JAKARTA, MEDIAINI.COM – Berdasarkan data Institute for Essentials Services Reform (IESR) pada tahun 2020, emisi dari sektor transportasi berkontribusi menyumbang 27 persen dari total emisi atau sekitar 160 juta ton emisi di Indonesia.
Tak ingin angka tersebut terus meningkat, Gojek terus berkomitmen untuk meminimalkan dampak bisnis perusahaan terhadap emisi karbon yang dihasilkan dari mitra pengemudi mereka.
Teuku Parvinanda selaku VP Corporate Affairs Gojek mengatakan bahwa pihaknya akan terus mengupayakan untuk menghadirkan layanan yang ramah lingkungan, dimulai dengan pengadaan kendaraan listrik bagi mitra pengemudi.
“Mempercepat adopsi kendaraan listrik (Eletric Vehicle/EV) sekarang adalah untuk generasi berikutnya, karena emisi adalah salah satu masalah lingkungan terbesar di dunia. Dan mengingat sifat bisnis kami, terutama dalam layanan platform transportasi, kami memiliki tanggung jawab untuk mengelola, meminimalkan dampak bisnis kami, untuk anak-anak kami, untuk generasi berikutnya,” ujar Parvinanda dalam diskusi publik virtual yang diinsiasi Forum Wartawan Teknologi (Forwot) pada Rabu (25/5/2022).
Namun untuk saat ini, ketersediaan kendaraan listrik baru bisa diakses oleh mitra pengemudi di kawasan Jakarta Selatan.
“Mitra driver (Jakarta Selatan) bisa mendaftar untuk kendaraan listrik. Kami juga melakukan edukasi mitra driver ‘Teknik Eco Riding’ melalui modul pelatihan Tips Pintar yang terdapat di aplikasi driver,” ujarnya.
Kemudian, kata Parvinanda, Gojek juga menyediakan dan mengimbau mitra driver untuk menggunakan tas guna ulang. Sedangkan untuk layanan GoFood, pihaknya memberikan pilihan untuk tidak menyertakan alat makan sekali pakai dalam pemesanan makanan.
“Kami juga mendorong mitra usaha menggunakan kemasan alternatif yang lebih ramah lingkungan, serta mendaur ulang limbah produksi usaha jadi barang yang lebih bermanfaat. Lalu memanfaatkan fitur e-receipt dari Midtrans, Moka, GoStore, atau invoice digital dari Selly,” tambahnya.
Bahkan dalam jangka panjang, lanjut Parvinanda, Gojek akan mewajibkan para mitra pengemudinya untuk menggunakan kendaraan listrik pada tahun 2030 mendatang.
“Itu selaras dengan janji keberlanjutan kami untuk menghadirkan layanan nol emisi. Kami akan melistriki 100% armada kami pada tahun 2030,” imbuhnya.
Kolaborasi
Untuk mencapai tujuan tersebut, Gojek tidak bisa bertindak sendiri. Oleh karena itu, startup yang dirintis Nadiem Makarim itu akan berkolaborasi dengan mitra strategis.
“Sebagai permulaan, kami membentuk perusahaan patungan dengan TBS Energi Utama (TBS) bernama Electrum pada November 2021. Dengan memanfaatkan kehadiran kami yang mendalam di Indonesia dan kemampuan TBS di sektor energi, Electrum akan bertindak sebagai integrator dan pengembang keseluruhan ekosistem EV,” papar Parvinanda.
“Bicara kolaborasi, kerjasama terbaru antara Electrum, Pertamina, Gogoro dan Gesits diakui oleh Presiden Republik Indonesia, Jokowi, dimana dalam sambutannya, beliau mengatakan sangat mengapresiasi upaya perusahaan yang mengembangkan ekosistem EV, dari hulu hingga hilir,” lanjutnya.
Garis besarnya, kolaborasi tersebut berfokus pada sejumlah sektor, yakni membangun manufaktur motor listrik, teknologi pengemasan baterai, infrastruktur penukaran baterai, dan pembiayaan untuk memiliki kendaraan listrik.
Pertegas Visi dan Misi
Jika diamati, apa yang dilakukan Gojek, khususnya pada sektor pelayanan transportasi, solusi komprehensif dan inovasi Gojek tetap berdasarkan pada sebuah visi.
“Gojek ingin terus menjadi bagian dari integrasi dan pertumbuhan jumlah pengguna transportasi publik. Gojek fokus pada segmen perjalanan multimoda untuk membantu pengguna kami mencapai tujuannya setiap hari dengan cara apapun yang diinginkan,” terang Parvinanda.
Pada kesempatan yang sama, Parvinanda menegaskan bahwa Gojek akan terus berinovasi mengedepankan jaga kebersihan, kesehatan, dan keamanan (J3K) pengguna transportasi publik di tengah adaptasi kebiasaan baru di tengah pandemi Covid-19.
“Berdasarkan misi tersebut, Gojek memiliki komprehensif melalui teknologi, maupun non-teknologi untuk mengantisipasi adaptasi kebiasaan baru dan pasca pandemi,” pungkasnya. (Tivan)