JAKARTA, MEDIAINI.COM – Jumlah kasus Covid-19 di Indonesia terus bertambah signifikan. Per hari Kamis (3/1), Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 melaporkan adanya tambahan 27.197 kasus baru hari ini. Dengan demikian, total kasus Covid-19 yang telah terkonfirmasi hingga saat ini mencapai 4.414.483.
Dengan tambahan 27.197 kasus baru hari ini, lonjakan jumlahnya lebih tinggi dibandingkan sehari sebelumnya yang berjumlah 17.895. Kemudian kasus sembuh bertambah 5.993 sehingga menjadi 4.154.797.
Sedangkan kasus meninggal bertambah 38. Dengan begitu, sudah ada 411 orang yang meninggal akibat Covid-19. Secara total, kasus aktif bertambah 21.166 menjadi 115.275.
Kasus Covid-19 Meningkat,Rumah Sakit Mulai Penuh
Setelah sempat melandai, keterisian tempat tidur alias bed occupancy rate (BOR) di rumah sakit tingkat nasional kembali meroket. Menurut catatan Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) persentase BOR untuk pasien positif Covid-19 sudah mencapai 17 persen, dari total alokasi 60 persen.
“Batas BOR itu 60 persen, dan BOR RS di tingkat nasional saat ini 17 persen,” ujar Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2P) Kemenkes Siti Nadia Tarmizi.
Selaras dengan pernyataan Nadia, laman resmi Kemenkes per 2 Februari 2022 juga mencatat bahwa keterisian tempat tidur RS Covid-19 di rumah sakit di tingkat nasional telah mencapai 17 persen.
Jika dielaborasikan, DKI Jakarta menjadi provinsi dengan BOR RS tertinggi yakni 58 persen. Lalu disusul dengan provinsi lainnya, yaitu Banten (30 persen), Bali (26 persen), Jawa Barat (22 persen), dan DI Yogyakarta (11 persen).
Secara terpisah, Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito juga mengakui bahwa keterisian tempat tidur atau BOR rumah sakit rujukkan Covid-19 meningkat seiring dengan kenaikan kasus Covid-19.
Berdasarkan data yang ia terima, rata-rata BOR RS di tingkat nasional 13,89 persen. DKI Jakarta menjadi penyumbang tertinggi pasien yaitu 52 persen.
“Rata-rata BOR rumah sakit rujukan di tingkat nasional sebesar 13,89 persen dengan DKI Jakarta sebagai penyumbang tertinggi yaitu mencapai 52 persen, disusul Banten 22 persen dan Jawa Barat 16 persen,” beber Wiku dalam kanal YouTube Sekretariat Presiden.
Sedangkan untuk wilayah lainnya, sebut Wiku, tingkat BOR RS masih di bawah 10 persen. Meski begitu, untuk mengantisipasi lonjakan pasien, pemerintah akan meningkatkan jumlah tempat tidur perawatan mencapai 10.996 untuk ruang isolasi dan ICU.
“Angka ini dapat dioptimalkan dengan mengkonversikan hingga 40 kali dan kebutuhannya bertambah di kemudian hari,” pungkasnya.
Pasien Omicron Tidak Perlu Dirawat di Rumah Sakit
Sementara itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan arahan setelah kasus Corona harian di Indonesia menembus angka 27 ribu kasus. Jokowi menyebut pasien Covid-19 varian Omicron bisa sembuh tanpa harus ke rumah sakit.
Mulanya, Jokowi membahas karakteristik varian Omicron yang memiliki tingkat penularan tinggi tapi fatalitas lebih rendah dari varian Delta. Dia menyebut kondisi itu membuat tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit masih terkendali.
“Varian Omicron ini memang tingkat penularannya tinggi, namun tingkat fatalitasnya lebih rendah dibandingkan dengan varian Delta. Hal ini bisa terlihat dari kasus Covid-19 di beberapa negara, di mana tingkat keterisian rumah sakit relatif rendah. Hal ini juga termasuk di negara kita Indonesia, meskipun kasus melonjak cukup tinggi, keterisian di rumah sakit masih terkendali,” kata Jokowi dalam konferensi pers virtual via kanal YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (3/2).
Jokowi meminta masyarakat tetap tenang menghadapi Covid-19 varian Omicron. Dia menyebut pasien yang terinfeksi Corona varian Omicron bisa sembuh tanpa harus dirawat di rumah sakit.
“Perlu saya sampaikan bahwa varian Omicron bisa disembuhkan tanpa harus ke rumah sakit,” ucap mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Lebih lanjut, Jokowi mengatakan pasien Covid-19 yang terpapar varian Omicron bisa sembuh dengan isolasi mandiri di rumah, lalu meminum obat dan multivitamin.
“Pasien yang terpapar varian ini cukup melakukan isolasi secara mandiri di rumah, minum obat dan multivitamin dan segera tes kembali setelah 5 hari,” tutup orang nomor satu di Indonesia tersebut.