MEDIAINI.COM – Komenterian Koperasi dan UKM (Kemenkop-UKM) meluncurkan program Kakak Asuh UMKM (KAU) untuk mempercepat upaya transformasi digital bagi pelaku UMKM. Dengan transformasi digital diharapkan UMKM akan terjun ke pamasaran online yang lebih praktis dan efisien.
Melalui program KAU, Kemenkop-UKM akan mencetak para ahli digital marketing yang akan bertindak sebagai kakak asuh bagi pelaku UMKM. Mereka nantinya akan bertugas untuk mendampingi pelaku UMKM dalam memanfaatkan marketplace secara maksimal. Calon kakak asuh yang ingin bergabung bisa merapat melalui pendaftaran online di Edukukm.id.
Masa Krisis UMKM
Menurut catatan Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD), hampir separuh dari UMKM di Indonesia akan tumbang pada akhir tahun nanti.
Menteri Kemenkop-UKM, Teten Masduki, mengatakan meski hasil dari catatan OECD negatif tapi ia menggelar data bahwa ada sejumlah UMKM yang justru tumbuh dengan baik. Mereka ini adalah UMKM yang sudah terhubung dengan ekosistem digital. Meski ia mengakui angkanya belum terlalu besar, hanya berkisar 8 jutaan atau 13 persen saja yang sudah melek secara digital. Sedangkan sisanya 87 persen atau 60 juta UMKM masih berkutat pada pasar offline.
Sementara itu, jumlah UMKM pada tahun 2019 mencapai 64,1 juta unit usaha atau 99,8% dari jumlah dunia usaha yang ada di Indonesia. Dari jumlah tersebut semuanya tentu saja mengalami kesulitan yang hampir merata akibat pandemi Covid. Karenanya Teten sangat mendorong agar UMKM bisa menjajal pasar online.
Dengan pemasaran online, UMKM bisa mempromosikan produknya dalam jangkauan yang lebih luas bahkan tak terbatas. Tak hanya di lingkup daerahnya saja namun bisa menjangkau juga ke pasar internasional. Selain itu, ada faktor kepraktisan juga ketika sebuah produk dijajakan dan diperjualbelikan dengan bantuan digital atau lewat e-commerce.
Gandeng E-commerce dan fintech
Demi mewujudkan rencana menambah dua juta UMKM bersaing di marketplace, Kemenkop-UKM telah menggaet beberapa e-commerce ternama untuk melatih dan membimbing UMKM. Beberapa yang sudah bergabung seperti BliBli, Tokopedia, Shopee, Bukalapak, dan yang terbaru lazada.
Kemenkop-UKM telah meminta marketplace tersebut untuk memprioritaskan para UMKM lokal yang memproduksi tujuh produk. Produk itu adalah fesyen, kuliner, produk kreatif, olahan kerajinan tangan, pertanian, perkebunan, dan perikanan.
Para pelaku UMKM juga bisa memanfaatkan e-learning berupa artikel maupun video edukasi untuk pembelajaran terkait pemasaran produk secara daring. Artikel dan video edukasi tersebut dapat diakses melalui laman Edukukm.id
Sementara itu, untuk pengembangan UMKM di sektor pertanian, perikanan, dan kelautan, Kemenkop-UKM juga telah menggandeng startup marketplace dan fintech. Dukungan tersebut akan diberikan dalam bentuk pembiayaan serta akses ke pasar dengan jangkauan yang lebih luas.
Beberapa startup di antaranya adalah Tanihub, Aruna, Ternaknesia, Hara, Alami, Modal Rakyat, Sayur Box, dan Ekosis. Hal ini sesuai dengan arahan dari Presiden Joko Widodo agar pelaku UMKM bisa memiliki pasar lebih luas hingga ke luar negeri.
Vice President Corporate Service Tani Hub Group, Astri Purnamasari, mengatakan pihaknya siap untuk membantu UMKM. Bantuan tersebut dalam hal pembiayaan juga pemasaran hingga membuat ekosistem digital di bidang pertanian agar lebih maju. (Chelsea Venda).


























Discussion about this post