MEDIAINI.COM – Indonesia telah lama dikenal sebagai penghasil kopi terbaik di dunia. Mulai dari Gayo, Toraja, Bajawa, Java Arabica, semuanya adalah jenis kopi yang telah merajai pasar luar negeri. Kopi-kopi dari Indonesia ini menawarkan berbagai keunikan yang khas, baik aroma maupun citarasa.
Namun, meski sudah sejak dahulu Indonesia dikenal sebagai penghasil kopi terbaik, industri kedai kopi baru marak beberapa tahun terakhir ini. Bagaimanakah lika liku industri kopi ini? Berikut wawancara Mediaini.com dengan asesor sertifikasi barista sekaligus founder dari Kopisob, Reza Adam Ferdian.
Transisi ke Kopi Specialty
View this post on Instagram
Menurutnya, makin maraknya kedai-kedai kopi di Indonesia beberapa tahun belakang, tak lepas dari perjuangan para pelaku industri kopi secara lebih serius, “Ada transisi dari kopi jadi komoditi menjadi kopi specialty,” katanya.
Namun, Bang Rez, sapaan akrab Reza Adam Ferdian, menampik jika industri kopi baru mulai tumbuh di beberapa tahun ke belakang saja. Sebab, menurutnya ada banyak kedai kopi yang sudah berdiri jauh-jauh hari dari maraknya coffee shop seperti sekarang ini. ”Di Pekanbaru ada yang dari tahun 1951, di Tarakan juga ada dari 1949, kemudian di Jakarta juga ada Tak Kie dari 1927,” ujarnya.
Hanya saja, industri ini terkesan baru tumbuh karena awareness-nya baru muncul. Dirinya menilai, maraknya kedai kopi yang lahir akan menumbuhkan pula jumlah penikmat kopi, “Keluar kompleks sedikit ada kedai kopi, orang jadi punya banyak pilihan sekarang.”
Mengkopikan Kopi Indonesia
View this post on Instagram
Demi cintanya pada biji kopi, Bang Rez pernah pergi ke China sebagai duta kopi, memperkenalkan kopi asli nusantara. Hal tersebut menjadi tantangan tersendiri. Sebab China, memang lebih akrab dengan budaya teh dibanding kopi. “Mengkopikan kopi Indonesia itu saya lakukan, kopinya dari Indonesia, yang melakukan itu barista dari Indonesia.”
Langkah pertama adalah memperkenalkan single origin ala Indonesia. Dimana kopi nusantara digemari lantaran baik arabica maupun robustanya, selalu memiliki single origin dari masing-masing daerah, bahkan hampir di tiap kabupaten. Selain itu, kopi nusantara digemari juga karena proses proses pengolahan biji kopi di sini berbeda. Proses tersebut dinamakan semi washed. Konon katanya, pengolahan biji kopi dengan teknik ini hanya ditemukan di Indonesia dan Brazil saja.
Segala soal kopi, didukungnya penuh. Dirinya juga mendukung adanya lisensi dari pemerintah untuk profesi barista. Sebab menurut laki-laki yang telah melanglang buana sejak 2006 ini, di zaman 4.0, skill mumpuni juga harus tertulis di atas kertas, “Skill dan legalitas itu harus berjalan beriringan,” ungkap Bang Rez yang juga seorang asesor di LSP Barista Indonesia ini.
Lisensi yang diakui oleh pemerintah ini, tak hanya berlaku di Indonesia, tetapi sampai ke seluruh Asia. Nantinya, sertifikasi bisa berlaku selama tiga tahun.
Derap Kopisob
View this post on Instagram
Semangat mengkopikan Indonesia juga ia wujudkan dengan cara mendirikan kedai kopi bernama Kopisob. Di kedainya, ia selalu berusaha mencari kopi-kopi terbaik yang ada di Indonesia.
Adanya pandemi dan diberlakukannya PSBB di Jakarta, sedikit banyak memberi efek tersendiri bagi Kopisob. Rencana jangka pendek, kedainya akan kembali fokus ke delivery order dan kopi literan. “Tapi kalau bagi saya pribadi, momen ini untuk take a break dulu sebentar,” ujarnya yang sesekali mengadakan sharing session di podcast dan media sosial miliknya ini.
Kedai pertama dari Kopisob di kawasan Tebet telah ditutup secara permanen. Hal ini karena Bang Rez ingin ada upgrade dari bisnis kopi miliknya, “Itu kan kedai ya, dan kita mau upgrade tempatnya tidak bisa, jadi ya ditutup saja.”
Namun, kedai keduanya di Menara Mulia, masih berjalan normal. Sedangkan untuk kedai ketiganya, yang rencananya di BSD, akan segera buka dalam waktu dekat, “Soft Launching-nya mungkin awal bulan depan.”
Coffee shop barunya juga akan memiliki konsep yang baru dibanding kedainya yang telah tutup. Jika di kedai Tebet mereka hanya fokus di kopi murni, coffee shop barunya akan ada camilan lain yang bisa jadi pendamping minum kopi, ”Di BSD juga ada kopi botolan, es kopi susu gula aren dan gula pandan. Kalau di Tebet kan murni kopi.”
Baca juga : PSBB Jakarta Diperpanjang, Apa Sajakah Dampak yang Akan Terjadi?
Pelatihan Barista
View this post on Instagram
Langkah berikutnya dalam usahanya mengkopikan kopi Indonesia adalah, menggelar berbagai pelatihan untuk barista. Bang Rez bahkan pernah menggelar pelatihan untuk tunanetra. Hal ini bermula ketika ia diundang sebagai praktisi kopi di sebuah kampus profesi di Matraman. Dari sana ia bertemu teman-teman tunanetra yang juga sebagai narasumber. Mereka, kata Bang Reza, punya cita-cita mendirikan kedai kopi.
Dirinya meyakini, kopi bisa diciptakan oleh semua orang, sekaligus bisa dinikmati pula oleh semua orang. “Dari situ saya bilang ke mereka, go ahead. Kalian punya cita-cita dan itu bagus banget.”
Bang Rez pun menawarkan kepada teman-teman tuna netra untuk belajar kopi di kedainya di Tebet. Singkat cerita, mereka pun menyambut baik tawaran tersebut dan datang ke Tebet sekitar bulan Maret, “Alhamdulillah, sekarang mereka sudah buka kedai kopi sendiri di Tangerang, namanya Blind Coffee.”
Di bulan yang sama, dirinya juga sempat datang ke rumah difabel di Semarang. “Saya datang atas undangan dari seseorang teman, ya, niatnya untuk kenal lebih jauh dengan teman teman di sana. Sudah ada rencana, tetapi kemudian Covid, mau tidak mau harus ditunda.”
Pelatihan barista ini sebenarnya sudah ia mulai sejak 2017 dan terbuka bagi siapa saja yang ingin mempelajari dunia kopi. (Chelsea Venda)
Discussion about this post