JAKARTA, MEDIAINI.COM – Setelah sempat melandai, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat adanya peningkatan kasus Covid-19 yang datang dari dari subvarian baru Covid-19, yaitu Omicron BA.4 dan BA.5.
Sebagaimana dikutip dari laman resmi Kemenkes pada Jumat (17/6/2022), sudah ada empat kasus yang dikonfirmasi merupakan varian baru Covid-19 Omicron BA.4 dan BA.5. Laporan tersebut masuk ke Kemenkes pada tanggal 6 Juni 2022 lalu.
Sedangkan per 14 Juni 2022, Kemenkes mengonfirmasi bahwa jumlah pasien Covid-19 Omcron BA.4 dan BA.5 sudah menyentuh angka puluhan pasien.
“Sampai hari ini, ada 20 subvarian Omicron yang terdiri atas dua kasus BA.4 dan 18 kasus BA.5,” kata Juru Bicara Kemenkes, Mohammad Syahril.
Lantas, seperti apa gejala, penyebab, serta perbedaan kedua varian tersebut? Berikut uraiannya yang dirangkum dari berbagai sumber.
Gejala Omicron BA4 dan BA5
Dari laporan Kemenkes, sejumlah pasien Omicron BA.4 dan BA.5, di mengalami beberapa gejala, antara lain sebagai berikut:
- Batuk hingga 98 persen
- Hidung tersumbat hingga 59 persen
- Demam 38 persen
- Mual dan muntah hingga 22 persen
- Kelelahan atau fatigue hingg 65 persen
- Sesak nafas hingga 16 persen
- Anosmia hingga 8 persen
- Diare hingga 11 persen
Penyebab Omicron BA4 dan BA5
Meskipun memiliki tingkat keparahan yang lebih rendah, namun Omicron BA4 dan BA5 memiliki kemampuan untuk menghindar dari imunitas tubuh manusia yang sudah terbentuk lewat vaksinasi Covid-19. Untuk itu, masyarakat perlu melengkapi vaksin booster Covid-19.
Mengingat hingga sampai saat ini, baru ada lima dari 34 provinsi di Indonesia yang mencapai target vaksinasi booster sebesar 30 persen. Kelima provinsi tersebut di antaranya adalah Bali, DKI Jakarta, Kepulauan Riau, Yogyakarta, dan Jawa Barat.
Vaksinasi booster merupakan upaya bersama yang dapat dilakukan oleh seluruh masyarakat supaya imunitas tubuh tetap terjaga.
Perbedaan Omicron BA4 dan BA5
Dilansir dari laman covid19.go.id pada Jumat (17/6/2022), Indonesia sudah mendeteksi 4 kasus positif subvarian Omicron BA.4 dan BA.5, di mana tiga di antaranya tidak menunjukkan gejala, dan satu menunjukkan gejala ringan seperti sakit tenggorokan dan badan pegal.
Subvarian Omicron BA.4 diketahui sudah dilaporkan sebanyak 6.903 kasus di 58 negara. Adapun 5 negara dengan laporan kasus terbanyak di antaranya adalah Afrika Selatan, Amerika Serikat, Britania Raya, Denmark, dan Israel.
Sementara itu, untuk subvarian Omicron BA.5 sudah dilaporkan sebanyak 8.687 kasus di 63 negara. Lima negara dengan laporan kasus terbanyak yaitu Amerika Serikat, Portugal, Jerman, Inggris, dan Afrika Selatan. Walaupun demikian, hingga saat ini tidak ada indikasi kedua subvarian ini menyebabkan kesakitan lebih parah dibandingkan dengan varian omicron lain.
Memang tidak sepenuhnya jelas dari mana subvarian omicron BA.4 dan BA.5 berasal. Namun, subvarian ini telah terdeteksi pada tingkat rendah di beberapa negara di Afrika Selatan dan juga Eropa, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Pimpinan teknis WHO untuk Covid-19, Maria Van Kerkhove, mengatakan bahwa pada bulan Mei 2022 varian tersebut telah terlihat di Botswana, Afrika Selatan, Jerman, dan Denmark, di antara negara-negara lain.
Wisma Atlet Disiagakan
Sementara itu, Kepala Pusat Kesehatan (Kapuspek) TNI Mayjen TNI dr. Budiman menyebut, subvarian Omicron BA.4 dan BA.5, tidak berbahaya. Oleh karena itu, masyarakat tidak perlu panik dan takut secara berlebihan.
“Kalau kami membaca (varian) BA.4 dan BA.5 itu sendiri sebetulnya salah satu varian yang tidak signifikan. Maksudnya tidak menimbulkan gejala yang berat. Jadi, kita tidak perlu takut,” kata Budiman dalam keterangan resminya.
Meski tidak menimbulkan gejala yang berat, rumah sakit darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran, tetap memastikan ketersediaan sarana dan prasarana untuk menanggapi situasi peningkatan kasus.
Persiapan itu dilakukan sebagai bentuk kesiagaan RSDC Wisma Atlet Kemayoran dalam merespons peningkatan kasus yang mungkin terjadi ke depannya. Adapun sejumlah sarana dan prasarana yang dipastikan adlaah alat-alat kesehatan, obat-obatan, oksigen, alat perlindungan diri atau APD, serta ketersediaan tempat tidur sebanyak 3.801 unit. (Tivan)