MEDIAINI.COM – Beberapa tahun belakangan, brand voice menjadi salah satu strategi pemasaran yang banyak digunakan. Komunikasi brand ini menjadi satu bagian dari strategi marketing, seperti iklan digital, sosial media, dan komunikasi internal. Brand voice memegang kunci komunikasi dalam membangun kepercayaan konsumen untuk percaya terhadap bisnis atau produk Anda. Untuk menciptakan pelanggan yang loyal, diperlukan strategi dalam brand voice. Artikel ini akan mengulas seluk-beluk brand voice. Simak hingga selesai, ya!
Untuk mencapai brand awareness tidak secara instan. Butuh interaksi antara produk dan pelanggan. Interaksi tersebut bisa dijembatani dengan strategi branding ini. Nah, sebelumnya Anda harus menentukan terlebih dahulu target pasar Anda. Setelah target pasar ditentukan, Anda bisa menentukan brand voice apa yang sekiranya cocok dengan target pasar. Mengapa demikian? Karena brand voice adalah gaya komunikasi suatu produk kepada calon konsumen atau target pasarnya. Proses untuk membentuk brand voice yang kuat dan melekat di benak pelanggan dibutuhkan waktu yang tentunya tidak singkat. Sebelumnya, Anda harus mengetahui terlebih dahulu elemen-elemen untuk membentuk brand voice.
Elemen dalam Brand Voice
Dalam menentukan brand voice, terdapat 6 elemen yang harus Anda ketahui. Berikut adalah keenam elemen yang telah dirangkum dari berbagai sumber. Simak ulasan di bawah ini.
1. Elemen Penonton atau Audiens
Komuniaksi adalah penyampaian pesan dua arah. Komunikasi bukanlah jalan satu arah saja. Penyampaian informasi tanpa adanya audiens atau penonton tidak akan berhasil. Tujuan penyampaian informasi yang jelas harus disertai dengan audiens. Dibutuhkan interaksi antara perusahaan Anda dengan audiens untuk mengomunikasikan hal-hal terkait produk Anda. Sebisa mungkin, audiens atau penonton dilibatkan dalam proses branding yang sedang Anda jalankan.
2. Karakter atau Persona Produk
Agar menonjol dari kompetitor dan menarik bagi audiens, Anda dituntut mengetahui karakter produk Anda. Mengetahui karakter produk sama artinya dengan mengenali diri sendiri. Mengenali diri sendiri penting dilakukan untuk mengetahui ciri khas dan kelebihan produk Anda. Dengan adanya ciri khas, brand maupun produk Anda akan selalu dikenang oleh konsumen. Konsumen dapat dengan mudah mengidentifikasi ciri dan karakteristik yang ada pada produk maupun brand Anda. Anda harus bisa mengekspresikan karakteristik brand agar terlihat oleh konsumen. Karakter itu harus terlihat dengan jelas, dan hindari karakter yang samar-samar. Tentunya, karakter atau persona merek anda akan tergantung pada jenis bisnis anda.
3. Emosi antara Audiens dengan Produk Anda
Emosi adalah kemampuan untuk merasakan. Brand Anda harus membuat audiens merasakan sesuatu. Usahakan, perasaan yang muncul adalah perasaan atas suatu kisah atau alur yang relevan dengan kehidupan audiens Anda. Untuk menentukan emosi apa yang bisa Anda hadirkan, Anda bisa memberi pertanyaan pada diri sendiri. Refleksikan lebih jauh mengenai emosi-emosi saat audiens mengenal produk Anda, hingga akhirnya membeli, dan selalu terikat dengan produk Anda.
Memutuskan bagaimana perasaan audiens dapat membantu Anda dalam proses pembuatan konten yang memenuhi kebutuhan emosional tersebut. Jika Anda ingin mereka merasa menjadi bagian dari komunitas, Anda dapat memutuskan untuk membagikan kisah pribadi yang mengundang percakapan. Nah, dari sini interaksi juga bisa tercpita.
4. Tone of Voice
Elemen ini adalah tentang bagaimana Anda memutuskan penggunaan nada suara seperti apa yang bisa mewakil karakter produk Anda. Sebaiknya, tentukan dengan jelas target pasar Anda sebelum menentukan warna suara ini. Warna suara harus dikemas secara khas. Jangan sampai Anda memberikan warna suara umum dan sudah banyak di pasaran. Hal ini akan meminimalisasi kesadaran audiens akan brand Anda. Hal yang harus diingat ialah warna suara dan nada ini harus konsisten dari waktu ke waktu.
