JAKARTA, MEDIAINI.COM – Harga tiket pesawat mahal menjadi salah satu hal yang diperhatikan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahudin Uno. Di saat pelaku pariwisata lokal mulai merangkak bangkit setelah dua tahun dicengkeram pandemi Covid-19, mereka kini justru dihantam oleh isu harga tiket pesawat yang mahal.
Isu kenaikan harga tiket pesawat tentu sangat mempengaruhi arus kunjungan wisatawan domestik maupun mancanegara, yang kemudian berdampak pada pemasukan daerah dari sektor pariwisata.
Menanggapi isu tersebut, Sandiaga Uno mengatakan secara gamblang bahwa pihaknya terus berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan, maskapai penerbangan, dan pelaku pariwisata guna menyiasati kenaikkan tiket pesawat.
“Kenaikkan tarif tiket pesawat menjadi hal yang sangat krusial. Ini terjadi di hampir seluruh dunia. Dan kami terus akan terus berkoordinasi dengan kementerian dan lembaga terkait untuk menyiasati fenomena ini,” papar Sandiaga Uno dalam sebuah acara virtual yang berlangsung pada Senin (20/6/2022).
Lebih lanjut, Menparekraf Sandiaga Uno mengurai alasan harga tiket pesawat naik yang ternyata tidak terlepas dari fenomena revenge travel yang melanda para wisatawan mancanegara. Untuk diketahui, revenge travel sendiri merupakan kondisi tingginya antusiasme wisatawan untuk berlibur setelah kurang lebih 2 tahun lamanya tertahan akibat pandemi Covid-19.
Selain itu, terdapat pula sejumlah faktor yang turut membawa andil bagi kenaikkan harga tiket pesawat. Beberapa faktor tersebut antara lain berasal dari tingginya harga avtur, serta proses revitalisasi yang tengah dilakukan sejumlah maskapai penerbangan lokal agar bisa memberikan layanan yang lebih prima.
Mencoba mencari solusi, menteri yang kerap melempar pantun dalam beberapa kunjungan kerjanya ini mengaku tengah merancang sebuah kebijakan khusus dengan menjalankan subsidi silang dalam bentuk paket wisata.
“Industri penerbangan itu juga kasihan kalau harus ditekan lagi setelah dua tahun tidak bisa berkutik. Jadi yang bisa kita siasati sekarang adalah memberikan subsidi berupa paket wisata lengkap mulai dari penerbangan, hotel, dan aktivitas di lokasi berupa event-event menarik. Harganya akan disesuaikan untuk mengakali tiket pesawat yang mahal,” beber mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta tersebut.
Sandiaga Uno Minta Tambah Kapasitas Penumpang
Kemudian, ia juga akan berkolaborasi dengan Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi untuk meminta maskapai penerbangan untuk menambah kapasitas penumpang.
“Tiket pesawat yang mahal menjadi hal yang sangat krusial. Jumlah seat capacity (kapasitas kursi) pesawat harus ditambah untuk memastikan harga tiket tetap terjangkau,” imbuhnya.
Dalam diskusi itu, pemerintah fokus memberikan solusi menambah penerbangan maskapai dalam negeri maupun asing untuk memastikan harga tiket lebih terjangkau sehingga dapat menarik wisatawan mancanegara (wisman) datang ke Indonesia. Karena itu, Sandiaga mengharapkan kesediaan para pengelola maskapai internasional maupun domestik menambah jumlah pesawat.
“Jumlah pesawat yang masih memerlukan perawatan masih tinggi. Butuh kerja sama agar pesawat ini beroperasi,” tambahnya.
Khusus maskapai nasional, setelah melalui proses restrukturisasi, Garuda Indonesia diharapkan pula menambah jumlah pesawat sehingga dapat mempengaruhi biaya tiket pesawat menjadi lebih murah.
“Dengan harga avtur yang tinggi dan frekuensi penerbangan yang belum sepenuhnya normal, bisa kita sikapi dengan air traffic agreement yang terus diinovasikan, diadaptasikan dan dikolaborasikan,” ungkap Menparekraf.
Ia mengaku telah menugaskan Deputi Bidang Kebijakan Strategis Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Nia Niscaya, untuk menambah perjanjian kerja sama agar bisa meningkatkan jumlah penerbangan menuju destinasi wisata di Indonesia terutama Bali. Adanya kenaikan tiket pesawat disebabkan fenomena revenge travel yang terjadi di seluruh dunia.
“Jika permintaan tinggi dan demand-nya meroket, tapi suplainya terbatas, maka harga tiket akan melambung tinggi,” pungkasnya. (Tivan)