MEDIAINI.COM – Terkadang, pelaku bisnis melakukan rebranding pada usaha atau bisnisnya. Apakah Anda mengenal istilah rebranding? Pada kesempatan kali ini akan diketahui lebih lanjut mengenai rebranding.
Alasan pelaku bisnis melakukan rebranding tentunya disebabkan oleh berbagai hal. Melakukan strategi ini bukanlah perkara yang mudah. Diperlukan langkah-langkah yang tepat dalam mengambil setiap tahapan dalam melakukannya. Contoh perusahaan yang telah melakukan strategi ini ialah McDonald’s. Untuk lebih menjangkau konsumen yang lebih luas, perusahaan ini melakukan inovasi terhadap menunya. Terdapat menu cepat saji berupa salads sehingga konsumen yang ingin menikmati sayur juga bisa membeli di sana.
Yuk kenali lebih jauh tentang rebranding.
Apa itu Rebranding?
Dilansir dari Economic Times, rebranding memiliki definisi proses pengubahan citra suatu perusahaan maupun suatu organisasi. Pengubahan ini semua mengacu pada strategi pasar, berupa nama baru, perubahan simbol, maupun perubahan desain. Gagasan utama pada rebranding adalah menciptakan identitas yang berbeda pada suatu brand.
Alasan utama perusahaan melakukan rebranding adalah agar tetap terhubung dengan para konsumen. Di dalam proses ini dilakukan upaya untuk membangun lagi kesadaran konsumen dan menciptakan kesetiaan konsumen. Di satu sisi, langkah ini merupakan langkah yang tepat, namun di sisi lain terkadang dinilai kurang tepat. Mengapa? Karena dikhawatirkan akan ada konsumen yang tidak suka dengan image produk maupun image perusahaan yang baru.
Pada dasarnya, terdapat dua tipe rebranding, yaitu Proactive Rebranding dan Reactive Rebranding. Pada tipe proactive ini diselenggarakan dengan inovasi-inovasi tertentu pada elemen perusahaan. Kemudian, pada tipe reactive, perubahan diterapkan secara keseluruhan atas dasar diskontinuitas, penggabungan, ataupun oleh sebab akuisisi.
Tujuan Rebranding
Setelah mengetahui definisinya, berikut adalah beberapa tujuan dari strategi bisnis tersebut.
1. Mencerminkan Value dan Visi Perusahaan yang Baru
Image yang baru tentunya mengandung value yang baru. Dengan value yang baru, juga terdapat visi mendatang yang baru. Dengan strategi ini, tercermin semua value perusahaan yang bisa dilihat oleh masyarakat. Masyarkat dengan value yang sama akan tersadar dengan eksistensi perusahaan. Dengan demikian, terjadilah keterhubungan antara perusahaan dengan konsumen. Bahkan, konsumen tersebut akan bisa menjadi pelanggan yang loyal dan setia terhadap perusahaan.
2. Mengubah Persepsi Masyarakat
Rebranding tentunya dikaitkan dengan wajah baru ataupun citra baru. Dengan wajah baru tersebut, diharapkan konsumen bisa melihat perusahaan dengan persepsi yang baru pula. Dengan kata lain, perusahaan mengubah persepsi masyarakat yang selama ini telah melekat. Hal ini dilakukan sebagai bentuk inovasi agar tetap bisa bersaing dengan kompetitor di pasar dan dapat terus diterima oleh masyarakat. Perubahan wajah baru ini tentunya harus sesuai dengan tujuan baru dan nilai baru yang akan diusung oleh perusahaan tersebut.
3. Memperluas Target Pasar
Jika usaha rebranding Anda memerlukan target pasar yang baru, secara tidak langsung konsumen Anda pun akan mengalami perluasan. Target pasar yang luas akan membawa profit yang tinggi pula. Profit tinggi itulah yang diinginkan oleh perusahaan. Contohnya, jika target pasar perusahaan tersebut mulanya hanya bagi konsumen perempuan, namun setelah rebranding, laki-laki juga menjadi target pasarnya. Dengan begitu, jangkauan pasarnya pun menjadi luas dan tidak memandang batasan gender.
4. Beradaptasi dan Mengikuti Tren Pasar
Pada masa sekarang banyak pelaku bisnis melakukan rebranding terhadap perusahaan bisnisnya karena ingin mengikuti tren pasar. Pelaku bisnis tersebut merasa bahwa value perusahaan mereka sudah tidak sesuai zaman atau bisa dikatakan ketinggalan zaman. Dengan beradaptasi mengikuti tren, perusahaan akan menjadi lebih fleksibel dalam memasarkan produk mereka. Produk perusahaan pun akan lebih mudah diterima dari berbagai kalangan usia maupun gaya hidup.
