SEMARANG,MEDIAINI.com – Bertani atau berprofesi menjadi petani memang tidak banyak dilirik oleh beberapa kalangan anak muda.
Tetapi pandangan tersebut dibantah oleh pemuda dari Getasan, Jawa Tengah.
Anak-anak muda usia 19-38 tahun ini, tergabung dalam kelompok tani milenial Citra Muda Getasan.
Meski muda, namun tangan-tangan mereka tetap terampil mengolah menanam bermacam sayuran.
Lebih dari 70 jenis sayuran yang ditanam oleh kelompok tani ini di atas lahan seluas 10 hektare.
Hebatnya lagi, semua sayuran yang ditanam anak-anak muda ini adalah sayuran organik. Alhasil, produk pertanian mereka kini laku keras di pasaran. Bahkan, saat pandemi covid-19, penjualan hasil pertanian anak-anak muda ini bisa naik 300 persen.
Sedangkan penjualannya menggunakan metode milenial, yakni melalui sejumlah platform media sosial.
Bersama istri, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo rela gowes sekitar 53 kilometer, berangkat dari kediamannya Puri Gedeh Kota Semarang, untuk bertemu anak-anak muda tersebut.
“Saya kemarin ketemu mas Sofian dan tertarik dengan ceritanya. Makanya saya langsung ke sini untuk melihat aktifitas anak-anak muda ini. Ternyata luar biasa keren, mereka petani muda yang kreatif dan inovatif sehingga bisa bertahan di tengah pandemi,” katanya. (6/6/2020).
Ganjar menerangkan, saat banyak orang kebingungan dengan wabah covid-19, para petani muda Ini justru sukses meningkatkan omsetnya. Tak tanggung-tanggung, omset pertanian organik di tempat itu bisa naik 300 persen.
“Mereka petani muda yang idiologis, punya komitmen tinggi dan terus berjuang. Untuk menjadi seperti sekarang, ternyata prosesnya cukup lama, mereka membutuhkan waktu 12 tahun,” tambahnya.
Menurut Ganjar, kelompok petani milenial ini membuktikan bahwa anak muda juga bisa sukses di dunia pertanian. Didasari kemauan, konsistensi dan ketekunan, maka hasilnya akan berkualitas.
“Mari semua anak muda yang ingin menekuni dunia ini bisa mengacu ke sini. Anak-anak muda seperti mas Sofian ini akan kami jadikan champion yang kita harapkan bisa menginspirasi banyak anak muda lain di Jawa Tengah,” tegasnya.
Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Citra Muda, Sofian Adi Cahyono (24) mengatakan, kelompoknya beranggotakan 30 anak-anak muda usia 19-38 tahun. Selain itu, ada 18 kelompok tani dengan 400 petani lain yang menjadi mitranya.
“Produknya adalah sayur organik. Ada 70 lebih jenis sayuran organik yang kami pasarkan secara online,” kata Sofian.
Dirinya membenarkan bahwa wabah covid-19 membuat penjualannya justru semakin meningkat. Jika biasanya perbulan hanya mampu menjual 4-5 ton sayur organik, saat ini penjualan meningkat 300 persen menjadi 14-15 ton sayur perbulan.
“Karena sekarang banyak yang memilih pola hidup sehat dengan mengkonsumsi sayuran organik. Sehingga, penjualan kami meningkat drastis,” terangnya.
Disinggung alasan menjadi petani di usia muda, Sofian mengatakan bahwa usaha tani juga sangat menguntungkan. Dari pertanian itu, penghasilan yang diperoleh cukup besar dan tidak kalah dengan profesi lainnya.
“Saat ini omset kami perbulan mencapai Rp300 juta. Jadi, penghasilan petani itu tidak kalah dengan profesi lainnya. Apalagi, pertanian menghasilkan bahan makanan, dan selama hidup manusia membutuhkan makanan. Jadi ini prospek pekerjaan jangka panjang,” pungkas Sofian. (Praditya Wibisono)
Discussion about this post