JAKARTA, MEDIAINI.COM – Bank Indonesia (BI) mengumumkan penyesuaian jam operasionalnya selama libur hari raya Idul Fitri 1443 H atau Lebaran 2022.
Bank sentral mengatakan bahwa jadwal layanan Lebaran 2022 berpijak pada Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Agama, Menteri Ketenagakerjaan, dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 375 Tahun 2022, Nomor 1 Tahun 2022, Nomor 1 Tahun 2022 tentang Perubahan Atas Keputusan Bersama Menteri Agama, Menteri Ketenagakerjaan, dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Tahun 2021, Nomor 3 Tahun 2021, Nomor 4 Tahun 2021 tentang Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2022.
Ini berarti, Kegiatan Operasional Sistem BI Real Time Gross Settlement (BI-RTGS), BI Scripless Securities Settlement System (BI-SSSS), dan BI Electronic Trading Platform (BI-ETP) akan ditiadakan dalam satu pekan, terhitung mulai hari Jumat (29 April 2022) hingga Jumat (6 Mei 2022).
“Seluruh layanan penyelenggaraan Sistem BI-RTGS, BI-SSSS, dan BI-ETP ditiadakan (tidak beroperasi),” terang Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam siaran persnya yang dikutip pada Senin (25/4/2022).
Begitu pula dengan kegiatan operasional Sistem Kliring Nasional Bank Indonesia (SKNBI) yang akan dihentikan untuk sementara waktu selama satu pekan, yang dimulai sejak hari Jumat (29 April 2022) hingga Jumat (6 Mei 2022).
Namun untuk kegiatan operasional Bank Indonesia Fast Payment (BI-FAST) akan dilakukan seperti biasanya, yakni beroperasi setiap hari selama 1 x 24 jam. Hal ini dimungkinkan terjadi lantaran layanan BI-FAST dijalankan secara daring alias online.
Sementara itu, seluruh layanan kas BI ditiadakan per hari Jumat (29 April 2022) hingga Jumat (6 Mei 2022), serupa dengan transaksi operasi moneter rupiah dan valuta asing (valas) yang juga tidak beroperasi di periode yang sama.
Oleh karena itu, Erwin menggarisbawahi bahwa kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) tidak diterbitkan. Sebagai gantinya, kurs BI menggunakan referensi kurs hari kerja normal terakhir.
Di sisi lain, penyampaian kuotasi dalam kegiatan operasional Jakarta Interbank Offered Rate (JIBOR) dan Indonesia Overnight Index Average (IndoNIA) oleh bank kontributor bakal ditiadakan pada Jumat (29 April 2022) hingga Jumat (6 Mei 2022) atau selama satu pekan.
Terakhir, Erwin menegaskan bahwa kegiatan operasional BI akan kembali ke jadwal normal seluruhnya pada Senin, 9 Mei 2022 mendatang.
“Selanjutnya, pelaksanaan kegiatan operasional perbankan menjadi pertimbangan dan kewenangan masing-masing bank,” tutup Erwin.
Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah
Terlepas dari jadwal libur Lebaran Bank Indonesia tersebut, perkembangan stabilitas nilai rupiah dalam satu pekan terakhir berangsur membaik.
Untik nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada pagi hari Jumat (25 April 2022), rupiah dibuka pada level (bid) Rp 14.350 per dolar AS. Lalu yield SBN 10 tahun turun di level 6,94%.
Terkait aliran modal asing di sepanjang minggu ketiga April 2022, premi CDS Indonesia 5 tahun naik ke level 100,33 bps per 21 April 2022 dari 98,17 bps per 15 April 2022. Hal ini sejalan dengan risk off di pasar keuangan global.
Kemudian berdasarkan data transaksi 18-21 April 2022, nonresiden di pasar keuangan domestik beli neto Rp 0,45 triliun terdiri dari jual neto di pasar SBN sebesar Rp 2,71 triliun dan beli neto di pasar saham sebesar Rp 3,15 triliun.
Sedangkan jika ditarik berdasarkan data setelmen sampai dengan 21 April 2022 (ytd), nonresiden jual neto Rp 47,52 triliun di pasar SBN dan beli neto Rp 42,12 triliun di pasar saham.
Terakhir, BI juga menyampaikan bahwa inflasi berada pada level yang rendah dan terkendali. Berdasarkan Survei Pemantauan Harga pada minggu III April 2022, perkembangan harga pada Minggu III April 2022 tetap terkendali dan diperkirakan inflasi 0,74% (mtm). Dengan perkembangan tersebut, perkiraan inflasi April 2022 secara tahun kalender sebesar 1,95% (ytd), dan secara tahunan sebesar 3,26% (yoy).
Penyumbang utama inflasi April 2022 sampai dengan minggu III yaitu komoditas minyak goreng sebesar 0,26% (mtm), bensin sebesar 0,18% (mtm), daging ayam ras sebesar 0,08% (mtm), bahan bakar rumah tangga sebesar 0,04% (mtm), telur ayam ras, sabun detergen bubuk/cair dan jeruk masing-masing sebesar 0,02% (mtm), daging sapi, bawang putih, tempe, bayam, kangkung, nasi dengan lauk, ayam goreng, rokok kretek dan rokok kretek filter masing-masing sebesar 0,01% (mtm). Sementara itu, komoditas yang mengalami deflasi pada periode minggu ini yaitu tomat dan cabai rawit masing – masing sebesar -0,02% (mtm) dan -0,01% (mtm).
“Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk tetap mendorong pertumbuhan ekonomi di tengah tekanan eksternal yang meningkat, serta terus mengoptimalkan strategi bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi lebih lanjut,” tandas Kepala Grup Departemen Komunikasi Bank Indonesia Junanto Herdiawan. (Tivan)