SEMARANG, MEDIAINI.COM – Warga Jawa Tengah, khususnya Kota Semarang pasti sudah tidak asing lagi mendengar nama Grand Maerakaca sebagai Taman Mini Indonesia versi Jawa Tengah.
Disebut sebagai Taman Mini Indonesia-nya Jawa Tengah karena menyajikan berbagai replika dan miniatur bangunan khas dari berbagai daerah di seluruh Jawa Tengah.
Taman rekreasi ini menjadi salah satu destinasi wisata di Semarang yang cocok untuk rekreasi keluarga. Grand Maerakaca sendiri adalah salah satu obyek wisata Semarang yang dikelola oleh PRPP (Pusat Rekreasi dan Promosi Pembangunan) Jawa Tengah, yang berada di komplek Tawang Mas Semarang Barat.
Tak hanya berisi 35 anjungan itu saja, di Grand Maerakaca ini juga terdapat miniatur peninggalan sejarah dan obyek wisata yang populer di Jawa Tengah seperti Candi Borobudur, Benteng Pendhem, Masjid Menara Kudus, Masjid Agung Demak dan lain-lain.
Selain itu, Grand Maerakaca juga dilengkapi sarana rekreasi seperti becak air, perahu unik yang atapnya berbentuk daun, area permainan anak hingga outbond.
Mengalami Rebranding
Sebelum namanya menjadi Grand Maerakaca, taman wisata ini dulunya bernama “Puri Maerakaca”.
Menurut Titah Listiorini, Direktur PRPP Jawa Tengah menjelaskan saat namanya masih Puri Maerakaca, sempat mengalami beberapa kali revitalisasi atau renovasi karena dirasa terlihat kotor, kumuh, dan tak terawat, akhirnya ia bersama tim kreatifnya memutuskan untuk merebranding Puri Maerakaca ini berganti menjadi Grand Maerakaca.
“Karena ingin meninggalkan kesan masyarakat atas Puri Maerakaca yang terlihat tidak terawat, saya memutuskan untuk merebranding dengan berganti nama menjadi Grand Maerakaca,” ujarnya.
Rebranding ini tidak hanya sekedar mengubah nama Puri Maerakaca menjadi Grand Maerakaca saja, tetapi pihak PRPP juga melakukan penambahan fasilitas dan wahana seperti tracking mangrove, pathways sea walk, gapura dan masih banyak lagi untuk membawa kesan dan pengalaman baik bagi para pengunjung.
“Tidak hanya sekedar mengganti nama, kami juga menambahkan seperti tracking mangrove, pathways sea walk, gapura dan sebagainya,” tutur Titah.
Uji Coba Kode QR PeduliLindungi
Seperti yang diketahui, saat ini karena masih terjadinya pandemi Covid-19 membuat tempat-tempat umum seperti mall dan wisata dari mewajibkan pengunjungnya vaksin terlebih dahulu, dan keterangan telah vaksin bisa dilihat di aplikasi PeduliLindungi.
Titah Listiorini menjelaskan bahwa Grand Maerakaca pun menjadi salah satu tempat wisata yang digunakan untuk uji coba kode QR PeduliLindungi yang ditetapkan oleh Kemenparekraf.
Aplikasi PeduliLindungi ini digunakan untuk skrining Covid-19 di masa PPKM pada level 2 sampai 4.
Namun, menurutnya dengan adanya uji coba kode QR PeduliLindungi ini justru membuat pengunjung semakin berkurang, karena adanya persyaratan untuk anak dibawah usia 12 tahun dilarang masuk, bahkan jika orang tua tersebut sudah vaksin tetap tidak diperbolehkan.
“Grand Maerakaca, jadi uji coba scan kode PeduliLindungi untuk persyaratan masuk, justru dengan adanya ini pengunjung semakin berkurang karena anak usia dibawah 12 tahun tidak boleh masuk walau orang tuanya sudah vaksin,” imbuhnya.
Namun meskipun begitu, agar kondisi akibat pandemi Covid-19 ini semakin membaik, ia pun mau tidak mau harus menuruti sesuai perintah yang mana jika pandemi ini selesai juga, sektor pariwisata akan kembali membaik.
