JAKARTA, MEDIAINI.COM – Di kalangan generasi muda, hunian dengan desain minimalis masih menjadi primadona. Bahkan kekinian, semakin banyak keluarga milenial yang melengkapi bagian interiornya dengan konsep mini bar.
William K Patty, desainer interior dari Hadiprana Design mengatakan, penggunaan mini bar pada awalnya dipopulerkan oleh negara-negara Amerika Serikat dan Eropa yang memang lekat dengan minuman beralkohol. Satu ciri khas yang dimiliki mini bar adalah meja dan kursi tinggi seperti di sebuah bar.
Meski fungsi awalnya merupakan meja untuk menaruh minuman, seiring berkembangnya waktu, mini bar juga dilengkapi aneka peralatan dapur dan beberapa show case koleksi minuman atau bahan makanan yang ingin diperlihatkan.
“Kaum urban banyak sekali kebutuhan untuk menyediakan mini bar yang terintegrasi dengan dry pantry (dapur kering),” kata William di sela-sela sebuah acara yang berlangsung di kawasan Senayan, Jakarta, pertengahan pekan ini.
Meski lahir dan besar di Eropa dan Amerika, penggunaan mini bar di Tanah Air agak berbeda dengan “budaya barat”, mengingat mayoritas penduduk Indonesia merupakan muslim.
Oleh karena itu, lanjut William, konsep mini bar semakin populer di Indonesia karena fleksibilitas konsepnya yang mengikuti zaman dan tidak membutuhkan lahan yang luas. Saking tidak memerlukan ruang yang besar, penempatan mini bar dalam sebuah rumah minimalis bahkan kerap menyatu dengan dry pantry atau dapur kering untuk mengolah makanan.
Maka dari itu, William menjelaskan bahwa dirinya kerap menjadikan mini bar sebagai solusi bagi rumah minimalis dengan lahan terbatas, namun tetap mempertahankan desain mewah yang kekinian.
Hal yang Harus Diperhatikan Sebelum Membangun Mini Bar
Dalam praktiknya, ketika membangun konsep mini bar di dalam rumah, William terlebih dahulu menanyakan kebiasaan anggota keluarga agar fungsi mini bar lebih optimal.
“Kami selalu mendata kebiasaan seperti apa yang sering dilakukan anggota keluarga. Pada dasarnya kami mendesain sesuai dengan behaviour dan kebutuhan mereka, tentu dengan mempertahankan estetika,” sambung pria yang telah mengabdi bersama Hadiprana selama 21 tahun tersebut.
Sebagai contoh, ia melihat kebiasaan keluarga yang suka berpesta sambil meminum wine. Beberapa di antara mereka mungkin akan lebih senang jika koleksi alkoholnya ditampilkan di kabinet pantry. Sementara yang lainnya tidak demikian.
“Harus ditanyain dulu sukanya apa. Karena mungkin ada yang keberatan jika koleksi wine yang mereka punya diperlihatkan secara terang-terangan,” papar William.
Karena diadaptasi oleh masyarakat Indonesia, konsep mini bar juga tak harus selalu diperuntukkan bagi keluarga milenial yang akrab dengan minuman beralkohol atau mereka yang menganut “budaya barat”.
Bahkan, William mengatakan bahwa beberapa pelanggannya justru menginginkan mini bar dengan konsep healthy living, yang saat ini masuk dalam daftar tema favorit pasangan muda di Tanah Air.
“Ada yang suka dengan konsep gaya hidup sehat, sehingga definisi mini bar yang dibuat itu hanya men-display (memajang) lebih ke aneka buah segar, gelas jua, atau mesin juicer yang desainnya modern,” tambah William.
Multifungsi
Lagi-lagi, William mengingatkan bahwa budaya masyarakat Indonesia jauh berbeda dengan bangsa barat. Masyarakat di Tanah Air punya kecenderungan untuk membangun sebuah area yang multifungsi.
Jika dikaitkan dengan desain mini bar, mereka kerap menginginkan area yang memiliki banyak kegunaan. Pun begitu dengan pemanfaatan mini bar yang tidak hanya menjadi area mengolah hidangan, menikmati minuman, atau menjamu tamu saja.
Dengan adanya mini bar yang konsepnya minimalis serta didukung dengan peralatan berdesain stylish, akan ada lebih banyak fungsi lagi yang bisa didapatkan oleh pemilik rumah.
“Di Indonesia, apalagi di masa pandemi seperti sekarang ini, masyarakat bahkan bisa menjadikan mini bar sebagai area kerja, mengingat masih ada perusahaan yang menerapkan WFH (Work From Home), atau bagi para kreator bahkan dijadikan latar set untuk karya yang mereka buat,” tutup William. (Tivan)