JAKARTA, MEDIAINI.COM – Sayurbox sebagai startup agritech terpaksa menutup toko offline yang beroperasional di wilayah Kelapa Gading, Jakarta Timur bernama Toko Panen. Badai bubble burst yang melanda sejumlah perusahaan rintisan (startup) di dunia, termasuk Indonesia, terus memakan korban.
Melalui akun Instagram miliknya, Sayurbox akan menutup gerai offline Toko Panen pada 20 Juni 2022. Satu-satunya toko offline Sayurbox ini sendiri berlokasi di wilayah Kelapa Gading, Jakarta Timur.
BacaJuga
“Toko Panen Kelapa Gading undur diri per 20 Juni 2022. Terima kasih untuk Sobat Panen yang sudah selalu setia panen di Sayurbox,” tulis perusahaan pada akun Instagram @panen.official yang dikutip pada Jumat (17/6/2022).
Pada unggahan yang sama, perusahaan yang menjual aneka sayuran dan buah organik itu sekaligus meminta maaf kepada para pelanggannya apabila terjadi kesalahan selama toko offline terakhir Sayurbox itu beroperasi.
“Ini perpisahan, Sobat Panen. Kami mohon maaf ya, apabila ada kesalahan yang dilakukan selama beroperasi,” imbuhnya.
Alihkan Perluasan Distribusi Online
Secara terpisah, Vice President of People Culture & General Affair Sayurbox Lady Meiske mengiyakan kabar penutupan Toko Panen. Menurutnya, opsi ini harus diambil oleh perusahaan agar tetap bisa bertahan sekaligus beradaptasi dengan kondisi ekonomi saat ini.
Sebagai gantinya, Lady Maiske menuturkan bahwa perusahaan akan lebih fokus pada area bisnis yang lebih menguntungkan. Setelah menutup toko luringnya, Sayurbox berencana melakukan ekspansi secara daring ke daerah Jakarta dan Surabaya.
“Sewa Toko Panen tidak kami perpanjang namun kami akan memperluas beberapa lini bisnis kami, seperti perkebunan, lini food and beverages, dan ekspansi platform daring Sayurbox di Jakarta dan Surabaya, termasuk ranah B2C and B2B,” sebut Lady Meiske dalam keterangan resminya.
Maksimalkan Pendanaan Seri C
Meski saat ini perusahaan tengah kesulitan seperti startup lainnya, ia meyakini bahwa Sayurbox dapat terus bertumbuh dengan fundamental bisnis yang kuat, fokus ke bisnis yang berkelanjutan.
Apalagi, Sayurbox diketahui telah mendapatkan pendanaan seri C senilai 120 juta dolar AS atau lebih dari Rp 1,7 triliun yang mereka terima pada awal tahun ini. Sekadar informasi, pendanaan ini dipimpin oleh Northstar dan Alpha JWC Ventures, dengan partisipasi dari International Finance Corporation (IFC).
“Kami optimis Sayurbox berada di posisi yang kuat untuk terus berkembang secara berkelanjutan,” katanya.
Sebelumnya, Co-founder sekaligus CEO of Sayurbox Amanda Susanti mengatakan pendanaan seri C yang diterima akan digunakan digunakan untuk mempercepat penetrasi layanan Sayurbox di kota-kota baru seperti Bandung dan beberapa kota lainnya, serta memperluas rantai pasokan end-to-end Sayurbox secara nasional.
“Sayurbox didirikan dengan misi sosial untuk memberikan akses pasar kepada petani lokal melalui digitalisasi rantai pasok pertanian Indonesia. Sistem dan ekosistem yang kami kembangkan memungkinkan kami untuk memiliki visibilitas penuh dari seluruh rantai pasokan pertanian kami, memberikan pengalaman terbaik bagi pelanggan dalam hal pilihan produk, kesegaran, harga, dan pengiriman tepat waktu. Kami berterima kasih atas kepercayaan pelanggan selama ini dan bersemangat untuk bermitra dengan investor-investor unggulan di Indonesia seperti Northstar dan Alpha JWC Ventures untuk membawa Sayurbox ke tingkat selanjutnya,” kata Amanda Susanti dalam keterangan persnya yang dikutip pada Jumat (17/6/2022).
Sejak didirikan pada 2017, Sayurbox mencatat pertumbuhan layanannya menghubungkan petani secara langsung kepada konsumen menjual produk- produk hasil tani dan kebunnya.
Terhitung, ada lebih dari 5000 produk hasil pertanian, daging, ikan dan makanan dari lebih 10.000 petani di Indonesia telah tersedia untuk 1 juta pelanggan di wilayah Jawa dan Bali. (Tivan)
