SEMARANG, MEDIAINI.COM – Ji Kau Meh atau perayaan menjelang dua hari sebelum Tahun Baru Imlek di gelar di Pasar Gang Baru, Jumat Malam (20/1).
Sebagai pengagas Kominitas Pecinan (Kopi) bekerja sama dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang Ji Kau Meh ini di nikmati oleh jajaran Forkopinda serta OPD Kota Semarang dengan Tuk Panjang dilanjutkan makan bersama yang merupakan ciri khas Semarang.
Menu Tuk Panjang yakni Nasi Ulam yang terdiri dari nasi gurih bunga talang berearna biru serta berbagai macam lauk yang mengelilingi disediakan dalam tampah.
Untuk memakannya pun harus dicampur atau diurap terlebih dahulu dan dimakan bersama-sama
Ketua Kopi Semawis, Harjanto Halim, menjelaskan rasa syukurnya karena tuk panjang berlangsung dengan lancar. Dirinya juga berterimakasih kepada seluruh Forkopinda serta OPD Kota Semarang yang telah hadir.
“Kegiatan Pasar Imlek ini merupakan kreatifitas serta usulan dari warga setempat yang mayoritas tiong hoa”, kata Halim.
Sebelumnya ada tebu ditata, terong susu yang dipajang di Pecinan. “Dan sekarang perayaan Tuk Panjang,” katanya.
Tuk Panjang kali ini terlihat sederhana, namun dirinya sangat bangga karena Tuk Panjang ini merayakan substansi filosofi Imlek di Kota Semarang. “Filosofi Tuk Panjang memiliki makna terdalam, yakni makan bersama keluarga besar. Keluarga besar kita ini adalah warga Kota Semarang,” katanya.
Ia berharap Pasar Semawis ini menjadi titik awal dari Pasar Gang Baru semakin bersih, rapi, ramai, dan dagangannya semakin ramai. “Kalau jadi kampung tematik akan semakin maju, dan semuanya senang,” katanya.
Diakuinya, Kopi Semawis berusaha merevitalisasi salah satu aset pusaka di Kota Semarang, yakni Pecinan. Di Pecinan bukan hanya gedungnya saja, klentengnya saja. Namun kegiatan masyarakat untuk pemulihan ekonomi. “Pasar Gang Baru usianya ini ratusan tahun, kegiatan perekonomian juga heritage dan jangan sampai Pasar Gang Baru punah karena kumuh. Maka, kita hidupkan Pasar Gang Baru dengan kebersihan menjadi pusat perbelanjaan dan wisata,” jelasnya.
Plt Walikota Semarang, Havearita Gunaryanti Rahayu bersama OPD Kota Semarang bersama-sama berjalan mengelilingi Pasar Gang Baru dengan membawa Tebu, Terong Susu dan berbelanja untuk diberikan masyarakat yang kurang mampu.
Kemudian dilanjutkan Tuk Panjang yang merupakan ciri khas Kota Semarang. “Perayaan bisa memberikan warna di Kota Semarang serta menjadi harmonisasi masyarakat antar etnis dan agama,” tuturnya.
Mbak Ita sapaan akrabnya, berharap masyarakat saling menghormati. Selain itu, dengan Pasar Semawis dapat memulihkan perekonomian.
“Dalam perayaan Imlek ini juga merupakan akulturasi budaya. Karena Kota Semarang ada Kawasan Semarang Lama seperti Pecinan, Melayu dan Kota Lama. Ini adalah bagian dari sejarah yang harus dilestarikan,” tutup Ita