SEMARANG, MEDIAINI.COM — Sebanyak 176 siswa SD Negeri KembangArum 01, Kota Semarang, mengikuti pelatihan kreasi vandel yang digelar oleh Lembaga Keterampilan dan Pelatihan (LKP) UMKM JOHAR SELATAN. Kegiatan ini menjadi bagian dari program pendidikan non-formal yang bertujuan menumbuhkan kreativitas serta semangat kewirausahaan sejak usia dini.
Dalam pelatihan tersebut, para siswa diajarkan membuat kreasi dari kain flanel dengan cara menempel kain flanel yg sudah di desain di atas Tote bag. Menariknya, motif yang digunakan mengangkat ikon-ikon khas Kota Semarang seperti Warak Ngendog dan simbol-simbol kearifan lokal lainnya. “Kegiatan ini mengajarkan anak-anak untuk mengenal budaya daerahnya sendiri melalui karya kreatif,” ujar Aik Solikati, Ketua LKP UMKM Johar Selatan.
Menurut Aik, pelatihan kreasi flanel dipilih langsung oleh pihak sekolah dari 15 jenis pelatihan yang ditawarkan lembaga tersebut. “Kami memberikan pilihan kepada sekolah, kemudian mereka menentukan pelatihan yang dianggap cocok. SD KembangArum 01 memilih kreasi kain flanel karena dinilai aman, mudah, dan menyenangkan untuk anak-anak usia dini,” jelasnya.
LKP UMKM Johar Selatan sendiri telah beroperasi selama dua setengah tahun. Lembaga ini berfokus pada pengembangan keterampilan masyarakat di bidang produksi, kuliner, craft,daur ulang limbah jelantah,rajut, ecoponding dan fashion, serta memberikan pelatihan-pelatihan kreatif yang mendukung pengembangan UMKM lokal.
“Tujuan utama kami adalah memberikan pendidikan non-formal untuk mengasah kreativitas dan membangun karakter anak-anak. Selain membatik dan mencanting, kami juga mengenalkan pasar tradisional agar anak-anak lebih menghargai budaya lokal,” tambah Aik.
Ia menjelaskan, kegiatan seperti ini juga menjadi upaya mendukung program pemerintah dalam menghidupkan kembali pasar tradisional yang kini mulai tergeser oleh sistem digital. “Kami ingin anak-anak belajar sambil mengenal nilai-nilai ekonomi lokal,” ujarnya.
LKP UMKM Johar Selatan tidak hanya berhenti di tahap pelatihan. Hasil karya anak-anak nantinya akan diarahkan agar memiliki nilai jual. “Kami mengajarkan sistem kewirausahaan, mulai dari cara produksi, pengemasan yang menarik, hingga pemasaran. Bahkan, bila memungkinkan, karya mereka bisa dipamerkan di berbagai kegiatan besar,” tutur Aik.
Pelatihan ini dibuka langsung oleh Kepala SD Negeri Kembang Arum 1, Bu Widya, yang menyambut positif kegiatan tersebut. Ia berharap program semacam ini dapat terus berlanjut untuk mendukung pendidikan karakter dan kreativitas siswa di luar jam pelajaran sekolah.
Aik pun berharap ke depan, LKP yang dipimpinnya dapat terus memberi manfaat bagi masyarakat Kota Semarang. “Kami ingin anak-anak punya warna baru dalam belajar — tidak hanya akademik, tetapi juga keterampilan hidup dan rasa cinta terhadap kebudayaan kotanya sendiri,” pungkasnya.