MEDIAINI.COM – Siapa yang tidak kenal dengan Positioning, salah satu strategi dari 4P dalam membangun sebuah merek. Biasanya kita juga berbicara tentang Brand Positioning yang tak lain adalah letak sebuah brand atau merek diperbandingkan dengan pesaingnya di benak konsumen, prospek, dan stakeholder yang lain. Sebuah letak yang memiliki dimensi ruang.
Positioning dikembangkan berdasarkan satu atau beberapa variabel: kategori, citra, fitur produk yang unik, atau manfaat. Berikut penjelasan 4 cara membangun positioning merek.
1. Positioning Kategori
Sebuah tempat pesta khusus melayani pesta pengantin atau resto hanya menyajikan masakan Thai, bisa membangun positioningnya berdasarkan kategori tersebut. Tapi cara ini juga bisa dipakai untuk produk paritas, yang sulit menemukan (atau memang tidak memiliki) kekhususan asal klaimnya belum dipakai oleh pesaingnya.
Sebuah BPR yang tidak memiliki keunggulan spesifik bisa saja memuat positioning “Mengatasi Masalah Keuangan Dengan Cepat.” Padahal semua BPR (dibandinkan Bank Umum) punya karakteristik demikian. Tetap begitu satu saja BPR membuat postioning demikian, pantang bagi yang lain untuk melakukan hal yang sama.
2. Positioning Citra
Ini adalah cara membuat positioning yang bersifat asosiatif. Cowboy Malioboro dengan sukses mengaosiasikan merek dengan kebebasan: alam terbuka dan api unggun.
Positioning citra akan mengalami kegagalan bila imaje-nya tidak realistik, tidak dibangun dengan kreatif, atau tidak dikomunikasikan cukup lama sehingga belum berhasil membangun asosiasi antara merk dengan citra yang dikehendaki.
3. Positioning Fitur Produk yang Unik
Cara ini adalah memakai unsur yang unik yang dimiliki produk atau perusahaan. Fitur produk adalah atribut yang nyata (tangible) maupun yang tidak nyata (intangible).
Penerbangan murah, misalnya, adalah atribut yang tidak nyata. Tetapi, penerbangan yang sederhana dan efisien, adalah atribut yang nyata.
4. Positioning Manfaat
Tipe positioning ini didasarkan pada manfaat, keunggulan yang dimiliki produk dalam memuaskan kebutuhan, keinginan, dan selera konsumen. Manfaat umumnya berdasarkan pengalaman, bersifat fungsional, atau simbolik. (Dody Pradana)
Discussion about this post