JAKARTA, MEDIAINI.COM – Viral video suasana Wisma Atlet membludak pasien beredar di media sosial. Kenaikan jumlah pasien di Wisma Atlet ternyata melonjak tajam hingga Rabu (16/6). Koordinator Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC-19) Wisma Atlet Kemayoran Jakarta, Mayjen TNI Dr. dr Tugas Ratmono, Sp. S. M.A.R.S., M.H mengungkapkan bahwa tingkat keterisian tempat tidur sudah nyaris penuh. Tercatat 92,06% dari total kapasitas 5.994 tempat tidur yang penuh dengan pasien positif Covid-19 dan tengah dirawat.
Total jumlah pasien yang tercatat kini mencapai 5.551 menjalani rawat inap. Berdasarkan informasi dari dialog Update RSDC Wisma Atlet yang disiarkan pada kanal YouTube BNPB Indonesia, Tugas Ratmono menjelaskan kondisi Wisma Atlet membludak pasien dan strategi yang akan dilakukan.
“Ini kapasitas yang masih dimiliki tinggal 1.843 bed kalau setiap hari terisi 500 per hari maka terhitung kapasitas penuh tinggal beberapa hari lagi. Sementara informasi yang juga kami terima tengah disiapkan di Wisma Tower 8 Pademangan dan Rusun Nagrak untuk menampung disitu untuk menambah kapasitas,”jelas Koordinator RSDC-19, Rabu(16/6)
Wisma Atlet Membludak, Minta Publik Putus Rantai Covid-19

Menurut Tugas Ratmono, masyarakat dapat berperan penuh dan bisa membantu putusnya rantai covid-19. “Artinya ini kondisi yang bisa direm dari hulu atau di masyarakat agar bisa terputus,”tegasnya.
Ditambahkan oleh Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satgas Penanganan covid-19, Dr. Sonny Harry B Harmadi lonjakan ini akibat dari efek libur panjang. “ini meneguhkan bahwa 4 kali libur panjang pada tahun 2020 menimbulkan lonjakan tajam, padahal pemerintah sudah melakukan pelarangan mudik. Jelas sekali bahwa kenaikan kasus ini karena efek libur panjang,”tegasnya.
Menurut Sonny, banyak yang mengatakan bahwa ini karena virus varian baru padahal sebenarnya yang terjadi varian baru sudah masuk sebelum libur Lebaran. “Mengamati dasbor perubahan perilaku bahwa tanggal 3 April terjadi penurunan terhadap prokes. Kasus aktif naik pada tanggal 19 Mei lalu. Artinya tambahan kasus aktif hingga 15 Juni ini dampak dari libur panjang,”bebernya.
Upaya mengerem di hulu juga disepakati oleh Sonny, ada tiga hal yang diyakini dapat membantu. Yaitu, melakukan prokes penuh karena pengetahuan sudah ada. Kedua, membatasi mobilitas. Ketiga, membatasi aktivitas. Ini sebagai cara efektif mengendalikan kasus karena usaha ini sangat penting dilakukan. (Red)
























Discussion about this post