BacaJuga
Hal tersebut seiring dengan program One Village One Outlet (OVOO) dari Pertamina, dimana satu desa atau kecamatan tersedia Pertashop, sebagai upaya perluasan akses energi yang berkualitas, utamanya di kawasan pedesaan atau pelosok yang belum terjangkau Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU).
Area Manager Communication, Relations, & Corporate Social Responsibility (CSR) PT Pertamina Patra Niaga Regional Jawa Bagian Tengah, Brasto Galih Nugroho, menuturkan, perkembangan Pertashop yang cukup pesat seperti saat ini tercapai, berkat kerjasama dari berbagai pihak yang memberikan dukungan kepada Pertamina.
Seperti kemudahan perizinan yang didukung oleh pemerintah daerah setempat hingga permodalan yang dibantu perbankan melalui program Kredit Usaha Rakyat (KUR) atau program pinjaman sejenisnya
“Kami menyampaikan terima kasih dan apresiasi kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan terkait perluasan Pertashop. Kami berharap dukungan tersebut akan terus mengalir sehingga percepatan Pertashop akan semakin pesat lagi di tahun mendatang dan mampu mewujudkan pemerataan energi di Indonesia,” tuturnya.
Brasto menjelaskan, Pertashop telah menjadi salah satu model usaha baru yang memberikan multiplyer effect, khususnya bagi peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat desa.
“Dengan hadirnya Pertashop, tidak hanya masyarakat semakin dimudahkan dalam memperoleh BBM, tapi juga menjadi ladang usaha yang menguntungkan bagi pengusaha lokal serta membuka lapangan pekerjaan,” ujar Brasto.
Dia menerangkan, terdapat 3 kategori investasi Pertashop mulai dari terendah hingga tertinggi, yaitu Gold, Platinum, dan Diamond.
Beberapa syarat utama untuk pendirian usaha Pertashop, di antaranya tersedia lahan dengan ukuran minimal 210 meter persegi, lokasi strategis yang bisa dilalui mobil tangki BBM, dan tersedia jaringan listrik.
“Nilai investasi Pertashop dimulai dari kisaran angka Rp 250 juta, yaitu untuk kategori Gold (di luar tanah, biaya pondasi, dan infrastruktur pendukung). Dimana investor akan memperoleh paket instalasi Pertashop sesuai standar Pertamina dengan kapasitas penyaluran produk BBM sebesar 3 Kilo Liter (KL) untuk produk BBM nonsubsidi seperti Pertamax atau Dexlite,” jelasnya.
Brasto mengutarakan dengan harga jual yang setara dengan SPBU, investor akan mendapatkan keuntungan yang cukup menjanjikan yaitu senilai Rp 850 untuk setiap liter, di mana proyeksi keuntungan rata-rata minimal 400 liter setiap harinya.
“Kami juga membuka peluang bagi pengusaha Pertashop yang ingin menjalankan usaha sampingan di lokasi Pertashop seperti outlet pulsa, produk UMKM, dan hingga kedai tempat makan yang dapat disesuaikan dengan sendirinya maupun dengan kategori Platinum maupun Diamond,” tambahnya.