JAKARTA, MEDIAINI.COM – Artis Marshanda sempat dilaporkan hilang di Los Angeles, Amerika Serikat, oleh sahabatnya sendiri. Namun di hari yang sama, adik Marshanda, Alyssa membuat pernyataan yang mengklarifikasi informasi yang telanjur viral itu.
Klarifikasi Keluarga Marshanda
“Terkait dengan adanya pemberitaan soal hilangnya Anak/Kakak/Keluarga kami, Marshanda, di Amerika Serikat yang beredar di media massa pada hari ini, Senin 27 Juni 2022. Kami selaku keluarga ingin mengklarifikasi dan menginformasikan bahwa saat ini Marshanda baik-baik saja dan tidak menghilang,” tulis Alyssa melalui akun Instagramnya @dollyssa, Senin malam (27/6/2022).
Namun terlepas dari kesalahpamanan informasi Marshanda hilang tersebut, sang artis memang diketahui mengalami gangguan kesehatan mental. Sebagaimana dikutip dari alodokter pada Selasa (28/6/2022), penyebab seseorang mengalami gangguan mental ada kaitannya dengan faktor genetik, hormon, dan zat kimia di otak.
Bagi penderita gangguan mental, sangat disarankan untuk melakukan konsultasi. Tak hanya layanan berbayar, beberapa organisasi nirlaba pun turut memberikan layanan gratis bagi mereka yang membutuhkan konsultasi.
Berikut ini rekomendasi layanan konsultasi kesehatan mental yang dirangkum Mediaini.com dari berbagai sumber:
Yayasan Secercah Harapan Tulus (SEHAT)
View this post on Instagram
Sebagai orang yang pernah mengalami gangguan mental, selebgram Rachel Vennya tergerak untuk membantu mereka yang mengalami hal serupa dengan membangun sebuah organisasi kemanusiaan nirlaba.
Melalui yayasan Secercah Harapan Tulus (SEHAT), ia berinisiatif untuk memberikan rumah singgah dan layanan konsultasi bagi para penderita gangguan mental. Dilihat dari akun Instagram @secercah__harapan pada Selasa (28/6/2022), yayasan milik Rachel Vennya ini rutin menggelar kegiatan untuk mengatasi masalah kejiwaan atau mental.
Misalnya pada April lalu, teman-teman sehat (panggilan untuk peserta yayasan) mengikuti kegiatan membuat hena yang bertujuan agar para penderita gangguan mental bisa mengekspresikan diri mereka sendiri.
“Kami yayasan #SEHAT rutin mengadakan beragam kegiatan seperti mengasah kreativitas, pengobatan dan hypnotherapy,” tulis admin yayasan tersebut.
“Dengan kegiatan ini kami yayasan #SEHAT berharap bisa trus menyemangati mereka untuk memiliki pikiran-pikiran untuk tidak mudah menyerah dan tetap semangat untuk menjadi individu yang lebih baik. Kami yayasan #SEHAT akan terus berjuang dan tidak akan berhenti untuk membantu kesembuhan seluruh teman-teman singgah,” imbuhnya.
DMC Movement
Menyoroti banyak permasalahan kesehatan mental yang ada di Indonesia, Karin Novilda alias Awkarin membuat platform digital tentang kesehatan mental. Ia pun telah mengumumkan niatnya itu di media sosialnya dengan membangun Digital Mental Coach (DMC) Movement.
Untuk menghidupkan platform ini, oa menggandeng Jerren Lim yang merupakan seorang advokat kesehatan mental. Mereka berdiskusi dan sepakat untuk meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia tentang kesehatan mental.
“Jadi, saya mendapatkan sebuah kesempatan untuk bertemu dengan @jerrenlim sekitar sebulan yang lalu. Dia adalah seorang advokat kesehatan mental yang tinggal di Amerika Serikat yang lulus dari @ucdavis dengan dua mayor, yakni biokimia dan biologi molekuler, dan dua minor, yakni neurosains dan ilmu fisiologi manusia,” ujar Awkarin dalam unggahannya di Instagram, beberapa waktu lalu.
“Selama perbincangan kami, kami menemukan bahwa kami memiliki minat yang sangat mirip, yaitu minat untuk mengangkat isu kesadaran kesehatan mental di Indonesia. Kami merasa bahwa banyak orang di Indonesia yang masih memandang sebelah mata isu kesehatan mental,” lanjut Awkarin.
Sebagai informasi, Jerren Lim adalah advokat kesehatan mental kelahiran 1996. Jerren lulus dengan jurusan biokimia dan biologi molekuler, tetapi juga memiliki gelar sarjana psikologi dari the University of California, Amerika Serikat. Karena label Jerren Lim yang mengerti persoalan kesehatan mental, Awkarin pun percaya dan mau bekerjasama.
Kementerian Kesehatan
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyediakan fasilitas layanan kesehatan jiwa melalui pusat panggilan atau Call Center 119 bagi masyarakat yang ingin berkonsultasi.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza Kementerian Kesehatan, Fidiansjah mengatakan layanan konsultasi kesehatan jiwa bisa diakses di hotline 119 extension 9 sementara hotiline 119 extension 8 digunakan untuk layanan terkait Covid-19.
“Sekarang 119 extension 8 bisa untuk akses kanal masalah kesehatan jiwa, semoga bisa membuat masyarakat terbebas dari masalah kesehatan jiwa yang bisa muncul,” kata Fidiansjah, dilansir dari situs covid19.co.id.
Selain itu, Kemenkes juga menyediakan Call Center 24 jam Halo Kemenkes 1500-567. Anda bisa mengirim pesan singkat ke 081281562620, faksimili (021) 5223002, 52921669, dan alamat surat elektronik (surel) kontak@kemkes.go.id.
1. Sehatpedia
Layanan konsultasi kesehatan jiwa juga bisa diakses secara gratis dengan mengunduh aplikasi Sehatpedia yang disediakan oleh Kementerian Kesehatan dengan berbasis layanan telemedicine.
Aplikasi Sehatpedia bisa diunduh di https://play.google.com/store/apps/details?id=com.tldigital.sahabatku.
2. PDSKJI
Selain dari pemerintah, layanan konsultasi kesehatan jiwa juga disediakan oleh Perhimpunan Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa Indonesia (PDSKJI) di laman resminya yaitu www.pdskji.org. Melalui laman organisasi profesi tersebut disediakan pemeriksaan secara mandiri untuk mengetahui kondisi kesehatan jiwa seseorang.
Layanan swaperiksa itu terbagi dalam tiga kategori, yaitu pemeriksaan kecemasan, trauma psikologis, ataupun depresi. Dalam pemeriksaan secara mandiri tersebut pengguna hanya perlu memasukan informasi mengenai usia dan wilayah tempat tinggal dan kemudian menjawab beberapa pertanyaan untuk mengetahui kondisi kesehatan jiwa yang bersangkutan.
Swaperiksa hanya memerlukan waktu sekitar satu hingga dua menit dan pengguna langsung bisa mendapatkan hasilnya. Apakah dalam kondisi baik-baik saja, cemas atau depresi. Jika hasil yang didapatkan adalah gangguan kecemasan, depresi, atau mengalami trauma psikologis maka disarankan untuk menghubungi psikiater atau psikolog untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut. (Tivan)