MEDIAINI.COM – Penjualan kredit merupakan salah satu jenis dari penjualan yang pembayarannya dilakukan dengan cara dicicil dalam rentang waktu tertentu .Jumlah cicilan disesuaikan berapa lama kredit yang diambil. Biasanya, penjual akan menambahkan bunga untuk setiap cicilan. Tetapi ada juga yang tanpa bunga.
Penjualan kredit juga merupakan penjualan yang dilakukan secara non tunai. Keuntungan yang diharapkan dalam hal ini adalah lebih besar dari pada penjualan tunai. Fungsi dari sistem penjualan kredit adalah untuk menerima order dari pelanggan, mengedit order dari pelanggan, meminta otorisasi kredit, menentukan tanggal pengiriman barang. Fungsi ini bertanggung jawab untuk menyerahkan barang atas dasar surat order pengiriman yang diterima dari fungsi penjualan.
Sistem Penjualan Kredit
View this post on Instagram
Sistem penjualan kredit yaitu penjualan yang pembayaranya dilakukan setelah penyerahan barang dengan jangka waktu yang telah disepakati oleh kedua belah pihak. Dalam transaksi penjualan kredit, jika order dari pelanggan telah dipenuhi dengan pengiriman barang atau penyerahaan jasa, untuk jangka waktu tertentu perusahaan memiliki piutang kepada pelanggannya. Dalam kegiatan penjualan kredit juga memungkinkan perusahaan menambah volume penjualan. Yakni dengan cara memberi kesempatan kepada para pembeli membelanjakan penghasilan yang akan diterima mereka pada masa yang akan datang.
Faktor yang Perlu Diperhatikan dalam Penjualan Kredit
Seperti yang diketahui, penjualan kredit merupakan penjualan yang dilakukan secara non-tunai, dalam hal ini laba yang diharapkan adalah lebih besar daripada penjualan tunai, maka perlu memperhatikan beberapa faktor penjualan kredit. Berikut faktor-faktor yang perlu diperhatikan:
1. Standar Kredit
Standar kredit salah satu faktor yang memengaruhi permintaan, dengan menurunkan standar kredit dapat menstimulasi permintaan. Sehingga pada akhirnya akan mengarah pada penjualan dan laba yang lebih tinggi. Namun di sisi lain terdapat biaya untuk membuat piutang tambahan. Seperti juga risiko yang lebih besar untuk adanya kerugian akibat piutang tak tertagih.
2. Syarat Pembayaran
Syarat pembayaran kredit bisa bersifat ketat atau lunak. Namun jika perusahaan menetapkan syarat penjualan kredit sifatnya ketat berarti perusahaan lebih mengutamakan keamanan kredit dibandingkan, misalnya memberikan batas waktu pembayaran yang singkat dan memberikan beban bunga bila pengembaliannya terlambat. Jadi hal itu akan membuat investasi perusahaan dalam piutang dagang cenderung lebih sedikit. Hal sebaliknya akan terjadi bila syarat penjualan kredit bersifat lunak atau longgar.
3. Plafon Kredit
Faktor selanjutnya ada plafon kredit. Tentunya saat memberikan kredit kepada konsumen atau calon konsumen, perusahaan akan membuat sebuah batasan kredit yang berbeda-beda terhadap konsumen satu dengan konsumen lainnya. Hal ini dikarenakan tingkat kemampuan yang berbeda-beda. Plafon kredit adalah salah satu alat kontrol dalam pelaksanaan kebijakan kredit.
4. Volume Penjualan
Dalam melakukan penjualan secara kredit, perusahaan dapat menetapkan batas maksimal kredit yang akan diberikan kepada pelanggannya. Semakin tinggi batas yang ditetapkan untuk masing-masing pelanggan maka berarti makin besar pula dana yang diinvestasikan dalam piutang dan sebaliknya. Semakin selektif dalam menentukan langganan yang diberi kredit maka akan memperkecil jumlah investasi dalam piutang dan sebaliknya.
5. Kebijakan Pengumpulan Piutang
Terakhir adalah faktor kebijakan pengumpulan piutang. Perusahaan dapat menjalankan kebijaksanaan dalam pengumpulan piutang dalam dua cara yaitu secara aktif maupun pasif.
Kebijaksanaan pengumpulan piutang dilakukan oleh perusahaan secara aktif maka akan dikeluarkan uang yang lebih besar dalam membiayai aktivitas pengumpulan piutangnya dibandingkan dengan perusahaan lain yang menjalankan kebijaksanaan piutang secara pasif.
Pengumpulan piutang oleh perusahaan yang dilakukan secara aktif tentunya mempunyai investasi dalam piutang yang lebih kecil daripada perusahaan yang melakukan pengumpulan piutangnya secara pasif.
6. Kebiasaan Pembayaran Pelanggan
Sedangkan faktor kebiasaan pembayaran pelanggan mengacu pada ada sebagian langganan yang mempunyai kebiasaan untuk membayar dengan menggunakan kesempatan mendapatkan cash discount. Ada juga sebagian lagi tidak menggunakan kesempatan tersebut.
Kebiasaan para langganan membayar dalam periode cash discount atau sesudahnya akan mempunyai efek terhadap besarnya investasi dalam piutang. Apabila sebagian besar para langganan membayar selama discount period, maka dana yang tertanam dalam piutang akan lebih cepat cair dan akan memperkecil investasi dalam piutang. (Izra Seva)