JAKARTA, MEDIAINI.COM – Bisnis Raditya Dika di bidang hiburan ternyata diubah menjadi investasi.rupanya gemar berinvestasi. Alasannya pun sederhana, semua itu dilakukan agar dirinya bisa menikmati masa-masa tuanya setelah pensiun dari industri hiburan.
Dalam saluran YouTube Deddy Corbuzier, komika asal Jakarta ini mengaku dirinya telah menginvestasikan dana pernikahan anaknya, bahkan sejak sebelum ia menikah.
Selain itu, content creator di sejumlah platform digital itu menegaskan bahwa investasi yang dilakukannya dipakai untuk beberapa keperluan. Investasi paling utama, kata Radit, adalah untuk memenuhi kebutuhan dan bukan untuk memperkaya diri.
Dari situ, ia pun mulai memikirkan dana pensiunnya sejak usia 21 tahun. Kemudian sebelum menikah dengan istrinya, penulis buku Kambing Jantan itu juga telah mempersipakan dana sekolah hingga biaya pernikahan anaknya.
“Contohnya yang paling baru nikahan anak, sudah mulai ku kumpulin,” terang Raditya Dika.
Menurut Raditya Dika, uang pernikahan anaknya itu sengaja dikumpulkannya apabila ada kemungkinan yang tak enak di kemudian hari. Kemudian jika nantinya sang anak bisa mempersiapkan biaya sendiri untuk pernikahannya, maka investasi tersebut bisa dipakai untuk yang lain.
“Kita ngumpulin untuk mempersiapkan kemungkinan yang akan terjadi di masa depan. Kalau dia ternyata punya uang sendiri, calon suaminya punya uang sendiri, ya biayain nikahannya. Trus tujuan investasi nikahan anak ini buat apa? Ya buat yang lain,” papar Radit.
Seandainya dana pernikahan anaknya tidak terpakai, maka ia dapat memasukkannya ke dalam tambahan dana pensiun.
“Kita nyiapin kemungkinan terburuknya, jadi kalau ternyata dia tidak bisa (membiayai pernikahan) kita sudah siapin dari dia umur 2 tahun ini,” imbuhnya.
Raditya Dika pun menegaskan bahwa dirinya memang selalu memikirkan masa depan. Hal itu dilakukannya karena ketakutannya di hari tua.
“Aku tuh memang begitu, apa yang terjadi di masa depan itu sudah dipikirin dari sekarang,” pungkasnya.
Investasi Raditya Dika
Sosok bernama asli Dika Angkasaputra Moerwani ini tentu saja punya banyak sumber panghasilan dari beberapa investasi yang dijalankannya.
Raditya Dika mengungkapkan, sebelum mulai berinvestasi, ia hanya menabung dari sumber pendapatan yang ia miliki. Hal itu dikarenakan dirinya fokus bekerja di masa awal ia membangun karir.
Melalui akun Youtube Ternak Uang, ia menjelaskan, deposito adalah pilihan awal ketika ia memulai untuk menabung. Hingga dalam beberapa waktu, ia terkejut saat menyadari saldonya sudah bertambah hingga mencapai Rp 1 miliar.
Ia pun mengaku tak mudah mengumpulkan dana sebanyak itu. Seperti diketahui, Raditya Dika memiliki beragam pekerjaan yang menjadi sumber pendapatannya, mulai dari content creator, komika, penulis, dan juga aktor.
“Deposito menjadi pilihan investasi awal gue karena paling aman, dilanjutkan ke reksadana saham, reksadana pasar uang, dan reksadana saham individual. Namun hingga kini, semua investasi itu berjalan semua bersama-sama,” ujarnya.
Investasi Raditya Dika Sukses, Begini Kesalahan yang Harus Dihindari
Namun jika Anda tergiur meraup cuan seperti Raditya Dika, jangan sampai membuat kesalahan-kesalahan seperti berikut ini:
1. Tidak Mengetahui Bagaimana Cara Mengelola Uang
Ketika berbicara mengenai saham, pasti kita tidak akan jauh-jauh dari topik bagaimana cara mengelola uang. Seseorang yang tidak bisa mengelola uang akan sulit untuk melakukan kegiatan investasi saham.
