MEDIAINI.COM -Jika Anda pernah berpikir sudah terlambat untuk bisa mengubah hidup, coba pikirkan kembali. Dunia taekwondo dihebeohkan oleh kegigihan seorang nenek. Nenek ini, yang sudah berusia 77 tahun, adalah contoh utama untuk menguasai situasi yang Anda alami dan memanfaatkannya sebaik mungkin. Pilihannya ada dua, pasrah dengan situasi atau mencoba bangkit membuat hidup lebih berkualitas.
Wanita ini, Lynn Soh, mendapatkan sabuk hitam di taekwondo. Prestasi ini dicapai dalam waktu kurang dari 3 tahun. Akan tetapi, ia belum puas karena ia sekarang sedang berusaha untuk mendapatkan sabuk hitam tingkat dua.
Ketika Umur Hanyalah Sebuah Angka dalam Taekwondo
Hal yang membuat kita terinspirasi dari Soh ini adalah kegigihannya dan dorongannya. Pada umur 77 tahun, ia masih aktif untuk terus fokus dalam hal bela diri, namun pada akhir umur 60-an ketika melakukan kegiatan dirumahnya, ia dihadapkan dengan ketakutan terhadap kesehatannya. Pada suatu pagi, Soh tidak bisa bangun untuk berdiri ataupun berjalan, dan saat itulah ia memutuskan untuk mengambil alih nasibnya sendiri untuk bisa kembali sehat dan bugar.
Seperti yang dilaporkan oleh jurnalis The Strait Times ia mengaku bahwa dunianya terasa hampir runtuh, namun dia bertekad untuk tidak membebani keluarga putrinya dengan tidak menggunakan kursi roda maupun pengasuh.
Setelah didiagnosis linu pinggul yang membuat pergerakannya terhambat, ia harus menjalani fisioterapi selama dua tahun. Meskipun kondisinya berangsur membaik, ia masih merasa otot-ototnya terasa lemah.
Taekwondo: Permulaan Sesuatu yang Baru
Dia ketika itu sedang berbelanja di pusat perbelanjaan Bukit Timah dan pada saat itu juga dia menemukan Akademi Taekwondo ILDO. Saat mengamati para siswa akademi taekwondo sedang melakukan pemanasan, ia menemukan hal menarik, yaitu gerakan mereka yang mirip dengan apa yang ia pelajari ketika masih menjalani fisioterapi.
Minat dan keingintahuannya mulai muncul, ia melakukan beberapa riset online, seperti melihat website dan juga artikel terkait. Pada saat itu ia akhirnya mendaftar untuk kelas mereka. Guru Taekwondo di tempat latihannya cukup ramah dan sabar dengan memulai latihan secara perlahan disebabkan faktor usianya. Bahkan, ia hanya dapat bergabung dengan mereka setelah ahli bedah ortopedinya menyatakan bahwa ia layak untuk mengikuti kelas percobaan.
Sekali lagi, usianya tidak menahannya. Soh baru bisa melakukan gerakan jongkok selama empat bulan dalam pelatihannya, dan rasa sakit serta nyeri sebelumnya yang dia rasakan tidak lagi menjadi masalah. Ia bahkan bisa melakukan split 180 derajat di usianya yang sudah menginjak 77 tahun.
Meningkat melalui peringkat, ia telah mendapatkan medali emas dalam Kompetisi Taekwondo Nasional, dan tentu saja hal tersebut ia lakukan untuk mendapatkan sabuk hitam kedua yang sudah ia incar sejak lama.
Dia Juga Menjadi Seorang Panutan, Khususnya untuk Taekwondo
Prestasi yang ia dapatkan telah menarik perhatian banyak orang. Bahkan, orang-orang seusianya. Akademi taekwondo tersebut melihat adanya peningkatan warga senior seusia Lynn Soh yang ingin mendaftar untuk kelas tersebut. Sampai-sampai, pihak akademi taekwondo harus membuat kelas baru khusus untuk para lansia yang diberi nama Silver Class.
Mengetahui bahwa ia telah jauh dari kondisi kesehatan sebelumnya, ia hanya menyampaikan kepada warga seusianya bahwa meskipun tubuh menua, para lansia masih jauh dari akhir hidup. Oleh sebab itu, menjadi tua bukan berarti harus sakit dan mengalami rasa sakit. Diet yang tepat, olahraga, dan tidur yang cukup bisa mengembalikan keadaan menjadi lebih baik. (Hanif)
Sumber gambar: ilustrasi Pixabay