MEDIAINI.COM – Budidaya porang makin dilirik karena banyak yang berhasil dan sukses mengembangkannya. Porang sendiri merupakan tanaman penghasil umbi yang biasa tumbuh secara liar dalam naungan pohon-pohon di hutan. Biasanya porang baru bisa dipanen setelah dua hingga tahun. Namun, ternyata porang bisa dipanen lebih cepat. Bahkan porang juga bisa dibudidayakan di sawah.
Dalam satu hektar sawah, petani bisa menanam 40 ribu bibit porang. Untuk menanam dan perawatannya dibutuhkan modal sekitar Rp 100 juta. Setelah dua tahun tibalah masa panen. Dari porang yang membutuhkan modal Rp 100 juta didapakan omset Rp 800 juta. Itu artinya dalam waktu dua tahun seorang petani porang sudah bisa meraup untung 700 juta. Wow!
Cara Memulai Budidaya Porang
Anda juga berniat menyusul kesuksesan petani porang? Jika iya, begini cara memulai budidaya porang:
Pelajari Sarat Bertanam Porang
Pertama-tama Anda harus paham terlebih dahulu apa yang menjadikan tanaman porang bisa tumbuh. Jenis dan pH tanah harus menjadi perhatian. Tanaman porang akan tumbuh subur pada tanah dengan tingkat keasaman antara 6-7 pH. Anda juga harus memperhatikan kondisi lingkungan. Buatlah naungan dengan tingkat kerapatan minimal 40 persen.
Selanjutnya, perhatikan iklim dan suhu. Porang sendiri merupakan tanaman yang bisa tumbuh pada ketinggian 0-700 mdpl. Untuk budidaya porang yang ideal adalah 100 – 600 mdpl. Pada ketinggian ini porang akan mendapatkan iklim dan suhu yang dibutuhkan.
Pelajari Teknik Budidayanya
Langkah kedua setelah memahami sarat tanaman porang tumbuh adalah mempelajari teknik budidaya. Ada berbagai macam cara untuk mengembangbiakkan porang. Beberapa diantaranya adalah pengembangbiakan dengan bintil atau katak, biji atau buah, dan menggunakan umbi. Anda bisa memilih salah satu metode yang dirasa paling mudah dan sesuai dengan kemampuan dan sumber daya.
Baca juga: Panen Porang, ini Daftar Pabrik Tujuan Pasar Porang
Persiapkan Lahan
Setelah memahami sarat dan cara pengembangbiakkan, saatnya Anda mempersiapkan lahan porang. Ada pun tanaman terbaik yang dijadikan naungan adaha pohon jati dan mahoni. Bersihkan area lahan dari gula dan sisa tanaman lain. Lalu pada setiap 4 Ha lahan jadikanlah 1 blok dengan tidak lupa membuatkan jalan pemeriksaan dengan lebar 2 m.
Selanjutnya, pasang ajir dengan jarak sebesar 1 m x 1 m untuk umbi dan katak. Tidak lupa buat suatu jalur selebar 0,5 m. Buatkan juga lubang tanam untuk bibit menggunakan umbi. Ada pun untuk ukurannya adalah 20x20x20 cm. Anda bisa memberikan pupuk dasar sebelum penanaman umbi menggunakan pupuk bokashi dengan pembagian 0.5 kg setiap lubang. Jangan lupa untuk mencampur top soil. Lalu pada katak, Anda harus mencampur pupuk bokashi dengan tanah disekitar ajir.
Penanaman Porang
Setelah lahan tersedia, saatnya Anda menanam porang. yang tepat dan strategis untuk menanam porang sudah ditemukan. Anda harus memperhatikan cara dalam menanam porang. Ada pun waktu terbaik menanam porang adalah sata musim hujan, yaitu antara Bulan November – Desember.
Masukkan bibit yang sudah dipilih ke lubang tanam dengan meletakkan bakal tunas menghadap atas. Isikan 1 bibit porang pada lubang dengan jarak 1 m x 1 m. Selanjutnya, tutup lubang tanam dengan tanah dengan ketebalan sekitar tebal 3 cm. Anda bisa melanjutkan pada perawatan porang.
Modal dan Untung Budidaya Porang
Tanaman porang dihargai tinggi karena aneka manfaat yang diberikannya. Beberapa manfaat yang diberikan tanaman ini antara lain sebagai bahan baku pembuatan chips, kosmetik, bahkan lem. Porang juga bisa dipasarkan di dalam maupun di luar negeri. Untuk mengawalinya, Anda harus memahami penghitungan modal dan keuntungan terlebih dahulu.
Sebagai pemula, Anda bisa memulai usaha porang dengan modal minimal. Anda bisa menganggarkan modal sekitar Rp 6,5 juta. Dengan modal sekian, Anda sudah bisa mendapatkan bibit porang, ongkos kirim, penanaman 10 ribu bibit, perawatan dan pemupukan selama 3 tahun.
Ada pun bobot porang minimal per batang adalah 2 kg. Ambillah pertengahan yaitu 3 kg. Jadi total bobot porang yang bisa dipanen adalah 10.000 batang x 3 kg x 70 persen dan didapatkan hasil 25.000 kg x 70 persen dengan hasil akhir 21.000 kg. Ada pun di pasaran, setiap 1 kg porang dihargai sebesar Rp 2.500.
Pada periode panen pertama Anda akan mendapatkan sekitar Rp 2.500 x 21.000 kg dan didapatkan hasil Rp 52.500.000. Keuntungan yang didapatkan adalah Rp 46.000.000. Hasil ini akan terus dipanen di tahun-tahun berikutnya selama porang masih tumbuh. Lumayan, bukan? (Tri Puspitasari)
Foto Ilustrasi: www.pertanian.go.id
Discussion about this post