Hal itu disebabkan karena orang tersebut tidak hanya sulit untuk memahami saham, tetapi juga ia bahkan tidak tahu uang yang mereka miliki akan digunakan untuk apa dan berapa uang yang harus mereka simpan sebagai bekal masa depan.
Sehingga, cara pertama yang bisa kita lakukan sebelum mengetahui cara mengelola duit atau saham adalah membuat financial planning. Financial planning merupakan suatu hal yang sangat penting karena akan dijadikan sebagai guide bagi seseorang yang akan mencapai tujuannya di masa depan.
Selain itu, kesalahan yang mereka lakukan adalah menggunakan uang tidak aman untuk dijadikan uang yang diinvestasikan. Uang tidak aman ini biasanya merupakan uang darurat yang seharusnya hanya digunakan pada situasi dan kondisi yang kritis.
Misalnya, pandemi. Penggunaan uang tidak aman merupakan salah satu manifestasi dari seseorang yang tidak mengetahui bagaimana cara mengelola uang yang baik.
2. Menunda untuk Memulai Investasi
Kesalahan nomor dua yang sering dilakukan oleh investor pemula adalah menunda untuk mulai berinvestasi walaupun sudah memiliki financial planning.
Penundaan ini biasanya disebabkan oleh berbagai alasan, seperti takut untuk mencoba, tidak punya waktu untuk mempelajari saham, merasa tidak memiliki uang tambahan untuk disisihkan dalam investasi saham, dan lainnya.
Hasilnya, tidak sedikit orang yang menyesal karena merasa telat untuk mulai berinvestasi. Maka, agar tidak menyesal di kemudian hari, segeralah mulai untuk berinvestasi. Seperti kata Pepatah Cina yang menyatakan bahwa “Waktu menanam pohon yang baik adalah 20 tahun yang lalu dan waktu menanam pohon yang baik kedua adalah sekarang”. Pepatah tersebut dapat diterapkan dalam konteks investasi saham.
3. Terjadinya Mispersepsi terhadap Pengetahuan mengenai Investasi
Kesalahan yang ketiga merupakan kesalahan yang sangat sering terjadi pada investor pemula. Kesalahpahaman atas ilmu mengenai investasi ini biasanya terjadi ketika seseorang tidak bisa membedakan mana kegiatan yang merupakan investing, saving, trading, ataupun gambling.
Agar Anda tidak bingung, mari kita bahas satu per satu kegiatan di atas. Investing atau berinvestasi memiliki tujuan untuk melindungi nilai kita agar tidak termakan oleh kenaikan harga atau inflasi.
Pada investasi, terdapat beberapa cost yang harus kita tanggung, misalnya opportunity cost. Salah satu contoh investasi adalah ketika kita menanamkan modal pada suatu perusahaan dan baru mengambil untung dari modal tersebut di kemudian hari; jangka yang panjang.
Sedangkan, Saving bertujuan untuk menyimpan atau mengamankan sebagian dari uang kita sebagai bekal di masa depan. Kemiripan tujuan dari kegiatan investing dan saving ini lah yang sering membuat para calon investor pemula menjadi mispersepsi.
Di sisi lain, Trading bertujuan untuk mendapatkan keuntungan dari modal yang kita tanamkan dalam jangka pendek. Tetapi, jangan salah, trading juga berkemungkinan menghasilkan kerugian jika kita memahami ilmu trading dengan dalam.
Terakhir, gambling biasanya dilakukan oleh seseorang ketika ia menanam sebuah model pada perusahaan yang sebelumnya belum terlalu dipelajari olehnya. Biasanya, orang yang melakukan gambling akan kesulitan untuk menjelaskan bisnis apa yang sebenarnya sedang ia jalani.
4. Belajar Pengetahuan mengenai Investasi di Tempat atau Orang yang Salah
Kesalahan yang keempat tidak datang dari sisi internal investor tersebut, tapi dari sisi eksternal. Pada zaman sekarang, banyak sekali trainer atau speaker yang mengisi suatu seminar dengan tujuan untuk meng-encourage masyarakat awam untuk berinvestasi. (Tivan)