SEMARANG, MEDIAINI.COM — Sejumlah Pegiat Seni dan Budaya Kota Semarang bersama perwakilan Pedagang Pasar Bulu menggelar audiensi dengan anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah. Pertemuan ini digelar untuk menyampaikan persoalan semakin menurunnya minat masyarakat berkunjung ke pasar tradisional serta pentingnya strategi baru untuk menghidupkan kembali aktivitas ekonomi di dalamnya.
Dalam audiensi tersebut, para pegiat dan pedagang memaparkan kegelisahan mereka terkait perubahan pola belanja masyarakat. Maraknya platform belanja daring dinilai telah menggeser kebiasaan berbelanja langsung, sehingga interaksi sosial yang menjadi ciri khas pasar tradisional semakin memudar. Kondisi ini membuat banyak pasar kehilangan daya tarik dan mengalami penurunan jumlah pengunjung.
Meski beberapa pasar telah direnovasi dengan konsep modern serta dilengkapi fasilitas seperti pusat perbelanjaan, langkah itu dinilai belum cukup untuk memulihkan keramaian. Bahkan, sejumlah pasar mengalami stagnasi karena kurangnya aktivitas ekonomi yang stabil.
Menjawab situasi tersebut, para pedagang Pasar Bulu mengakui perlunya strategi kreatif dan kolaboratif. Mereka menilai kerja sama dengan komunitas seni dan budaya dapat menjadi terobosan baru. Sentuhan pertunjukan seni, kegiatan budaya, hingga penguatan identitas lokal dinilai mampu menghadirkan suasana baru yang lebih menarik bagi masyarakat, terutama generasi muda.
Dukungan datang dari Zainudin, anggota Komisi E DPRD Jawa Tengah, yang hadir mewakili pimpinan komisi. Ia menyatakan bahwa pihak legislatif menyambut baik upaya kolaborasi tersebut. Menurutnya, pendekatan kebudayaan merupakan langkah visioner yang dapat menjadi solusi jangka panjang bagi keberlangsungan pasar tradisional.
Para Pegiat Seni dan Budaya Kota Semarang juga mendorong Pemerintah Provinsi Jawa Tengah untuk memberikan dukungan berkelanjutan. Mereka berharap pasar tradisional dapat dikembangkan menjadi ruang budaya sekaligus destinasi wisata ekonomi, tempat masyarakat bisa menikmati produk lokal, kuliner khas, hingga pertunjukan seni.
Audiensi ini menjadi momentum penting untuk menegaskan kembali nilai pasar tradisional sebagai ruang ekonomi dan warisan budaya (heritage) yang patut dirawat. Para pedagang Pasar Bulu berharap kolaborasi antara pedagang, komunitas seni, dan pemerintah menjadi langkah awal dalam mengembalikan citra pasar sebagai ruang yang hidup, dinamis, dan merepresentasikan identitas Kota Semarang.























