MEDIAINI.COM – Sektor pariwisata Indonesia mulai digenjot untuk bangkit kembali. Beberapa daerah yang biasa menjadi andalan pariwisata mulai dibuka, salah satunya adalah Banyuwangi. Kota ini belakangan mulai dilirik menjadi destinasi favorit yang menawarkan bentang alam dan kuliner yang mengagumkan.
Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, memastikan pihaknya telah melakukan berbagai simulasi normal baru sebelum akhirnya membuka kembali pariwisata di daerahnya. Tempat wisata yang telah dibuka adalah Kawah Ijen, Taman Gandrung Terakota, Agrowisata Tamansuruh, hingga Taman Alas Purwo.
Berbagai titik wisata yang sudah dibuka tersebut telah lolos uji sertifikasi kesehatan sesuai dengan protokol Covid-19. Namun, Anas menekankan akan tetap membatasi jumlah pengunjung yang akan masuk ke destinasi wisata tersebut.
Aplikasi Banyuwangi Tourism
Banyuwangi sendiri telah melakukan terobosan baru untuk menunjang kegiatan pariwisatanya di era normal baru ini. Pemerintah Kabupaten Banyuwangi meluncurkan aplikasi Banyuwangi Tourism sebagai komitmen untuk melayani dan melindungi para pelaku wisata sekaligus wisatawan.
Aplikasi ini akan membantu wisatawan agar tetap merasa aman ketika berlibur di sana. Melalui aplikasi ini, wisatawan dapat melihat objek wisata mana saja yang telah dibuka dan telah lulus sertifikasi uji kesehatan. Selain itu, tersedia pula rekomendasi warung dan homestay yang sudah memenuhi standar kesehatan.
Di samping itu, Pemerintah Kota Banyuwangi juga terus menggenjot jumlah tempat wisata, warung, dan berbagai stakeholder pariwisata lain untuk bisa lolos sertifikasi kesehatan. Agar nantinya yang lolos akan masuk ke dalam aplikasi Banyuwangi Tourism dan menjadi ajang promosi mereka.
Di dalam aplikasi ini, wisatawan juga bisa melakukan pemesanan tiket wisata, sebab jumlah pengunjung di tiap tempat wisata akan sangat dibatasi. Wisatawan nantinya akan diarahkan untuk memilih waktu berkunjung, bisa pagi, siang, dan malam.
Pemilihan waktu tersebut, tentunya disesuaikan dengan jam buka tempat wisata yang juga bisa dilihat di dalam aplikasi. Adanya pemesanan tiket melalui online diharapkan bisa meminimalisir kontak fisik. Nantinya wisatawan yang telah memesan dan membayar tiket hanya perlu menunjukan QR Code kepada petugas di lokasi wisata.
Tak hanya digunakan untuk memesan tiket di objek wisata, aplikasi ini juga bisa untuk membeli tiket atraksi wisata seni budaya seperti wisata Tari Gandrung di Taman Gandrung Terakota. Bahkan direncanakan sistemnya akan mirip seperti bioskop, yakni wisatawan bisa memilih tempat duduk. Namun, hal ini hanya untuk beberapa atraksi yang terjadwal dan rutin digelar.
Baca juga : Sensasi Nasi Tempong Banyuwangi, Pedas Sambalnya Nampol Bisnisnya
Update Tempat Wisata Baru
Di gelombang kedua, terdapat beberapa tambahan tempat wisata yang telah dibuka dan lolos uji sertifikasi protokol kesehatan. Di antaranya adalah De Djawatan, Pantai Boom, Grand Watu Dodol dan Bangsring Underwater.
Khusus destinasi De Djawatan, selain memilih tanggal dan waktu berkunjung, wisatawan juga diberi durasi untuk melakukan kegiatan wisata. Durasi maksimal yang ditetapkan adalah tiga jam dengan kuota tiap durasi sebanyak 500 tiket.
Tempat wisata lain juga mulai menerapkan strategi serupa. Taman Gandrung Terakota Misalnya, mereka hanya menyajikan 225 tiket per durasi waktu kunjungan. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi membludaknya wisatawan di tempat wisata.
Antisipasi yang tepat dan terobosan baru yang efektif ini membuat nama Banyuwangi bertengger di tiga besar tujuan wisata yang ingin dikunjungi wisatawan Indonesia. Itu menurut survei dari Traveloka.
Baru-baru ini Banyuwangi juga mendapat penghargaan Inovasi Kebijakan Publik dan Tata Kelola Pariwisata dari Organisasi Pariwisata Dunia PBB, UNWTO. (Chelsea Venda)
Baca juga : Festival Banyuwangi 2020, Dari Jazz Gunung Ijen hingga Festival Gandrung Sewu Berjalan Normalkah?


























Discussion about this post