MEDIAINI.com – Sejak pandemi Covid-19, bumbu masak laris manis karena banyaknya orang yang ingin belajar memasak dan menggunakan bumbu masak instan yang mudah dan praktis namun rasanya tetap lezat. Hal ini disebabkan oleh banyaknya konsumen yang tidak memiliki banyak waktu untuk memasak dengan bumbu racik manual apalagi menggunakan ulekan atau blender.
Peluang Usaha dan Analisa
Umumnya, konsumen dari bumbu masak instan ini merupakan ibu rumah tangga. Pasalnya, pelaku usaha memang harus mengenali berbagai bumbu dapur dan racikannya. Sehingga membutuhkan keterampilan khusus cara mengolah bumbu untuk mempermudah dan mempercepat proses produksi. Tak heran jika pemasaran bisnis bumbu masak ini cukup mudah, Mulai dengan menjual di toko terdekat, menyasar ke konsumen rumahan. Selain itu, bisa bekerjasama dengan restoran, katering, atau produsen camilan yang membutuhkan bumbu tersebut untuk produknya. Tidak ketinggalan untuk memasarkan dengan jangkauan lebih luas maka menggunakan media sosial jadi piliha yang tepat.
Berikut ilustrasi jika ingin menjalankan bisnis bumbu masak. Jika Anda mengeluarkan dana sebesar Rp1 juta untuk operasional. Mengolah bumbu yang ditarget lalu dapat mengemasnya dengan baik, Meskipun dengan kemasan sederhana, jika berhasil melakukan penjualan 50 kemasan bumbu masak dengan harga per porsi Rp3 ribu. Maka pendapatan harian yang bisa dicapai sebesar Rp150 ribu. Sementara jika dihitung omzet bulanan dapat mencapai Rp4,5 juta. Total bersih keuntungan yang didapat sekitar Rp3,5 juta karena dikurangi dengan biaya operasional yaitu Rp1 juta.
Pelaku Bisnis yang Sukses
Fatmawati, wanita asal Jakarta, seorang sarjana lulusan Universitas Gadjah Mada Fakultas Teknologi Pangan ini mecoba menggeluti usaha bumbu masak instan. Meski bumbu masak basah lebih mudah meyakinkan pasar, namun Fatmawati memilih untuk memproduksi bumbu kering karena lebih tahan lama dan kadar minyaknya rendah jadi lebih sehat dan rendah kolesterol. Namun proses produksinya lebih singkat dan efisien serta biaya produksinya lebih murah daripada bumbu masak basah, hanya saja modal di awal memang lebih besar karena untuk membeli mesin pengeringan dengan sistem spray dryer. Dengan modal senilai Rp65 juta membuat brand bumbu kering Al-Fath menjadi dikenal dan disukai oleh banyak orang.
Keuntungan berbisnis bumbu masak instan ini adalah cara promosinya yang mudah, dengan menjual melalui media sosial, atau menitipkan di toko terdekat. Namun kekurangan bisnis bumbu masak ini adalah harga bahan bakunya tidka stabil dan cenderung lebih sering naik. Selain itu, terkadang produk bumbu dibuat kadaluarsa sebelum waktunya karena diproduksi dengan kurang steril dan bahan bakunya yang kurang bagus. (Gusti Bintang K.)
Sumber Gambar : ilustrasi Pixabay/Milda Vigerova
Discussion about this post