SEMARANG, MEDIAINI.COM – Sarung diperkenalkan oleh Kota Semarang dalam parade sarung dengan tema Sarungku Gayaku, di Kota Lama, Jumat (5/5).
Warna-warni sarung dikenakan dan dikenalkan oleh sebanyak 476 peserta dengan aneka model fashion yang menginspirasi.
Sarungku Gayaku merupakan parade perpaduan antara kain sarung dengan busana denim yang dibuat sefashionable mungkin.
Para peserta terdiri dari ASN, masyarakat umum, pelajar, dan para pengusaha serta komunitas yang ada di Kota Semarang.
Mereka melintasi catwalk yang digelar di sepanjang Jalan Letjen Suprapto atau depan Taman Srigunting Kota Lama.
Parade Sarungku Gayaku sebagai gerakan Kota Semarang dalam upaya menginspirasi masyarakat bahwa sarung bisa dikenakan kapan saja, dimana saja dan oleh siapa saja.
“Bahwa sarung itu multifungsi bisa digunakan kapan saja, jadi selain batik, sarung sebagai kekayaan lokal Kota Semarang,” kata Hevearita Gunaryanti Rahayu, Walikota Semarang.
Mbak Ita, sapaan Walikota, menyampaikan parade sarung di Sarungku Gayaku tak sekedar sosialisasi sarung sebagai bagian fashion masyarakat pada umumnya.
Melalui parade yang dipamerkan, sarung-sarung yang dikenakan harapannya bisa mendorong peran UMKM menangkap peluang bisnis fashion sarung.
“Jadi efeknya bukan hanya berhenti di euforia saja, tapi memaksimalkan peran UMKM bahwa sarung bisa jadi peluang bisnis fashion,” katanya.
Selain itu, parade sarung sebagai rangkaian kegiatan HUT Kota Semarang ke 476 tahun ini, juga bisa menjaring minat wisatawan berkunjung ke kota Lunpia.
“Ini menjadi salah satu agenda atraksi budaya yang ada di Semarang dan bisa mendatangkan pariwisata,” katanya.
Bahwa sarung digunakan oleh semua kalangan dari kelas bawah, menengah, dan atas.
“Bahkan pak Presiden pakai sarung, di ASN provinsi Jateng juga hari Kamis pakai batik dan sarung,” katanya.
Ia juga mengatakan, simbol sarung yang digunakan semua kalangan ini telah menginspirasi Kota Semarang dalam melayani masyarakat.
“Bahwa kota ini melindungi dan melayani semua kalangan, semoga simbol sarung ini bisa melayani kalangan tanpa beda,” katanya.
Sementara itu salah satu peserta parade dari Komunitas Diajeng Semarang (KDS) Sani mengungkapkan, pihaknya senang bisa terlibat dalam acara akbar ini.
“Ini memang kesekian kalinya kami terlibat dalam kegiatan Pemerintah Kota Semarang. Parade Semarak 476 “Sarungku Gayuku” KDS berharap kegiatan serupa dapat terus diadakan di Kota Semarang,” tutup Sani.