JAKARTA, MEDIAINI.COM – Jelang masa akhir jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan meminta maaf karena pagelaran Formula E mengecewakan.
Tapi perlu digarisbawahi, kata ‘mengecewakan’ yang dimaksud Anies adalah bagi mereka yang pesimis dengan kepemimpinannya. Hal ini dinyatakan sendiri oleh Anies dalam Rakernas Jam’iyatul Washilah.
Video Anies Baswedan minta maaf gara-gara Formula E tersebut diunggah kembali oleh akun Twitter @Mdy_asmara1701. Mulanya Anies menyatakan bahwa Jakarta sepi selama pandemi.
“Alhamdulillah sekarang sudah mulai ramai lagi, dan kalau ramai begitu tentu kita senang,” ujar Anies.
Dia juga menjelaskan banyak hal yang pemerintah lakukan selama pandemi, sehingga kondisi kota sudah cukup berubah ketimbang dua tahun sebelumnya.
“Insya Allah kalau (pengunjung Jakarta) datang pangling dengan kota ini,” imbuhnya.
Pada kesempatan yang sama, Anies juga membahas penyelenggaraan Formula E yang berlangsung awal Juni lalu.
“Saya kemarin sampaikan sebagian yang lain karena Formula E mengecewakan… Mengecewakan pada orang-orang yang pesimis bisa terjadi,” tambahnya.
Kontan, ucapan Anies tersebut langsung mengundang tawa dan riuh hadirin di depannya. Anies juga sempat tersenyum saat mengucapkan kalimat satir tersebut.
“Yang pesimis itu kecewa sekali, tapi ya mengecewakan kita inginnya membahagiakan semua orang, tapi ada yang kecewa,” imbuhnya lagi.
Sontak, video Anies Baswedan melontarkan kalimat satir terhadap pihak yang meragukan penyelenggaraan Formula E itu langsung viral, bahkan menjadi trending topic Twitter hari ini, Selasa (14/6/2022).
Meski demikian, orang nomor satu di Jakarta itu tidak lantas besar kepala. Menurutnya, keberhasilan ajang balap mobil listrik itu merupakan hasil kolaborasi berbagai pihak.
“Alhamdulillah, Jakarta E-Prix 2022 telah tuntas. Gelaran internasional ini merupakan hasil dari kerja panjang, kerja kolosal dan kerja kolaborasi dari berbagai pihak,” tulis Anies dalam sebuah unggahan via Instagram.
Anies menyebutkan di balik kesuksesan Jakarta E-Prix ada ribuan tangan yang terlibat mewujudkannya yang bekerja dalam sunyi.
“Petugas konstruksi, petugas kesehatan, pengemudi transportasi, penyedia makanan, pengurus perizinan dan banyak lagi yang bekerja dalam sunyi,” katanya.
Petugas tersebut tidak hanya membangun sirkuit namun membangun kebanggaan kota dan negara. “Mereka tak hanya menggelar balapan, tapi menggelar rasa percaya diri bagi bangsa,” tambahnya.
Kriteria Pengganti Gubernur DKI Jakarta
Sekadar informasi, masa jabatan Anies sebagai Gubernur DKI Jakarta akan berakhir pada Oktober 2022. Oleh karena itu, Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian tengah mencari sosok yang tepat untuk dijadikan sebagai Penjabat (Pj) yang akan mengisi masa transisi hingga Pilkada berikutnya.
Namun karena jabatan ini merupakan kursi panas yang diinginkan oleh banyak pihak, Tito sangat selektif dalam memilih sosok yang akan memimpin sementara ibu kota. Ia pun membeberkan kriteria pengganti Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Tito mengungkapkan kriteria yang harus dimiliki oleh Penjabat (Pj) yang menggantikan Anies adalah dari pejabat eselon I.
“Dia harus seorang pejabat pimpinan tinggi madya, jadi dia eselon satu,” ujarnya beberapa waktu lalu.
Syarat lain yang dibeberkan Tito adalah tidak pernah memiliki permasalahan atau bersih dari segala tindak pidana. Selain itu, Tito juga menyebut bahwa pihaknya telah menerima berbagai masukan soal nama untuk menjadi Pj gubernur.
“Kita masih dalam tahap menerima masukan. Apakah yang bersangkutan ada masalah atau tidak, kita profiling, apakah potensi ada kasus atau tidak,” tuturnya.
Namun terlepas dari siapa yang akan menggantikan Anies Baswedan dalam memimpin DKI Jakarta nantinya, Tito mengatakan bahwa dirinya percaya kepada penjabat yang dilantik akan melaksanakan tugasnya dengan baik. (Tivan)