Tahapan dalam Rebranding
Tidak mudah dalam menjalankan proses strategi ini. Anda tidak hanya mengganti desain, warna, ataupun logo saja. Ada beberapa tahapan yang harus Anda lakukan terlebih dahulu. Berikut adalah tahapan-tahapan rebranding.
1. Melakukan Evaluasi dan Riset
Anda perlu melakukan evaluasi dan riset secara menyeluruh. Hal yang dievaluasi adalah mengenai keadaan perusahaan saat ini. Kemduian, riset yang dilakukan ialah riset pasar di zaman ini. Sebelum memutuskan melakukan rebranding, Anda harus melakukan evaluasi terlebih dahulu tentang keadaan perusahaan saat ini. Lihat di mana posisi perusahaan Anda saat ini. Bandingkan dengan perusahaan yang lain. Setelah itu, risetlah posisi target pasar Anda. Dengan menyesuaikan posisi, Anda akan memiliki tujuan akhir yang jelas.
2. Merancang Strategi secara Menyeluruh
Anda perlu membuat rencana strategi. Tidak hanya itu saja, Anda juga perlu membuat rencana strategi cadangan. Semua strategi diharapkan bisa mencapai target. Strategi-strategi tersebut dirancang sesuai dengan tujuan akhir dan value baru yang telah ditentukan.
3. Komunikasi dengan Para Pemegang Saham
Komunikasi adalah kunci. Anda perlu melakukan komunikasi kepada para pemegang saham terlebih dahulu. Mengapa? Proses yang akan Anda jalankan ini akan berpengaruh terhadap kelangsungan perusahaan Anda di masa depan. Tidak hanya itu saja, hal ini berpengaruh pula terhadap keputusan-keputusan yang akan diambil di masa depan. Anda perlu komunikasikan tentang pembiayaan, hasil evaluasi posisi perusahaan, hasil riset kompetitor dan target pasar, dampak serta tujuan rebranding secara menyeluruh, dan yang terkahir adalah mengomunikasikan strategi yang telah Anda rancang.
4. Buat Timeline yang Tepat
Jika para pemegang saham sudah setuju, hal yang harus segera Anda lakukan adalah membuat timeline. Buatlah timeline yang tepat. Timeline tersebut harus digenapi sesuai dengan elemen-elemennya secara tertib. Jangan sampai Anda melenceng dari timeline yang telah ditentukan bersama.
5. Melakukan Kolaborasi
Libatkan semua stakeholders, semua departemen, dan semua tim dalam perusahaan. Selain komunikasi, kolaborasi juga merupakan kunci. Tanpa kerja sama yang kuat, tidak akan dicapai tujuan yang tepat. Libatkan pula pihak-pihak internal dan eksternal untuk memberikan feedback terhadap perusahaan Anda.
6. Eksekusi Rebranding
Berhati-hatilah dalam setiap tahapan proses eksekusi. Tentukanlah secara matang apa saja yang perlu diubah, dibuang, atau ditambahkan. Jangan sampai membuat keputusan yang membuat Anda menyesal di kemudian hari. Keputusan-keputusan yang diambil harus berdasarkan hasil evaluasi dan hasil riset. Buatlah keputusan yang bijaksana dan tentunya yang akan menghadirkan profit bagi perusahaan. Bangun pula antusiasme masyarakat agar mereka tidak sabar menunggu sesuatu yang baru dan berbeda di perusahaan Anda.
7. Melakukan Sosialisasi
Ketika eksekusi telah terlaksana secara menyeluruh, tahap selanjutnya adalah sosialisasi. Sosialisasi merupakan salah satu tahapan terpenting dalam proses ini. Tanpa adanya sosialisasi, tidak akan ada masyarakat yang tahu mengenai perubahan dan inovasi yang Anda lakukan.
8. Melakukan Dokumentasi Proses Rebranding
Setiap proses yang Anda jalankan jangan lupa untuk didokumentasikan. Dokumentasi ini bisa sebagai arsip perusahaan. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk memudahkan Anda dalam pengambilan keputusan di masa depan.
Nah, demikian seluk-beluk tentang rebranding. Karena rebranding bagaikan dua mata pisau yang bisa menguntungkan atau merugikan, Anda harus mempertimbangkannya dengan matang. Strategi ini bisa dikatakan strategi yang tepat apabila telah direncanakan dengan matang. Selain itu, sebelum rebranding, sebaiknya perusahaan juga sudah membuat rencana lain terkait risiko jika ada sebagian konsumen yang malah tidak suka dengan wajah baru atau citra baru perusahaan. (Erry/Elsa)

























