SEMARANG, MEDIAINI.COM – Di tengah perhatian yang terus meningkat terhadap kesehatan masyarakat, penting bagi kita semua untuk memahami dan mengatasi ancaman serius yang dihadapi oleh demam berdarah. Diskusi menariK dilakukan oleh dr.Wisnu Yudho Hutomo Sp.PD, dan dr. Okty Prahalanitya, Sp.PK
Memberi gambaran informasi mengenai Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit infeksi yang disebabkan Virus dengue ditularkan oleh gigitan nyamuk Aedes terutama Aedes aegypti yang terinfeksi virus dengue.
Selain Aedes aegypti wabah demam berdarah juga dikaitkan dengan nyamuk Aedesbalbopictus, Aedes polynesiensis, dan Aedes scutellaris.
Penyakit akibat virus dengue dibagi menjadi Demam Dengue (DD), Demam Berdarah Dengue (DBD), dan Expanded Dengue Syndrome (EDS). Virus ini memiliki 4 serotipe (DENV-1, DENV-2, DENV-3 dan DENV-4).
Tidak semua yang terinfeksi virus dengue akan menunjukkan manifestasi DBD berat. Ada yang hanya bermanifestasi demam ringan yang akan sembuh dengan
sendirinya atau bahkan ada yang sama sekali tanpa gejala sakit (asimtomatik). Sebagian lagi akan menderita demam dengue saja yang tidak menimbulkan kebocoran plasma dan mengakibatkan kematian.
Perjalanan penyakit DBD dibagi menjadi tiga fase, Fase demam pada hari 0-3, kemudian hari 4-6 fase kritis kemudiannhari 6-7 fase Recovery.
Gejala utama penyakit DBD meliputibdemam mendadak yang tinggi, mencapai suhu hingga 40 derajat celsius.
Demam ini berlangsung terus-menerus selama 2-7 hari, kemudian turun dengan cepat. Gejala
penyerta lain seperti nyeri kepala, menggigil, lemas, nyeri di belakang mata, otot, dan tulang, ruam kulit kemerahan, kesulitan menelan makanan dan minuman, mual, muntah, gusi berdarah, mimisan,
timbul bintik-bintik merah pada kulit, muntah darah, dan buang air besar berwarna hitam.
Disampaikan oleh okty mengenaihasil laboratorium dimana akan terjadi penurunan trombosit <100.000 dan hematokrit yang meningkat >20% berdasarkan umur dan jenis kelamain ataupun menurun <20% setelah mendapat terapi cairan.
Pada fase kritis penyakit ini, suhu tubuh menurun dan tubuh terasa dingin, meskipun penderita mungkin merasa seperti sudah sembuh. Namun, pada fase ini perlu waspada karena dapat terjadi sindrom syok dengue yang dapat mengancam jiwa.
dr Yudo menambahkan mengenai Faktor risiko seseorang terkena demam berdarah dengue antara lain tinggal ataunbepergian ke daerah tropis, intensitas curah hujan dingin dan timbul genangan air, daerah urban atau semi urban dengan padat penduduk.
Pemeriksaan untuk penegakan diagmosis dipilih sesuai perjalanan penyakit dari infeksi dengue. Virus dengue berada di dalam kadar tertinggi di darah saat fase akut (hari 1-3 demam) dan menurun saatndemam turun. Dengan demikian, isolasi virus atau deteksi komponen virus (deteksi antigen NS1, RT PCR) akan memberikan hasil optimal dengan sampel darah, serum, atau plasma yang diambil saat fase akut.
Sedangkan setelah hari ke 5 pemeriksaan uji serologi mendeteksi IgM/IgG.
Penanganan yang bisa dilakukan dirumah.
1. Pemberian cairan 2-2,5 liter/hari 2. Istirahat cukup.
3. Antipiretik (penurun panas)
4. Pemantauan ketat tekanan darah, demam, hematokrit, trombosit, tingkat kesadaran dan diuresis.
5. Pengawasan tanda bahaya
Beberapa langkah pencegahan DBD dapat dilakukan, seperti 3M yaitu menguras tempat penampungan air, menutup wadah- wadah penampungan air, mengubur barang-barang bekas.
Kemudian menjaga kebersihan rumah, menggunakan lotion atau obat nyamuk, melakukan penyemprotan nyamuk atau fogging, menggunakan kelambu saat tidur, menggunakan kawat nyamuk pada ventilasi rumah, dan mengenakan pakaian tertutup serta pakaian berwarna terang.
Vaksinasi dengue juga dapat dilakukan
pada usia dewasa dan terutama pada anak-anak berusia 9-16 tahun untuk mencegah DBD.
Dengan menyebarkan informasi yang akurat dan terkini, kami berharap dapat membantu masyarakat mengurangi risiko terkena demam berdarah dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya tindakan pencegahan.
Lokasi talkshow di Rs keluarga sehat III Semarang mendukung upaya pencegahan demam berdarah dengue, dengan mengoptimalkan edukasi pencegahan demam berdarah serta penyediaan vaksin dan pelayanan pengobatan demam berdarah, termasuk penanganan intensif akibat komplikasi dari demam berdarah.
Bersama-sama, mari kita jaga kesehatan diri dan masyarakat dengan memahami dan mengatasi ancaman demam berdarah.





















