MEDIAINI.COM – Engagement rate atau nilai keterikatan memegang kunci penting bagi kesuksesan digital marketing. Maka, banyak brand, yang sangat memerhatikan media sosialnya sebagai cara mengembangkan bisnis. Agar bisnis semakin progresif, engagement rate terus jadi fokus utama meningkatkan hubungan & kepercayaan audience melalui content marketing.
Dalam meningkatkan nilai keterikatan dalam media sosial, banyak akun bisnis yang mencoba memperhatikan interaksinya dengan audiens. Strategi yang dilakukan, misalnya membalas pesannya, memberikan feedback komentar postingannya bahkan rajin membalas Q n A yang dibuat. Hal ini sangat berpotensi untuk meningkatkan atau membangun kepercayaan dari audience, dan mempunyai kesan dekat dengan audiens, sebab akun bisnis selalu merespons dengan cepat pada setiap followersnya.
Namun, banyak pula pebisnis yang salah dalam membuat konten bisnisnya. Hal ini dikarenakan tidak memberikan perhatian yang cermat antara memproduksi konten dan target audiens bisnisnya. Jika Anda tidak menyesuaikannya, maka sangat berpotensi untuk mendapatkan engagement rate yang rendah. Sebab, pastinya setiap tipe audiens akan memiliki karakter kesukaan konten yang berbeda. Sehingga, nantinya engagement rate akan menunjukkan seberapa menarik postingan Anda di mata para pengikut.
Mengulas Engagement Rate yang Jadi Nilai Interaksi di Media Sosial
View this post on Instagram
Keterikatan yang terjadi dapat diketahui dengan perhitungan berdasarkan data interaksi yang sudah tersedia dalam masing-masing platform. Perlu diingat jika perhitungan tersebut nyatanya tidak sama pada setiap platform, Untuk situs web, perhitungan engagement rate adalah melalui lama rata-rata pengunjung berada di halaman, tampilan halaman rata-rata, bounce rate, jumlah share, dan juga berbagai bentuk konversi lainnya.
Pada media sosial Facebook, perhitungan engagement rate dilihat berdasarkan komentar, reaction, klik, dan share.Sedangkan pada media sosial Instagram, like dan comment lah menjadi pengaruh utama dalam memengaruhi engagement rate.Jika nilai keterlibatan di dalamnya ternyata kurang baik, maka tim pemasaran harus mengubah semua konten yang terkandung di dalamnya menjadi lebih baik.
Engagement rate menjadi kunci utama agar sebuah merek bisa “meledak” dan keberadaannya dapat berkembang dengan baik pada media sosial serta berfungsi untuk meningkatkan efektivitas kinerja tim pemasaran media sosial.
Mampu Melihat Penjelasan Mengenai Aktivitas Audiens
Pada umumnya, kebanyakan orang lebih memilih postingan yang tengah trending karena dipengaruhi oleh orang-orang sekitarnya. Hal tersebut terbukti dari keberadaan postingan dengan jumlah like besar maka dianggap lebih menarik di mata khalayak.Meskipun terdapat konten yang tidak terlalu banyak disukai, tetapi malah banyak dicari pada media sosial.
Untuk itu, engagement rate digunakan sebagai alat ukur agar mampu menyaring aktivitas para followers tersebut dengan mengungkap apa saja kebutuhan mereka dan berbagai hal yang sedang trending.
Untuk Memantau Kinerja Pesaing
Engagement rate sangat dimanfaatkan tim marketing. Misal, engagement rate competitor tinggi, maka tim marketing dapat menjadikan itu sebagai bahan pelajaran, mengamati cara kompetitor menyampaikan pesan dan melirik strategi yang mereka gunakan tiap harinya.
Sedangkan, jika engagement competitor turun, maka Anda juga bisa memberikan konten yang lebih menarik dari kompetitor bisnismu untuk mendapatkan perhatian & kepercayaan lebih dari target pemasaran. Dari sini, Anda akan lebih mudah untuk melakukan evaluasi & membuat strategi baru agar konten yang dibuat bisa menunjang pemasaran bisnismu.
Itulah hal-hal yang perlu Anda ketahui soal engagement rate. Elemen ini begitu penting untuk digunakan oleh setiap tim pemasaran agar strategi pemasaran mampu dilakukan dengan baik dan bisnis dapat terus berkembang lebih pesat dan selalu relevan dengan kebutuhan audiens. Anda bisa memanfaatkan bantuan dari jasa manejemen media sosial terpercaya, seperti Mediaini. (Arlina Laras)