dan hotel.
Ginanjar yang biasa memanen sayur sepekan sekali ini bisa menjual hingga 400 kilogram berbagai jenis sayuran dalam sebulan. Menurutnya, primadona saat ini adalah tanaman kale, dimana harga per kilogramnya bisa sampai Rp 120.000.
Lalu ada pula selada yang dijual dalam harga Rp 40.000 dan sawi Rp 35.000. Meski lebih mahal dari sayuran di pasar, sayur hidroponik tetap diminati dari hari ke hari.
10 Cara Memulai Bisnis Hidroponik
Hidroponik merupakan bisnis yang menguntungkan, hasil panennya bisa sampai dua kali lipat dari jumlah hasil panen pertanian konvensioal yang menggunakan tanah normal.
Menurut penelitian yang dilakukan University of Florida, bisnis hidroponik dapat menghasilkan antara $200 sampai $250 setiap tahunnya. Jika biayanya dikelola dengan bijak, petani akan dapat menghasilkan keuntungan
Berikut beberapa cara memulai bisnis hidroponik :
Pertama, pahami apa itu hidroponik. Hidroponik adalah bercocok tanam tanpa menggunakan tanah sebagai pendukung utamanya. Oleh sebab itu, teknik ini sangat berbeda dengan teknik berkebun biasa, perlu pengetahuan lebih untuk memulainya.
Kedua, siapkan modal awal. Kebanyakan bisnis ini membutuhkan rumah kaca. Rumah kaca dapat dibangun, disewa, atau dibeli dengan ukuran yang berbeda-beda. Mengenai berapa anggaran yang harus dipersiapkan untuk membangun rumah kaca, ini bergantung pada seberapa besar lahan yang akan Anda bangun.
Ketiga, tentukan jenis tanaman. Jenis tanaman yang dipilih dapat disesuaikan dengan luas lahan dan kebutuhan pasar yang akan dibidik. Contohnya seperti saja selada, sawi, selada air, timun, atau sayuran-sayuran hijau lainnya yang tidak membutuhkan luas lahan yang begitu besar.
Keempat, buatlah perencanaan. Buatlah perhitungan strategi bisnis dalam beberapa periode. Hitung berapa lama modal balik, perawatan tanaman, dan biaya lain. Sebab ini akan membantu dalam mencapai tujuan tersebut.
Kelima, pilih sistem hidroponik. Sistem yang pertama adalah aeroponik, biasanya digunakan dalam penelitian dan produksi komersial khusus karena adanya kerumitan dalam tata cara bercocok tanamnya. Akar tanaman dari aeroponik ini menggantung di udara sehingga harus diembunkan dengan larutan yang bernutrisi.
Selain itu ada juga Nutrient Film Technique (NFT), adalah cara bercocok tanam yang lebih produktif karena budidayanya lebih mudah ketimbang aeroponik.
Kekurangan dari sistem ini adalah sering terjadi kegagalan pompa air dan aliran listrik sehingga tanaman menjadi kekurangan nutrisi.
Atur Keuangan dan Metode Promosi
Keenam, atur keuangan. Mencatat berbagai pengeluaran dan sumber pendapatan menjadi penting untuk memahami kinerja keuangan sebuah bisnis. Hal ini juga berguna untuk menyederhanakan pengajuan pajak tahunan.
Ketujuh, sasar pasar digital. Saat ini hampir seluruh bisnis dijalankan dengan cara digital. Termasuk juga dengan bisnis hidroponik. Digital marketing akan memperluas pasar dan mendatangkan keuntungan lebih.
Kedelapan, jalinlah kerjasama dengan pihak-pihak yang membutuhkan dan menguntungkan. Misalnya hotel, restoran, dan pemilik toko di pasar.
Kesembilan, manfaatkan halaman rumah. Halaman rumah yang kosong atau tidak terpakai bisa dimanfaatkan untuk membuat tanaman hidroponik.
Kesepuluh, pilih bibit berkualitas. Pilihlah bibit berdasarkan kualitas, analisa track record, pertimbangkan konsistensi, dan jika perlu mintalah produk sampel untuk uji coba.
Baca juga : Tertarik dengan Bisnis Hidroponik? Cermati Dulu Plus Minusnya
Modal Awal Memulai Bisnis Hidroponik
Untuk memulai bisnis hidroponik tak perlu pusing memikirkan lahan untuk menanam. Bagi pemula, cukup memanfaatkan lahan kosong di sekitar rumah.
Dirut PT Nudira Sumber daya Indonesia, Nursyamsu Mahyudin, mengatakan bahwa pemula yang hanya memanfaatkan lahan kosong di rumah biasanya hanya menbutuhkan modal sebesar Rp 2 juta hingga Rp 20 juta.
Apabila usaha yang dirintis dari rumah itu sudah mengalami perkembangan yang positif, maka bisa menambahkan modal produksinya untuk membangun sebuah ruangan atau yang kerap disebut green house. (Chelsea Venda).
Discussion about this post