REMBANG, MEDIAINI.COM – Kegiatan Sosialisasi dan Edukasi Penggunaan Bahan Alternatif Pengganti Boraks ini dilaksanakan di Gedung PSDKU Universitas Diponegoro Kampus Rembang pada Selasa, (25/10).
Tim pengabdian kepada masyarakat yang terdiri dari Dosen Program Studi D3 Manajemen Kampus Rembang ini bekerjasama dengan Pemerintah Desa Turusgede untuk memberikan sosialisasi dan edukasi mengenai bahaya boraks atau bleng jika dicampurkan pada adonan kerupuk gendar.
Ketua Program Studi D3 Manajemen Kampus Rembang, Dr. Andriyani, S.E., M.M. memberikan dukungan penuh terhadap penyelenggaraan kegiatan ini dan berharap PSDKU Kampus Rembang banyak berperan dalam upaya pengembangan dan pemberdayaan masyarakat di sekitar wilayah kampus, mulai dari yang terdekat yaitu Desa Turusgede.
Dosen D3 Manajemen PSDKU Undip Kampus Rembang Lela Lestari, S.M., M.M., menyampaikan materi sosialisasi dan edukasi bahan pengganti boraks. Sebanyak 12 pengrajin kerupuk gendar menghadiri kegiatan ini dengan sangat antusias.
Kepala Desa Turusgede yaitu Bapak Sutikno dalam sambutannya menyatakan bahwa kegiatan seperti ini memberikan angin segar dan bukti kepedulian PSDKU Universitas Diponegoro Kampus Rembang terhadap pengembangan Desa Turusgede.
Harapannya, kegiatan seperti ini terus berlanjut dan dapat membantu mencari solusi dari permasalahan lainnya yang dihadapi oleh masyarakat Desa Turusgede.
Awal mula dicetuskannya kegiatan ini adalah berdasarkan keterangan dari Kepala Desa Turusgede yang menyatakan bahwa pengrajin kerupuk pada Sentra Pembuatan Kerupuk Gendar di Desa Turusgede memiliki permasalahan berupa ketergantungan penggunaan boraks untuk memproduksi kerupuk gendar.
Lela Lestari, S.M., M.M. ketua tim pengabdian menyatakan bahwa kegiatan ini adalah langkah awal untuk menjalin komunikasi dengan para pengrajin kerupuk gendar.
“Saya yakin dengan sosialisasi dan edukasi mengenai bahaya penggunaan boraks atau bleng pada kerupuk ini akan mampu meningkatkan pemahaman para pengrajin, selain itu saya juga telah menyiapkan beberapa saran bahan pengganti boraks yang aman bagi kesehatan”, ungkap Lela.
Antusiasme pengrajin kerupuk gendar ketika mengisi kuesioner mengenai pemahaman bahaya boraks dan pengetahuan bahan pengganti boraks yang aman bagi kesehatan.
Tak hanya selesai pada kegiatan ini saja, rencananya akan dilaksanakan tindak lanjut dari hasil diskusi dengan para pengrajin kerupuk gendar.
“Jadi nggak sampai sini saja ya… selanjutnya kami akan menindaklanjuti hasil disuksi tadi, kami akan mendampingi para pengrajin untuk mencoba menggunakan bahan pengganti boraks yaitu STTP (Sodium Triphosphate), nah tadi para pengrajin telah sepakat dan berkenan untuk mencoba bahan tersebut untuk menggantikan boraks”, tambah Lela.
Selanjutnya, Lela juga menyatakan bahwa dirinya berharap kegiatan ini dapat memberikan dampak berupa meningkatnya pemahaman para pembuat kerupuk gendar mengenai bahaya penggunaan boraks pada makanan.
Hasil dari sosialisasi dan edukasi juga diharapkan dapat diaplikasikan dalam proses pembuatan kerupuk gendar dengan bahan alternatif pengganti boraks yang aman bagi kesehatan.
Selanjutnya, diharapkan dapat meningkatkan potensi Sentra Pembuatan Kerupuk di Desa Turusgede yang dapat memproduksi kerupuk gendar bebas boraks.