MEDIAINI.COM – Di masa pandemi, segala bisnis yang berhubungan dengan kesehatan tubuh tumbuh pesat. Salah satunya adalah tempat fitness. Kendati sempat tutup, namun kini tempat fitness sudah dibuka kembali dengan tetap menjalankan protokol kesehatan seperti aturan pembatasan jumlah pengunjung dan jaga jarak antar orang minimal 2 meter.
Bisnis fitness memang telah diprediksi naik daun paska dimulainya era adaptasi kebiasaan baru. Pasalnya, sejak pandemi merebak, isu kesehatan jadi perhatian utama. Banyak orang mulai sadar dan mengubah pola hidup mereka menjadi lebih sehat. Dan fitness, menjadi salah satu caranya.
Investasi dan Potensi Cuan
Bisnis fitness memang jadi bisnis yang menjanjikan saat ini. Lalu, bagaimana cara memulainya? Pertama, pilihlah lokasi yang strategis. Buatlah riset kecil-kecilan tentang wilayah mana yang ramai penduduk sekaligus belum ada tempat fitness di sekitarnya.
Kedua, desainlah ruangan fitness agar pelanggan betah. Paling tidak siapkan ruangan fitness, kasir, ruang tunggu, dan ruang ganti. Kemudian, tata letak alat fitness juga jadi perhatian utama. Terutama saat era adaptasi baru, patuhi aturan yang berlaku.
Ketiga, investasi alat. Alat-alat fitness memiliki varian yang banyak. Sebagai pemula, bisa mengantisipasinya dengan membeli alat berdasarkan fungsinya terlebih dahulu, misalnya alat untuk pembentukan otot kaki, tangan, dada, dan lainnya. Umumnya, modal membeli alat berkisar Rp65 juta.
Lalu, siapkan dana Rp30 juta untuk tambahan yang dipakai untuk gaji instruktur, penyediaan vitamin khusus, kasir, listrik, air dan lainnya. Terakhir buatlah papan nama usaha agar orang bisa lebih mudah menemukan lokasi fitness, biasanya harga papan nama berkisar Rp2 juta.
Jadi, total investasi untuk mendirikan tempat fitness berkisar Rp92 juta. Asumsikan, dalam satu bulan pertama ada 45 orang yang bergabung menjadi member fitness. Biaya awal bergabung member Rp145 ribu, jadi total pendapatan dari biaya gabung member Rp6.525.000. Kemudian ada iuran bulanan bagi member Rp95 ribu, jadi Rp4.275.000.
Sedangkan untuk pelanggan non member berjumlah 20 orang dengan biaya per orang Rp20 ribu. Total pemasukan jadi Rp1.2 juta. Lalu hasil dari penjualan vitamin juga minuman sebanyak Rp3 juta. Jadi total pendapatan dalam satu bulan Rp15.000.000.
Rahasia Tempat Fitness yang Ramai
Mendirikan fitness bukan hanya soal tempat dan alat saja, ada banyak elemen lain yang menentukan tempat fitness tersebut jadi pilihan. Jadi mulailah dengan menentukan segmentasi pasar, ini akan berpengaruh pada pemilihan lokasi dan harga member per bulanannya.
Kemudian, semakin luas tempat fitness, maka akan semakin banyak konsumen yang bisa ditampung. Tentu ini menjadi keunggulan tersendiri. Sebab setiap pelanggan tak perlu berdesak-desakan dan saling menunggu giliran.
Lalu, milikilah instruktur yang profesional. Pasalnya tak sedikit pelanggan yang tidak tahu cara memakai alat dan kegunaannya. Dengan adanya instruktur profesional, mereka bisa mengedukasi setiap pelanggan dengan baik dan benar.
Tak ada salahnya juga untuk memberlakukan sistem member. Namun, pastikan member punya keuntungan lebih. Misalnya dengan bebas akses selama satu bulan, bisa mengikuti kelas aerobik, zumba, atau yang lainnya. Beberapa poin plus yang menarik akan membuat orang tertarik untuk bergabung.
Kisah Sukses Pelaku Bisnis Fitness
Mela Gunawan, beberapa tahun yang lalu hanyalah seorang pencinta kebugaran. Dirinya saat itu mengabdikan diri sebagai marketing communication di sebuah tempat fitnes ternama. Setelah lama bekerja di tempat fitness, Mela jadi paham alur kerja dan seluk beluknya.
Di tempat kerjanya tersebut, ia melihat adanya kekosongan yang cukup besar. Fitness umumnya hanya menyasar segmentasi menengah ke atas, belum terlalu banyak yang menyasar segmentasi kelas bawah. Meski ia juga menyadari bahwa pengeluaran sebuah bisnis gym memang besar, terutama soal investasi alat, listrik, air, laundri dan lain-lain.
Kejeliannya dalam melihat ruang kosong di bisnis ini membuat ia di tahun 2012 memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya. Mela lalu menjadi konsultan operator fitness. Berselang empat tahun, tepatnya di tahun 2016, ia bertemu Jerry Mulyadi, seorang investor yang menyetujui ide untuk membuat fittnes bagi segmentasi kalangan bawah.
Tempat fitness yang ia namai dengan ReFIT rupanya sukses di pasaran. Menurut penelusuran Mediaini.com, hingga saat ini sudah ada 7 cabang yang tersebar di berbagai kota. Masing-masing cabang tersebut bisa meraup omzet bulanan hingga Rp80 juta. (Chelsea Venda)
Baca juga : 7 Gym Terbaik di Jakarta, Cek Budget Membernya
Discussion about this post