MEDIAINI.COM– Sudah banyak perempuan yang berhasil merintis usaha kerajinan rajut. Dari yang skalanya besar sampai skala rumahan. Keuntungan yang didapatkan bisa digunakan untuk membantu keuangan keluarga.
Punya Bisnis Gara-Gara The Power of Kepepet
Lihat postingan ini di Instagram
Salah seorang pelaku usaha bisnis rajutan skala rumahan adalah Riztika Winamurti. Tika, begitu dia biasa disapa, memulai bisnisnya pada 2012 lalu. Sudah berjalan 8 tahun, usahanya bisa dijadikan sumber penghasilan.
Perempuan yang memiliki latar belakang profesi bidan ini mengatakan kalau alasannya berbisnis awalnya karena terpaksa. ‘’The power of kepepet. Saya tidak bisa melanjutkan pekerjaan sesuai ijazah,’’ katanya kepada Mediaini.com. Suntuk dan merasakan krisis kepercayaan diri, Tika berpikir untuk menemukan cara mengaktualisasikan diri.
Baca juga: Tertarik Bisnis Rajut, Cek 6 Tempat Kursus Rajut di Jakarta Untuk Modal Skill
Dia lantas belajar merajut dan membuat sepatu cover. Hasil rajutan pertamanya itu dia kenakan untuk menghadiri kondangan. ‘’Ternyata ada teman yang tertarik dan beli,’’ lanjutnya. Perempuan yang tinggal di Cilacap itu lantas memotret rajutannya dan diposting di medsos.
Ternyata setelah itu mulai banyak order berdatangan. Order pun tak hanya dari Indonesia saja. Dia pernah mendapatkan order dan dikirim ke Taiwan serta Hongkong.
Memulai Usaha dengan Modal Rp 50 Ribu
Lihat postingan ini di Instagram
Bisnisnya yang bernama Rajutika ini dimulai dengan modal Rp 50 ribu saja. Uang tersebut digunakan untuk membeli sepasang sepatu karet, 2 gulung benang, dan 1 buah hakpen. Seiring berjalannya waktu produknya mulai bervariasi. Dia juga kerap mendapatkan ide dari permintaan konsumen.
Sekarang dia sudah memiliki 6 produk yang made by order. Selain sepatu, ada tas, taplak, kalung, gelang, gantungan kunci. Harga rajutan kreasi Rajutika ini bervariasi. Mulai Rp 5 ribu sampai Rp 500 ribu.
Kebanjiran Order Setelah Bikin Gelang Rajut Liontin Emas
Lihat postingan ini di Instagram
Ibu dua anak bercerita, salah satu produknya yakni gelang liontin emas sempat booming. Dia pun sampai kewalahan. Sebab semua dikerjakan oleh tangannya, dibantu satu orang karyawan. Ketika itu muncul produk liontin emas unik dengan gelang bawaan. ‘’Ada teman yang membeli gelang tersebut di toko emas, tapi minta gelangnya pakai rajutan,’’ ceritanya.
Setelah jadi, hasilnya diposting di akun medsosnya. Rupanya banyak yang tertarik dan order. Membuat gelang tersebut tidak butuh banyak bahan. Malah Tika menggunakan benang sisa. Jadi dia hanya mematok harga jual gelangnya Rp 5 ribu saja.
‘’Tapi liontinnya disediakan oleh konsumen. Kalau konsumen dari luar kota, saya terima jastip liontinnya sekalian,’’ terangnya. Kini tiap bulannya dia bisa mendapatkan penghasilan antara Rp 2-3 juta. Jika ramai, omset bisa dua kali lipatnya. (Jenti Jay)


























Discussion about this post