MEDIAINI.COM – Kaesang Pangarep melebarkan sayapnya ke berbagai lini bisnis baru. Di usianya yang baru menginjak 25 tahun, ia sudah memiliki 6 bisnis yang dikembangkannya sendiri. Anak bungsu dari Presiden Joko Widodo ini memang terkenal dengan jiwa entrepreneur-nya yang tinggi.
Bisnis awal yang ia rintis adalah Sang Pisang. Kaesang memulainya sejak tahun 2017 dengan modal kurang dari Rp 60 juta. Perlu waktu sekitar 3 bulan untuk melakukan riset terkait dengan produknya sebelum ia akhirnya berani merilis Sang Pisang.
Riset yang cukup panjang tersebut, akhirnya membuahkan hasil. Dalam satu tahun pertamanya, ia bahkan telah membuka lebih dari 50 cabang baru. Namanya pun melejit di deretan entrepreneur muda yang sukses di Indonesia.
Cara Unik Kaesang Membidik Pasar Milenial
Kaesang sangat paham bahwa kaum milenial lebih banyak menghabiskan waktunya di media sosial. Karena hal inilah, ia lebih sering melakukan promosi jualannya di medsos, terutama Twitter. Bersama kakaknya, Gibran Rakabuming yang juga pengusaha, keduanya gencar melakukan promosi di Twitter.
Cara yang dipakai pun unik dan cenderung nyeleneh, kedua kakak beradik ini sering saling berbalas tweet dengan gaya meledek, persis seperti kakak beradik yang tak pernah akur. Namun siapa sangka taktik ini justru mampu menarik perhatian banyak orang di Twitter.
Pengamat komunikasi, Agus Sudibyo, menilai mereka berdua sengaja menarik perhatian untuk menyasar pasar milenial. Menurutnya, mendekati milenial memang paling cocok dengan gaya bahasa yang santai dan cenderung slengean. Meski seringnya jauh dari serius, namun sesekali mereka berdua memberikan pesan-pesan bernada positif guna menyasar kalangan yang lebih tua.
Sebagai anak orang nomor satu di Indonesia, baik Kaeasang maupun Gibran sering menuai komentar tak sedap dari netizen. Uniknya, Kaesang justru memanfaatkan komentar negatif tersebut untuk menaikkan bisnisnya. Prinsipnya adalah “di-bully biar dibeli”.
Namun Kaesang sempat pula melakukan kesalahan. Misalnya seperti produk minuman yang ia namai Sakura Latte (Temannya Naruto dan Sasuke). Dalam unggahannya ia mengatakan “Saya jamin varian terbaru kami lebih berguna dari Sakura di komik Naruto.”
Unggahan tersebut langsung banjir kritik dari warganet. Kata-kata Kaesang dianggap merendahkan karakter Sakura di komik Naruto. Hal ini langsung direspon oleh Kaesang dengan permohonan maaf. Ia juga berjanji akan lebih berhati-hati dalam melakukan promosi.
6 Lini Bisnis
Setelah sukses dengan bisnis pertamanya, Sang Pisang, Kaesang kini mulai merambah berbagai lini bisnis baru. Ekspansi bisnisnya merambah ke dunia aplikasi. Pada tahun 2017 silam, ia membuat aplikasi Madhang.id.
Aplikasi Madhang berkonsentrasi ke jual beli menu makanan khas rumahan. Bisnis yang berpusat di Kota Semarang ini terbuka bagi siapa saja termasuk ibu rumah tangga yang ingin menjual menu rumahan.
Setelah puas merambah dunia aplikasi, bisnisnya kembali ke sektor makanan. Namun, kali ini bukan camilan, tapi makanan berat. Tak tanggung-tanggung, Kaesang menggandeng juri Masterchef Indonesia Chef Arnold Poernomo untuk mengembangkan Mangkok Ku.
Restoran ini mengedepankan menu makanan khas nusantara dengan cita rasa tinggi. Menu andalan mereka adalah rice bowl, endog curry sauce, garlic prawn dan masih banyak lagi. Bisnisnya ini juga akan membuka cabang di Sydney, Australia.
Sementara itu, di sektor minuman Kesang juga telah memiliki Ternak Kopi. Ternak Kopi adalah minuman kopi kekinian, outlet pertamanya ada di Kawasan Cipayung, Jakarta Timur. Konsep kedainya berupa kontainer yang telah dimodifikasi.
Selain itu, bisnisnya juga ada di bidang clothing. Bisnis clothing-nya bernama Sang Javas. Produk kaosnya dijual mulai dari Rp 150 ribu saja. Kaesang pun kerap kali memakai produk dari Sang Javas sebagai bagian dari promosinya ke masyarakat.
Sedangkan yang terbaru, ada Yang Ayam, bisnis restoran terbarunya yang fokus ke olahan ayam goreng. Outlet pertamanya terletak di kawasan Tanjung Duren, Jakarta.
Tips Membangun Bisnis Ala Kaesang
Kaesang memulai bisnisnya dengan uang tabungannya sendiri. Menurutnya, cara ini dipakai untuk meminimalisir risiko. Jika harus pinjam di bank dan tak segera balik modal, maka risiko kerugiannya akan terlalu besar.
Kaesang juga mengungkapkan pentingnya promosi dan endorse. Ia menyarankan para pelaku usaha untuk tidak pelit melakukan promo. Sebab hasil yang didapat kemudian hari akan lebih besar dari yang diperkirakan. Selain itu, melakukan endorse juga tak kalah penting untuk mengembangkan brand image. (Chelsea Venda)
Discussion about this post