JAKARTA, MEDIAINI.COM – Tanpa disadari, beberapa produk berbasis teknologi menggantikan peran perangkat konvensional, misalnya saja mesin tik manual yang kini tergantikan laptop atau komputer.
Belakangan, produsen teknologi juga menggarap sektor wearable atau piranti yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya arloji cerdas, atau yang biasa dikenal dengan smartwatch.
Berdasarkan laporan Counterpoint Research terkait pasar smartwatch global pada kuartal IV-2021, pasar smartwatch global tumbuh 24 persen dari tahun ke tahun. Pertumbuhan ini berasal dari semua merek smartwatch dengan peningkatan utama berasal dari smartwatch murah di bawah 100 dolar AS atau Rp 1,4 jutaan.
Jam tangan pintar murah berkontribusi mendorong pengiriman 14 persen di pasar Amerika Utara dan 10 persen di China. Pertumbuhan terbesar tercatat terjadi di pasar India, dengan kenaikan penjualan mencapai 274 persen dari tahun ke tahun, sehingga mendorong pertumbuhan pasar smartwatch global 10 persen di tahun 2021.
Meski pasar jam tangan pintar terus hadir, keberadaan jam tangan konvensional tidak akan tergantikan. Setidaknya, itulah pendapat yang diungkapkan General Manager Seiko Indonesia, Kevin Lie. Ketika ditanyai nasib arloji di masa depan, ia mengatakan bahwa smartwatch tidak akan menggerus pasar jam tangan.
“Kehadiran smartwatch, itu juga sesuatu yang saya pikirkan. Untuk smartwatch, memang banyak fiturnya. Tapi bagi Seiko sendiri, konsumen jam tangan konvensional akan tetap ada karena memiliki ciri khas dan nilai histori tersendiri,” ujar Kevin di Jakarta, Rabu (18/5/2022).
Menurutnya, jam tangan klasik justru menjadi buruan para kolektor, bukan lagi konsumen awam. Apalagi, beberapa jam tangan memiliki usia yang panjang, sehingga nilai atau harga jualnya jauh lebih tinggi. Selain hobi, jam tangan juga bisa menjadi ladang investasi.
“Seiko sudah berdiri lebih dari 140 tahun, dan kita masih eksis. Itu berarti, pelanggan kita tetap ada meskipun zaman terus berkembang dan teknologi semakin maju. Industri jam tangan masih tetap akan ada, karena bagi kolektor, ya tetap memburu jam tangan,” sambung Kevin.
Seiko Lahirkan Kembali Produk Lawas
View this post on Instagram
Karena kolektor cenderung mencari jam tangan yang memiliki sejarah atau cerita tersendiri, kini Seiko ‘melahirkan’ kembali beberapa produk lawas mereka. Misalnya, perusahaan asal Jepang itu merilis Speedtimer yang masuk dalam koleksi Seiko Luxe.
Sekadar catatan, Speedtimer pertama kali dibuat pada tahun 1969. Kala itu, Seiko menyita perhatian dunia lantaran membuat arloji chronograph yang tidak bergantung pada baterai. Kini, Seiko menyulapnya dengan teknologi kekinian, meskipun desainnya masih terinspirasi dari model lawasnya.
“Bagi kalangan kolektor, barang yang memiliki histori punya nilai yang tinggi,” lanjutnya.
Meski bertampang klasik, bukan berarti brand ini membiarkan teknologi jam tangannya terbengkalai. Agar tidak kehilangan fungsinya, Seiko juga menambahkan beberapa fitur kekinian.
“Ada beberapa yang untuk sport. Targetnya untuk professional sports karena detailing-nya mengikuti tren. Ada yang bisa menyelam hingga 200 meter,” tutup Kevin. (Tivan)