JAKARTA, MEDIAINI.COM – PT Pintar Pemenang Asia resmi meluncurkan PINTAR, sebuah platform pengembangan diri yang merupakan wujud komitmen perusahaan untuk memberdayakan angkatan kerja Indonesia lewat akses belajar tanpa kenal usia.
Berubahnya dunia kerja seiring perkembangan teknologi menyebabkan adanya gap antara demand dan supply dalam pasar tenaga kerja. PINTAR hadir untuk menutup celah tersebut lewat tiga lini produk yang terintegrasi dalam satu platform yaitu Kursus, Kuliah, dan Korporasi.
CEO PINTAR Ray Pulungan menyatakan bahwa event rebranding ini mempertegas misi PINTAR untuk membuka akses kepada pendidikan berkualitas di era digital sebagai bagian dari proses pembangunan ekonomi yang inklusif, berdaya saing tinggi, dan berkelanjutan.
“Kami yakin bahwa pendidikan yang relevan terhadap kebutuhan industri tidak hanya berpotensi membuka peluang bagi pembelajar, tetapi juga bagi keluarganya, komunitasnya, serta organisasi di mana dia menyumbangkan waktu, pikiran, dan tenaganya,” ucap Ray Pulungan dalam konferensi pers virtual pada Selasa (17/5/2022).
Berbeda dengan platform pengembangan diri lainnya, pendidikan yang ditawarkan oleh PINTAR tidak cuma berupa pendidikan formal tetapi pendidikan yang dinamis dan peka terhadap perubahan zaman.
“Pendidikan ini sesuatu yang tidak mengenal ruang dan waktu. Ini yang kami perjuangkan di PINTAR. PINTAR hadir untuk memberikan kesempatan yang setara bagi setiap pembelajar di usia produktif. Kami di PINTAR ingin memberdayakan angkatan kerja lewat akses pendidikan tanpa kenal usia. PINTAR, learning for life,” sambung Head of Learning PINTAR Grace Gunawan di kesempatan yang sama.
Kesenjangan Keterampilan
Di sisi lain, acara soft launching PINTAR ini diikuti oleh diskusi online bertajuk “Empowering Indonesia’s Workforce through Upskilling” yang menghadirkan Chair of B20 Indonesia 2022 sekaligus Wakil Ketua Kadin Indonesia dan CEO Sintesa Group Shinta Kamdani sebagai keynote speaker.
Shinta mengatakan, permasalahan mismatch (ketidaksesuaian) antara supply dan demand tenaga kerja di Indonesia masih menjadi momok utama SDM lokal yang tertinggal ketimbang negara maju.
“Menurut penelitian LIPI, 4,6% tenaga kerja Indonesia undereducated, 27,9% tenaga kerja overeducated, dan 68,4% mengalami field of study mismatch. Berbagai mismatch ini menimbulkan konsekuensi berupa kesenjangan keterampilan, rendahnya kepuasan kerja, tingginya angka pengangguran, sampai kesenjangan gaji/upah,” tutur Shinta.
Menanggapi permasalahan tersebut, PINTAR hadir untuk memberi solusi terhadap masalah seperti yang diterangkan oleh Shinta ersebut, yaitu menjadi penjembatan skill gap di dunia kerja lewat kolaborasi dengan berbagai institusi.
Sementara itu, Incoming Dean for School of Professional Studies Shankar Prasad mengatakan bahwa sangat penting bagi institusi pendidikan tradisional seperti universitas untuk berkolaborasi dengan edutech seperti PINTAR.
“Sebab, mereka (PINTAR) mampu menciptakan konten-konten yang lebih relevan dengan kebutuhan dunia kerja. Selain itu, mereka juga mampu menjangkau lebih banyak pembelajar dibanding institusi pendidikan tradisional,” imbuhnya.
Sedangkan dalam kacamata Vice President Samator Group Imelda Harsono, saat ini adalah waktu yang sangat tepat untuk berinvestasi dalam keterampilan karyawan. Menurutnya, secara global teknologi sudah cukup maju, sehingga apa pun bisa dipelajari karena platform pembelajaran bisa diakses dengan mudah.
“Keberadaan platform-platform ini membuat para pekerja bisa terus mengembangkan diri dengan tidak terhambat oleh pendidikan formal,” tambah Imelda.
Pelengkap Program Kartu Prakerja
Tak hanya sekadar pembekalan teoritis, PINTAR juga membekali para penggunanya aneka modul untuk melengkapi program Kartu Prakerja yang digalang oleh pemerintah.
“Korporasi melihat pelatihan karyawan sebagai investasi. Ini adalah win win solution. Bagi tenaga kerja, mereka akan jadi lebih produktif. Bagi perusahaan, retention meningkat. Di Indonesia, pemerintah sudah fokus pada investasi sumber daya manusia, contohnya lewat Prakerja,” lanjut Chief Business Officer PINTAR Matthew Sinder.
Menurutnya, Indonesia sudah memiliki beberapa perusahaan yang cukup progresif seperti Samator yang lebih mementingkan skill daripada degree.
Sekadar informasi, PT Pintar Pemenang Asia (PINTAR) awalnya dikenal dengan PT Haruka Evolusi Digital Utama dan brand Pintaria. Sejak didirikan pada 2014, PINTAR telah bekerja sama dengan berbagai universitas dalam negeri, korporasi, serta lembaga negara. PINTAR juga menjadi mitra Prakerja sejak 2020.
Hingga saat ini, PINTAR telah digunakan oleh lebih dari satu juta pengguna untuk mengakses kursus singkat, pendidikan tinggi, dan program Prakerja. (Tivan)