MEDIAINI.COM – Pandemi sempat mengacaukan laju bisnis, termasuk skala Usaha Mikro Kecil dan Menengah atau UMKM. Namun layaknya manusia yang bisa terus bertahan lewat evolusi, UMKM pun menemukan jalannya untuk bertahan menghadapi pandemi. Yaitu menggeliat di jalur digital, memasarkan seluruh produk via online.
Pembatasan sosial yang diterapkan pemerintah, memang menghambat penjualan offline. Hampir seluruh gerai, baik yang menjual produk atau jasa, terpaksa tutup atau membatasi jam operasionalnya. Hal ini, tentu saja mempengaruhi pendapatan seluruh pelaku usaha.
Perjalanan Panjang Menembus Pandemi
Menurut penelusuran Mediaini.com, banyak pelaku bisnis yang terimbas pandemi akhirnya berlari ke promosi dan penjualan via jalur digital. Salah satunya adalah Lizzi Parra, pendiri merek kecantikan BLP Beauty. Selama pandemi, Lizzi terpaksa menutup enam gerai kecantikannya.
Karena penjualan offline sepi, Lizzi pun menggeliat bangkit dengan memperkuat penjualan di marketplace. Hal ini bukan hal yang sulit, karena BLP Beauty sendiri memang tumbuh dan besar sedari awal di platform digital.
Setelah mengalami penurunan omzet selama setengah tahun lebih, kini Lizzi berharap akan memanen untung di penghujung tahun, di beberapa perayaan besar yaitu Natal dan tahun baru.
Dunia Digital Makin Ramai
Pandemi membuat dunia daring semakin ramai. Menurut survei Katadata Insight Center di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi, sudah 60% pelaku UMKM menjamah market place.
Pemerintah pun menyuport perdagangan melalui ranah daring ini. Pemerintah dalam hal ini Kementerian Perdagangan, bersama Facebook Indonesia memberikan pelatihan jual beli online kepada UMKM binaan. Program yang dinamanakan Akademi Instagram ini diharapkan akan terus berkelanjutan.
Seiring Instagram yang mengeluarkan stiker “Gift Card” dan “Pesan Makanan”, pemerintah juga menggalakkan kampanye Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia.
Sedangkan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), pada Juli lalu mengumumkan tiga program yang bisa menjadi stimulus pertumbuhan UMKM.
Yang pertama, adalah program Kewirausahaan Digital sebagai bagian dari beasiswa Digital Talent Scholarship. Di dalamnya berisi pelatihan daring dengan target peserta sekitar 22.500 orang.
Kemudian ada juga scalling up juga pelatihan bahasa Inggris dan pemasaran digital untuk UMKM/UMi serta pelaku desa wisata di beberapa titik destinasi superprioritas.
Beberapa Prioritas Pemerintah di Tahun 2021
Beberapa sektor industri menjadi prioritas pemerintah di tahun 2021 mendatang. Menurut Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, Febrio Kacaribu, sektor yang disorot khusus ini adalah sektor industri yang terimbas paling parah selama pandemi, yaitu sektor pariwisata dan transportasi.
Dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) untuk tahun 2021 yang telah selesai disusun, salah satu pokok program di dalamnya adalah mendorong kebangkitan UMKM setelah diterpa badai pandemi.
Di dalam RKP tersebut, pemerintah akan meningkatkan kapasitas usaha dan akses pembiayaan bagi UMKM. Dalam hal ini bisa berupa penyediaan insentif fiskal, modal kerja, dan pendampingan mengakses kredit. Pelatihan teknis dan kewirausahan, inkubasi usaha dan digitalisasi UMKM juga akan terus digalakkan.
Sedangkan melalui program Percepatan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN), pemerintah akan menambah jumlah kuota calon penerima bantuan presiden atau banpres berupa modal usaha untuk UMKM.
Jadi buat pelaku UMKM, jangan khawatir menghadapi 2021. Meski pandemi masih bersarang, namun dukungan dari pemerintah terus mengalir satu demi satu. (Inten Esty)
Baca juga : Infina, Aplikasi yang Koneksikan UMKM dan Influencer
Discussion about this post