“Mau tidak mau harus menuruti, ini juga untuk kebaikan bersama agar pandemi ini cepat selesai,” ujar Titah.
Pandemi Covid-19 memang menjadi momok menakutkan bagi beberapa sektor, salah satunya pariwisata yang mengalami penurunan jumlah pengunjung secara signifikan.
Seperti Grand Maerakaca sendiri sebelum adanya pandemi, tepatnya pada tahun 2019 pengunjung per tahunnya mencapai sekitar 470 ribu orang.
Sedangkan untuk per harinya dalam kondisi normal, Grand Maerakaca bisa menampung maskimal 10.000 orang. Saat pandemi ini, Grand Maerakaca tidak memiliki target pengunjung secara tetap, yang terpenting adalah bagaiamana pandemi ini cepat selesai.
Hadirnya Fly Over Semakin Mempermudah Akses
Hadirnya fly over yang berada persis di depan pintu masuk Grand Maerakaca sendiri sangat menguntungkan mereka.
Menurut Titah, hadirnya fly over ini bisa mempermudah akses untuk menuju Grand Maerakaca, bisa mengurai kemacetan jika sedang ada event dan lain sebagainya.
Selain fly over, mereka juga dibuatkan jembatan khusus, jadi agar para pengunjung bisa langsung masuk ke pintu masuk Grand Maerakaca.
Sebelum adanya jembatan tersebut, akses jalan menuju Grand Maerakaca berupa contra flow dari Bandara dan masuk lewat PRPP Jawa Tengah.
“Sangat mempermudah, meskipun fly over diatas tapi hal tersebut bisa menjadi akses langsung ke Grand Maerakaca, dan bisa mengurai kemacetan jika kita sedang ada event. Selain fly over juga ada jembatan yang sudah jadi persis di depan pintu masuk, sebelumnya kan harus melewati contra flow dan masuk lewat PRPP, kami tidak punya jalan saat itu, sekarang berkat adanya jembatan, pengunjung bisa langsung menuju pintu masuk Grand Maerakaca,” ujarnya.
Taman Mini-nya Jawa Tengah
Seperti yang sudah diketahui, Grand Maerakaca ini ibarat Taman Mini Indonesia-nya Jawa Tengah. Yang paling ikonik dari Grand Maerakaca sendiri adalah anjungan-anjungan dari berbagai daerah di seluruh Jawa Tengah.
Selain itu, pengunjung juga bisa menikmati tracking mangrove dengan berjalan ditepi tanaman mangrove.
Tidak hanya itu, Grand Maerakaca juga menghadirkan Lumina, yakni berisikan replika bangunan dari berbagai Negara, yaitu Jepang, Turki, Meksiko, Arab, dan Yunani.
Hadirnya Lumina ini membuat pengunjung seperti sedang menjelajahi 5 negara. Saat melewati jembatan dari Grand Maerakaca menuju Lumina, pengunjung langsung disambut oleh Torii ala Jepang serta lampion-lampion khas negeri Sakura.
Kemudian, di dekat wahana Lumina Grand Maerakaca juga terdapat wahana Golf mengambang yang bisa pengunjung mainkan.
Tidak berhenti disitu, fasilitas dan wahana yang disediakan Grand Maerakaca pun terbilang banyak, seperti pathways sea walk, gapura bambu, jembatan beton, mini plaza Blora, Joglo tiket dan informasi, dermaga apung Rembang, revitalisasi dermaga sepeda air, dummy cottage, angkringan kemambang, time tunnel water park legenda Cheng Ho, dan logo raksasa Grand Maerakaca.
Untuk jam operasional saat masa PPKM ini, Grand Maerakaca Semarang dibuka mulai pukul 07.00 sampai pukul 18.00.
Semua pengunjung dan petugas wajib mematuhi protokol kesehatan. Sedikit informasi, Grand Maerakaca sudah memiliki sertifikasi CHSE (clean, health, safety and environment ) dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf). Sertifikat tersebut mencakup standardisasi kebersihan, kesehatan, keselamatan dan kelestarian lingkungan suatu tempat wisata. Harga tiketnya sendiri masih sama dengan harga Rp 15.000.