SEMARANG, MEDIAINI.COM – Salah satu fashion designer asal Semarang, Widya Andhika unjuk gigi dalam pagelaran Soerabaia Fashion Tren 2022 di Oval Atrium Ciputra World Surabaya, Sabtu (12/11). Desainer Indonesia Fashion Chamber Semarang Chapter ini membawakan tematis fashion yang konsisten yaitu tetap membawa kultur dalam era modern. Terinspirasi dari figur imajinasinya “Arkadewi”, sosok perempuan urban, cantik, cerdas, mandiri dan berdaya ini divisualkan dengan desain busana yang visioner.
Perempuan kelahiran 18 Januari 1988 ini menjelaskan pada Mediaini jika Arkadewi diterjemahkannya ke dunia nyata melalui desain busana bergaya romantic feminine dengan sentuhan classic elegant.
“Kali ini saya memvisualisasikan dengan upcycling denim jacket, kebaya, rok mini, recycle boyfriend ripped pants, sleek tube dress with slit skirt, dropped shoulder blazer dan dress unik cheerfull, ini memberikan napas baru apalagi ada tambahan detail patchwork,”jelasnya.
Sisipkan Pesan untuk Perempuan Indonesia
Dalam rancangannya kali ini, Widya panggilan akrab desainer muda ini menampilkan keanggunan “Arkadewi” dengan dua sisi yang komplet. Sisi cantik dan feminine hadir dengan bentuk detail busana berupa patchwork, anyaman dan timeless design. Sementara sisi maskulin dihadirkan melalui look busana yang nyaman, enak dipakai dan praktis.
Pemilihan cutting sleek and clean dengan aksen benang merah pada kain denim memberikan kesan berani dan tegas. Keunikan dari busana karya Widya adalah menginterpretasikan bentuk busana lama menjadi tampilan baru. Kebaya dengan detail kutubaru yang terbuat dari anyaman kain perca, dipadukan dengan recycle boyfriend ripped pants.
Selain itu, Widya ingin memberikan pesan kepada kaum perempuan untuk selalu tampil percaya diri dan berkarakter sehingga layak menjadi role model dalam berbusana. Tak ketinggalan koleksi ini juga menjadi motivasi untuk bisa eksplor gaya dengan kebaya dan batik. Hasilnya perempuan dapat terlihat tampil lebih baru, tidak membosankan dan membuat mudah untuk padu padan dengan denim.
Ibu dari Hiranya ini juga peduli pada isu lingkungan hidup terutama persoalan limbah industri busana. Alhasil, hasil rancangannya ini juga mengakomodir napas sustainable fashion. Pilihan utama berupa denim dan soft denim, di mana beberapa item merupakan hasil dari upcycle yang ditemukan saat thrifting. Ada juga kain – kain koleksi arcived yang lama tersimpan hidup kembali dalam koleksi ini. Koleksi batik tulis berupa perca yang sudah disimpan selama bertahun tahun,juga turut memperkaya material pembuat busana ‘’Arkadevi’’.
Ditambahkan oleh Widya jika rangkaian busana ‘’Arkadewi’’ berdasar Fashion Trend Forecasting 2023/2024 yang mengangkat tema besar Co-Exist, masuk ke dalam subtema ‘’Survivors’’.
“Penekanan utamanya pada poin optimistic, chic thrift, retro dan logic. The Survivors hadir sebagai respon dari situasi yang diakibatkan pandemi Covid 19 yang membawa banyak perubahan sehingga manusia berupaya keras untuk terus bertahan. Namun, di tengah keterbatasan dan kekurangan, mereka tetap optimis,”bebernya.
Semangat optimisme Survivors inilah yang diambil Widya dengan melahirkan kreativitas dalam rancangan busana agar roda kehidupan tetap berputar. Berhemat menjadi pola pikir baru. Membuat rancangan yang timeless adalah goal dari koleksi ini, Selain itu medayagunakan simpanan barang-barang lama digunakan kembali bahkan direka-reka menjadi bentuk dan tampilan baru juga di usung berdampingan. Reuse, renewal dan upsycle. (Red)