5. Gaya Bahasa yang Khas
Elemen gaya bahasa dipilih berdasarkan jenis produk yang Anda tawarkan. Anda bisa memilih ragam gaya bahasa forma atau informal. Ragam gaya bahasa yang dipilih akan mendukung dalam usaha branding Anda. Sebagai contoh, apabila Anda memiliki usaha bisnis kosmetik dengan target pasar usia remaja, gunakanlah gaya bahasa informal yang disesuaikan dengan gaya hidup mereka yang energik dan bersemangat. Pilihlah diksi-diksi kasual yang bisa dicerna dengan mudah oleh para remaja. Gaya bahasa ini nanti akan terlihat dalam penulisan artikel di blog maupun website, di caption atau takarir Instagram, di dalam konten video, dan sebagainya.
6. Tujuan Akhir
Elemen terakhir dan elemen terpenting adalah apa tujuan dari voice brand tersebut. Komunikasi yang disampaikan harus sesuai dengan tujuan awal dari brand yang Anda bentuk. Konsistensi dalam mencapai tujuan akan berbuah manis pada proses branding produk. Tujuan akhir menjadi poros utama dalam mengambil langkah-langkah selanjutnya. Tujuan akhir harus selalu jelas. Tujuan akhir yang tidak jelas, tidak akan menguatkan upaya branding.
Cara Mengembangkan Brand Voice
Setelah mengetahui elemen dan definisi pada brand voice, simaklah cara-cara mengembangkannya. Dari berbagai sumber, berikut ini beberapa cara yang dapat dilakukan.
1. Deskripsikan Brand Anda Sebelum Mengembangkan Brand Voice
Seperti yang telah dipaparkan di atas, brand voice harus menampilkan kepribadian dari suatu brand. Oleh karena itu, Anda harus mendeskripsikan brand terlebih dahulu. Ini adalah langkah awal. Dilansir dari Renderforest, strategi ini merupakan suatu kepribadian unik yang diproyeksikan oleh brand melalui konten di platform komunikasi yang berbeda. Oleh karena itu, kepribadian tersebut harus dicermati dan dikulik secara mendalam.
Penentuan kepribadian pada suatu brand akan lebih mudah jika kita melakukan proyeksi ataupun menilai brand milik orang lain. Gunakanlah sudut pandang yang berbeda dalam mencermatinya. Selain itu, Anda juga perlu mengamati konten, mulai dari pemilihan diksi atau sapaan untuk audiens, hingga tagline khusus. Hal itu bisa dijadikan acuan dalam mengembangkan brand voice dari bisnismu.
2. Lakukan Pengecekan dan Pembaruan
Setelah mengetahui nilai dari produk dan mengetahu seperti apa target pelanggan, kini Anda perlu melakukan pengecekan pada brand voice yang sudah dilakukan oleh perusahaan. Brand sudah memiliki gaya bahasa saat melakukan pemasaran lewat konten digital, baik itu melalui media sosial maupun blog. Langkah selanjutnya ialah Anda harus mencari tahu apakah gaya bahasa tersebut telah mencerminkan value dari perusahaan dan sesuai dengan target pelanggan.
Namun demikian, jika ternyata belum mencerminkan value pada produk Anda, lakukanlah pembaruan pada brand voice. Coba periksa setiap konten yang sudah dibuat, baik itu di media sosial, website, dan sebagainya. Hal itu akan memudahkanmu untuk menilai apakah sudah ada keselarasan.
3. Buatlah Tabel Evaluasi
Setelah memilih warna suara yang paling sesuai digunakan untuk brand, langkah berikutnya adalah mengembangkannya lewat tabel. Melalui tabel ini, Anda bisa menuliskan seperti apa karakteristik brand atau produk. Dari tabel tersebut akan terlihat kolom hal apa saja yang harus dilakukan perubahan, dibenahi, maupun dihindari.
Tabel ini sangat berguna karena bisa menjadi refleksi dan referensi bagi seluruh tim yang nanti akan menggunakannya. Pada dasarnya, gaya bahasa suatu brand haruslah sesuai dengan warna suara yang sudah dibuat.
4. Tulislah Panduan Gaya Bahasa
Semua perusahaan yang memiliki atensi terhadap perkembangan kontennya, pasti akan membuat panduan gaya bahasa. Strategi brand voice dipastikan akan mengalami kesuksesan apabila secara konsisten dikenalkan ke khalayak luas. Oleh karena itu, dibutuhkan panduan khusus dalam penulisan gaya bahasa konten. Sebagai contoh, untuk penulisan artikel blog produk pakaian remaja diperlukan gaya bahasa yang ekspresif dan kekinian. Maka dari itu, dibutuhkan content writer dengan gaya yang selaras dengan jenis produk tersebut. Panduan gaya bahasa dibuat sedetail mungkin agar seluruh anggota tim bisa memahami dan sejalan dengan tujuan akhir.
Sekian uraian mengenai brand voice. Perhatikan keenam elemen tersebut. Mulailah eksplorasi kepribadian dari brand Anda dan kembangkan sesuai langkah-langkah di atas. Selamat mencoba! (Rusydi/Elsa)

























