MEDIAINI.COM – Guerrilla marketing merupakan strategi pemasaran yang menggunakan ide kreatif untuk menimbulkan dampak besar dengan biaya pemasaran yang rendah. Strategi ini diciptakan pertama kali oleh Jay Conrad Levinson pada tahun 1984.
Dalam bukunya berjudul Guerrilla Advertising, Jay menulis bahwa ia terinspirasi oleh teknik peperangan gerilya yang menyerang tanpa diketahui oleh lawannya. Tujuan utama dari guerilla marketing adalah menciptakan konsep yang interaktif dan komunikatif sehingga banyak orang membicarakan brand atau merek tertentu.
Penerapan Guerrilla Marketing
Guerilla marketing merupakan teknik yang menuntut untuk berpikir out of the box. Taktik yang digunakan selalu mengalami perubahan bergantung kepada situasi tertentu. Di Romania misalnya, ketika media sosial Twitter mengalami down dan tidak bisa diakses, KFC Romania menerapkan strategi gerilya dengan cara menggratiskan beberapa menu andalannya.
Selain itu, menggandeng komunitas tertentu juga bisa membantu menerapkan strategi ini. Misalnya, kafe atau restoran yang memanfaatkan momentum Piala Dunia untuk mengadakan event nonton bareng. Dengan demikian, dalam satu waktu dipastikan kafe tersebut akan ramai, pemilik bisnis hanya perlu menyelipkan sedikit pesan-pesan marketing di jeda iklan.
Dengan berkembangnya teknologi, strategi ini juga mulai merambah ke dunia digital. Banyak perusahaan memanfaatkan media sosial sebagai penyebaran guerrilla marketing mereka. Terlebih, konten di media sosial lebih cepat menyebar dibanding dengan media konvensional.
Namun, perlu diketahui media sosial memiliki perkembangan isu yang cepat. Oleh karena itu, penting sekali untuk melihat tren yang sedang berkembang saat itu. Sehingga taktik dan strategi yang digunakan bisa lebih terhubung dengan audiens.
Brand yang Sukses Gunakan Guerrilla Marketing
Beberapa brand telah sukses dalam menerapkan teknik marketing secara gerilya. Prinsip mereka adalah membidik target seluas-luasnya dengan peluru seminimal mungkin. Salah satu perusahaan yang sukses adalah Keripik Maicih.
Merek ini berkembang berkat kecerdikannya memanfaatkan media sosial Twitter. Reza Nurhilman, penggagasnya, mengungkapkan bahwa pemasaran Maicih awalnya dilakukan melalui teman-temannya yang membuat testimoni di Twitter. Taktik ini berhasil membuat pengguna Twitter lain penasaran, lalu mereka ikut mencoba keripik tersebut. Alhasil, materi promosi mereka dengan cepat bisa menyebar luas.
Sedangkan di Finlandia, UNICEF memanfaatkan lokasi-lokasi strategis yang memiliki traffic tinggi untuk kampanye untuk hak asasi anak-anak. Mereka menempatkan beberapa keranjang bayi yang sudah dilengkapi dengan audio bayi menangis. Taktik ini berhasil membuat orang-orang di sekitar lokasi tersebut penasaran dan mulai mengecek keranjang bayi.
Namun, mereka hanya mendapati secarik kertas bertuliskan “Terima kasih sudah peduli. Kami berharap ada banyak orang yang peduli seperti Anda. UNICEF Be A Mom For A Moment.”
Selanjutnya, ada Mr. Clean. Perusahaan yang menjual produk kebersihan ini memilih zebra cross sebagai tempat gerilyanya. Mereka mengecat satu garis di zebra cross sehingga lebih mencolok dibanding garis putih lainnya. Di ujung garis putih tersebut, ada potret Mr.Clean. Taktik ini berhasil menunjukan kekuatan produk mereka dengan cara menarik.
Guerrilla Marketing ala Wicaksana Indonesia
Corporate Relationship Manager Wicaksana Indonesia, Putranti Laksitareni, mengatakan konsep guerilla marketing sudah lama diterapkan oleh Wicaksana Indonesia.
Menurutnya, untuk memperkenalkan perusahaan atau mengiklankan sebuah perusahaan itu tidak lagi bergantung di media massa saja. “Kita banyak menggunakan hubungan pertemanan, jadi memang banyak orang mengenal Wicaksana itu dari mulut ke mulut,”
Taktik pertemanan ini membuat nama Wicaksana makin dikenal publik. Hubungan baik yang dibangun Wicaksana terhadap klien membuat perusahaan ini seringkali direkomendasikan kepada rekan-rekan lain oleh kliennya. “Hubungan baik itu juga kita jaga, baik ke klien, bisnis sejenis, juga tokoh-tokoh bisnis lain di luar sana.” Katanya.
Konsep ini yang melambungkan nama Wicaksana Indonesia sampai dengan jangkauan nasional. (Chelsea Venda)
Discussion about this post