JAKARTA, MEDIAINI.COM – Di sela-sela kesibukannya sebagai seorang aktor, Ryan Delon menyempatkan diri untuk meneruskan kesukaannya terhadap seni pahat tubuh alias tato.
Menurut aktor yang kerap membintangi sejumlah FTV ini, kali pertama dirinya ditato terjadi tujuh tahun lalu, dan itu pun di tempat yang tersembunyi.
“Pertama (ditato) tahun 2015, ada di belakang, bagian punggung. Karena di punggung, jadi tatonya besar,” ujar suami Sharena Gunawan tersebut saat dijumpai Mediaini.com di sebuah studio tato di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat, pada Selasa (24/5/2022).
Berdasarkan ingatannya, setidaknya Ryan Delon telah 7 kali merajah tubuhnya dengan tato. Menariknya, ia tidak memiliki patokan atau gaya tersendiri dari tato yang akan dibuat.
“Ada tujuh kali. Gak ada tema yang sama. Contoh kayak yang sekarang mau ditato, setiap tipe patch modelnya berisi kayak kumpulan gambar dari hal-hal yang gue suka, seperti tanaman, topi, dan macam-macam sih,” imbuh aktor kelahiran Bali tersebut.
Saat ditanya apakah memiliki rasa takut saat pertama kali ditato, ayah tiga anak ini menerangkan bahwa orang yang ditato telah memiliki kesiapan mental yang cukup.
“Jadi pas nentuin (akan ditato), gue udah tau konsekuensinya. Kayaknya, semua orang yang pertama di tato seperti itu. Alasan kenapa suka, untuk jelasnya gak tahu sih. Tapi kan di rumah, bapak juga kan tatoan, jadi pengin aja ngikutin,” tambahnya.
Ketika ditanya tato mana yang menjadi favoritnya, Ryan Delon tidak bisa memastikannya. Menurutnya, setiap ukiran tato pada tubuhnya memiliki cerita atau pesan tersendiri yang tentunya sangat berarti.
“Semuanya penting, soalnya setiap tato punya kisah masing-masing, dan itu penting banget buat gue,” imbuhnya.
Tato Simbol Anak Bandel?
Meski orang bertato kini lebih mudah dijumpai, Ryan menjelaskan bahwa masih ada stereotipe yang salah di sebagian masyarakat. Misalnya saja, orang bertato kerap di cap sebagai berandalan.
“Kalau tatoan itu bandel? Iya gue bandel. Tapi, belum tentu jahat,” urai aktor 39 tahun tersebut.
Menurutnya, baik atau tidaknya orang yang bertato kembali pada tujuan atau niat dari orang itu sendiri, yang nantinya mungkin akan menjadi penilaian masyarakat terhadap orang itu.
“Kalau ada yang bilang orang tatoan itu jahat, mungkin mereka terlahir di masa dahulu. Asumsi tersebut muncul karena orang-orang bertato di masa itu merupakan preman atau dekat dengan kriminal. Tapi kalau alasannya karena agama, itu lain cerita,” lanjutnya.
Oleh karena itu, ia menilai bahwa jika asumsi tersebut masih ada hingga sekarang, maka inilah saatnya bagi orang tua masa kini agar tidak mendoktrin anak-anaknya seperti itu.
“Itu kan kayak doktrin orang tua zaman dulu. Tapi kalau generasi Z dan setelahnya sih kayaknya udah mulai luntur. Kalaupun masih ada, itu tugas kita sebagai orang tua untuk menanamkan kepada anak-anak kita agar tidak menilai orang dari fisik atau luarnya saja,” beber aktor berlesung pipi tersebut.
Potensi Seniman Tato Indonesia
Satu fakta unik lainnya, seluruh tato yang dirajah pada tubuh Ryan Delon berasal dari seniman tato lokal. Menurutnya, potensi seniman tato Indonesia sangat besar dan tidak kalah dari luar negeri.
“(Pendapat tentang seniman lokal?) Top banget, keren. Gini, Indonesia itu punya pulau banyak banget. Dan setiap pulau punya budaya yang berbeda. Coba lihat itu (orang) Dayak tatonya, keren banget kan. Makanya, model tato yang mereka buat sangat beragam, seperti batik,” papar Ryan Delon.
Hanya saja, belum semua orang bisa menerima eksistensi para seniman tato karena masih ada masyarakat yang memandang sebelah mata terhadap profesi ini.
“Kurang apresiasi. Itu masalahnya, kenapa seniman tato belum bisa menjadi bisnis yang menjanjikan di Indonesia. Padahal kalau lihat potensi seniman tato di Indonesia itu luar biasa gede banget,” pungkasnya. (Tivan)